Berita Bangka Barat
Sepanjang Tahun 2022 Kasus ISPA Terbanyak di Bangka Barat, Mulai September DBD dan Malaria
Penyakit ISPA mendominasi di wilayah Kabupaten Bangka Barat ditambah lagi kondisi cuaca dingin dan sudah memasuki musim penghujan
Penulis: Yuranda | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat mencatat sepanjang bulan Januari hingga September 2022, ada 6.360 kasus Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA yang terjadi di Kabupaten Bangka Barat.
Penyakit ISPA mendominasi di wilayah Kabupaten Bangka Barat ditambah lagi kondisi cuaca dingin dan sudah memasuki musim penghujan penyakit ini mudah muncul.
Selain ISPA, penyakit malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD) juga menjadi ancaman yang mengkhawatirkan masyarakat setempat.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Asrul Sani Sulaiman membenarkan sepanjang tahun 2022, penyakit ISPA paling banyak di Bangka Barat.
"Angka batuk pilek atau ISPA itu lebih mendominasi alias paling banyak, jumlah dari Januari hingga September 6.360 kasus. Ditambah lagi dalam kondisi cuaca yang dingin seperti ini," kata Asrul, di ruangan kerjanya, Kamis (10/11/2022).
Kata Asrul, untuk kondisi sekarang masyarakat banyak mengeluh hal tersebut.
Namun, dia menyebut sejak pandemi Covid-19 sudah mereda memang ISPA bukan penyakit yang berbahaya dan mematikan.
"Yang jelas dengan kondisi sekarang ini. Agar masyarakat dapat meningkatkan daya tahan tubuh seperti mengkonsumsi vitamin, berolahraga dan istirahat teratur," ujarnya.
Oleh karena itu, Asrul mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, tetap menggunakan masker walaupun Covid-19 sudah mereda.
"Paling tidak jika kita batuk dan pilek tidak menular ke orang lain. Pertama ISPA paling banyak karena daerah kita ini tropis itu tetap menjadi penyakit terbanyak. Dengan menurunnya Covid-19 ISPA ini tidak berbahaya," ungkapnya.
Selain ISPA, Asrul bilang Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria juga timbul saat cuaca musim penghujan.
Kendati demikian, Ia menyarankan masyarakat jangan lengah untuk membersihkan lingkungan.
"Naik kasus DBD ini sudah mulai pada bulan September, Oktober, November dan Desember, nanti bulan Maret 2023, DBD dan Malaria ini turun sendiri. Dan setiap tahun karakternya seperti itu," jelasnya.
Guna mengantisipasinya, Ia mengimbau agar masyarakat menerapkan 3M (menguras, mengubur dan menutup) dan membersihkan lingkungannya.
"ini harus dilakukan terutama menguras bak mandi. Minimal seminggu sekali dan membersihkan keliling rumah. Karena mengapa dalam waktu seminggu perubahan jentik menjadi nyamuk," kata dia.
"Sebenarnya sebelum satu minggu harus dibersihkan. Mulailah dari diri sendiri dan lingkungan rumah dan itu ditetapkan di semua masyarakat," tambahnya.
Dengan rutin membersihkan lingkungan, mudah-mudahan penyakit, ISPA, DBD dan Malaria tidak ada lagi. (Bangkapos.com/Yuranda)