Berita Pangkalpinang
Kisah Perjuangan Nina Sarjulianto Rintis Galeri Destiani, Bangga Cual Miliknya Dipakai Sandiaga Uno
Tak pernah terbesit di benaknya jika produknya, Galeri Destiani bakal dipilih oleh desainer ternama Ghea Panggabean untuk
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Iwan Satriawan
Namun, selama mengikuti suami melalang buana ke berbagai kota di Indonesia Nina Sarjulianto rupanya melirik aneka kain Nusantara khas kota-kota itu dan dia selalu mengoleksinya.
Dia jatuh cinta dengan wastra Nusantara, kain khas yang sarat makna.
"Pernah tinggal di Jayapura, Palembang, Solo, dari situ saya lihat kok kain-kain khasnya bagus-bagus, unik-unik saya akhirnya beli dan suka ngoleksi. Menurut saya semuanya punya nilai dan filosofi masing-masing," jelas Nina.
Hingga akhirnya, di tahun 2000 Nina Sarjulianto harus ikut suaminya lagi untuk bertugas di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
Ada cerita unik manakala ibu dua anak itu pertama kali menjajaki Kota Beribu Senyuman.
"Waktu itu tahun 2000an masih sepi, kondisi belum seperti sekarang, saya bilang ke suami, ini tempat apa mas kok sepi, agak setengah hati dulu, tapi suaminya saya bilang 'yaudahlah mau gimana lagi namanya juga dipindahkan dek,' yang mau tak mau saya akhirnya harus ikut menetap di sini," kenang Nina Sarjulianto.
Kendati demikian, perhatian Nina Sarjulianto terhadap wastra tak hilang.
Justru Nina Sarjulianto rupanya jatuh cinta dengan kain khas Bangka, cual, dan disinilah ketertarikannya terhadap wastra Nusantara semakin timbul.
"Waktu saya pindah ke sini saya menengok-nengok motifnya, saya malah jadi jatuh cinta dengan cual, dan berusaha buat mengoleksinya," kata Nina Sarjulianto.
Hingga kemudian Nina Sarjulianto mendapat dukungan dari sejumlah pejabat Bangka Belitung untuk mengembangkan potensi diri dengan mendirikan rumah galeri batik.
Masih membekas di benak Nina Sarjulianto saat Sekretaris Daerah Bangka Belitung yang bertugas di masa itu mempersuasinya untuk mengembangkan kain tenun.
"Waktu itu Sekda Shahrum ngomong 'Ayoklah Nina kan orang tuanya pembatik, coba bikin motif cual, banyak kantor pada pakai seragam batik sekolah bakal ada pakaian utk kearifan lokal, siapa tahu bisa terima orderan," kata Nina.
Dukungan lain juga berdatangan dari kepala pariwisata hingga gubernur yang membuat Nina Sarjulianto akhirnya mantap untuk merealisasikan mendirikan galeri tenun.
Langkah pertama yang dilakukannya adalah mempelajari seputar cual.
"Saya belajar dengan Budayawan Akhmad Elvian mengenai cual, dari mulai asal usul, sejarah dan maknanya," lanjut Nina Sarjulianto.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/2022116-nina-sarjulianto-perintis-galeri-destiani.jpg)