Berita Pangkalpinang
Kisah Perjuangan Nina Sarjulianto Rintis Galeri Destiani, Bangga Cual Miliknya Dipakai Sandiaga Uno
Tak pernah terbesit di benaknya jika produknya, Galeri Destiani bakal dipilih oleh desainer ternama Ghea Panggabean untuk
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Iwan Satriawan
Hingga akhirnya Nina Sarjulianto berani mendaftarkan tenun motif cual miliknya ke Kumham untuk mendapatkan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual).
Tak disangka hanya dalam waktu dua tahun HAKI keluar dan Nina Sarjulianto mantap menyeriusi Galeri Batiknya, di tahun 2013.
"Baru setelah itu saya mulai menyeriusiny. Saya juga berpikir untuk memasarkannya agar masyarkat di Bangka Belitung bisa ikut memakainya. Saya mencari penjahit yang memiliki keterampilan untuk menjahit dengan bagus, tenun yang dihasilkan berkualitas," tutur Nina Sarjulianto.
Komentar positif dari mulut ke mulut, dan promosi yang digencarkan membuat produk Galeri Destiani rupanya mendapat respon baik, dan mulai diminati.
Di sela-sela menerima pesanan, wanita lulusan Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret ini aktif mengadakan workshop dan mengikuti berbagai event lokal, nasional hingga internasional agar produknya semakin dikenal dan diminati. Galeri Destiani pun kini juga berkolaborasi dengan Bank Indonesia dalam sejumlah event.
"Pokoknya setiap ada event kita ikut terus, dari situ produk kita makin dikenal. Yang pesan bahkan tak cuma dari daerah, atau Kabupaten di Bangka Belitung tapi pejabat-pejabat pusat mesan batik di Galeri Destiani, " tandas Nina Sarjulianto.
Pencapaian-pencapaian Nina Sarjulianto merintis Galeri Destiani membawanya masuk dalam 5 besar yang menerima penghargaan Apresiasi Terhadap Keberhasilan Wanita Pengusaha dalam Mengelola dan Mengembangkan Usahanya dari Dewan Pengurus Pusat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (DPP IWAPI) di penghujung September 2022.
Keinginan Nina Sarjulianto begitu mulia untuk menjaga ekistensi batik agar terus lestari, terkhusus tenun cual.
Galeri Destiani kini sukses menjadi galeri tenun yang memiliki banyak manfaat terkhusus bagi masyarakat Bangka Belitung.
"Kehadiran Galeri Destiani bisa memberdayakan masyarakat lokal dimana pengrajin, penenun, dan karyawan kami semuanya berasa dari Bangka Belitung. Galeri Destiani juga bisa jadi centra oleh-oleh khas Bangka Belitung dan sarana edukasi pelajar atau mahasiswa seputar batik," kata Nina Sarjulianto.
Nina Sarjulianto merasa animo masyarakat Bangka Belitung terhadap batik kian positif dari tahun ke tahun.
"10 tahun terkahir animo sangat bagus apalagi udah semenjak UNESCO mengakui batik sebagai warisan dunia. Dulu kita sebagai masyarakat mungkin agak malas-malasan pakai memakainya gapi sekarang dimana-mana masyarakatnya udah pakai dresscode baik dari batik atau pun tenun dalam kegiatan apapun," kata Nina Sarjulianto.
Bagi Nina Sarjulianto kecintaan terhadap wastra Nusantara ditambah dengan kemauan dan aksi nyata telah menimbulkan passion tersendiri baginya, dari yang awalnya tak punya ketertarikan terhadap tenun.
"Dari kecintaan dari situ passion muncul," beber dia.
Lewat perjalanan kariernya Nina Sarjulianto menitip pesan kepada semua orang terkhusus kaum muda untuk mulai menggali potensi diri dan menekuninya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai.
"Tekuni dengan bagus apapun itu profesinya, tekuni yang sekiranya cocok di bidang atau passionnya masing-masing, jangan takut memulai dan jangan takut melangkah," pungkas Nina Sarjulianto.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/2022116-nina-sarjulianto-perintis-galeri-destiani.jpg)