Bharada E Naik Pitam Usai Debat dengan Kuasa Hukum Kuat Ma'ruf Soal Sarung Tangan Ferdy Sambo
Terbaru Bharada E menyita perhatian usai sikapnya yang bak naik pitam manakala diinterogasi oleh Kuasa Hukum terdakwa kematian Brigadir J, Kuat Ma'ruf
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Teddy Malaka
BANGKAPOS.COM - Richard Eliezer alias Bharada E terus memberikan kesaksiannya soal peristiwa kematian Yosua alias Brigadir J.
Dari pengakuannya, terungkap sejumlah fakta-fakta baru soal peristiwa pembunuhan berencana yang didalangi oleh Mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Sosok Bharada E pun selalu menuai sorotan saat tampil di persidangan memberikan pengakuannya.
Terbaru, Bharada E menyita perhatian usai sikapnya yang bak naik pitam manakala diinterogasi oleh Kuasa Hukum terdakwa kematian Brigadir J, Kuat Ma'ruf.
Keduanya disebut-sebut berdebat di ruang persidangan, Jumat (2/12/2022).
Hal itu usai Irwan Irawan menanyakan alasan Ferdy Sambo yang mengenakan sarung tangan.
Mulanya diketahui Irwan Irawan bertanya soal senjata yang digunakan Ferdy Sambo, lalu perdebatan terjadi saat menanyakan alasan Ferdy Sambo mengenakan sarung tangan.
"Yang pakai sarung tangan hanya satu? Cuma kanan? Jadi tangan kirinya sempat menyentuh senjata," tanya kuasa hukum Kuat Ma'ruf Irwan Irawan melansir dari Kompas TV, Sabtu (3/12/2022).

"Sempat menyentuh senjata," jawab Bharada E memberikan keterangan.
Usai menanyakan hal itu Irwan Irawan lantas kembali mencecar Bharada E dengan pertanyaan yang masih seputar sarung tangan.
Irwan Irawan bertanya apa alasan Ferdy Sambo menegnakan sarung tangan kepada Bharada E.
"Menurut pengamatan saudara ketika dia memakai sarung tangan itu untuk apa?" tanya Irwan Irawan.
Sontak saja Bharada E ogah menjelaskan lantaran hal itu bukan dilakukan olehnya.
"Saya tidak tahu Pak," jawab Bharada E.
"Sementara ya memakai dua tangan juga," lanjut Irwan Irawan.
Bak naik pitam Bharada E langsung memberikan jawaban menohok.
"Yang pake sarung tangan kan pak FS, bapak tanyakan ke Pak FS bukan ke saya," jawab Bharada E.
"Ini kan bapak saksi di sini, FS nya nggak ada, makanya Bapak saya tanya," sebut Irwan Irawan lagi.
Sontak saja perdebatan Bharada E dan Irwan Irawan disertai riuh suara dari penonton di ruang sidang tersebut.
"Bapak bertanya menurut saya kan?" tanya Bharada E lagi.
"Iya," jawab Irwan Irawan.
"Ya tanya ke Pak FS, Pak FS yang pakai sarung tangan," imbuh Bharada E bak mulai kesal.
"Bukan itu pertanyaan saya," dalih Irwan Irawan dengan nada tertawa.
Lantas Irwan Irawan langsung diminta untuk mengganti pertanyaannya.
Bharada E ungkap fakta baru
Menjadi ajudan yang sehari-sehari tinggal dengan keluarga Ferdy Sambo, Bharada E terus mengungkap satu per satu pengakuannya di ruang persidangan.
Termasuk kali ini Bharada E membongkar peristiwa yang belum banyak orang tahu.
Yakni sosok wanita yang menangis keluar dari Ferdy Sambo.
Pemuda bernama lengkap Richard Eliezer Pudihang Lumiu itu mengungkapkan ada sosok wanita yang menangis saat keluar dari kediaman Ferdy Sambo di yang berlokasi Jalan Bangka, Jakarta Selatan.
Dia mengatakan kejadian itu terjadi pada sekitar akhir Mei 2022.
Diceritakan Bharada E saat itu dirinya mengikuti rombongan Putri Candrawathi ke kediamannya di rumah Jalan Bangka.
Rumah Jalan Bangka atau Rumah Bangka itu diakui Bharada E menjadi tempat persinggahan sementara setelah rombongan Putri mengitari kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Diakui Bharada E saat itu mobil terus menyusuri jalan tanpa henti, seolah tak bertujuan.
"Itu perjalanan ada mutar-mutar di Kemang," kata Bharada E saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).
Setelah cukup lama mengitari kawasan Kemang, rombongan pun pergi ke rumah pribadi Ferdy Sambo yang berlokasi di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.
Begitu tiba di Rumah Bangka, raut wajah Putri Candrawathi seperti terlihat marah.
"Saat mampir di kediaman, saya lihat ibu marah. Saya enggak berani menanyakan," ujarnya.
Selanjutnya Richard pun diminta Brigadir J untuk memarkir mobil di belakang rumah.
Pada saat yang sama pula, Brigadir J memberi tahu bahwa nanti akan ada tamu laki-laki bernama Eben.
Namun Richard mengaku tak tahu apakah tamu tersebut datang sendiri atau bersama orang lain.
"Almarhum ( Brigadir J) bilang, Chad nanti ada Pak Eben yang datang, rekannya bapak."
Selang waktu setengah jam, Ferdy Sambo tiba di rumah kawasan Bangka.
Saat itu Sambo tiba diikuti ajudannya, Saddam.
Sama seperti Putri, Ferdy Sambo (FS) juga tiba di rumah dalam keadaan marah.
Namun Richard tak merinci seperti apa kemarahan Sambo kala itu.
"Pak FS kayak marah-marah juga langsung masuk ke dalam rumah."
Para ajudan pun kemudian menunggu di luar rumah hingga pertemuan selesai.
Sekira setengah jam kemudian, Bharada E melihat seorang wanita keluar dari rumah.
Diakui Richard, dia sama sekali tidak mengenal wanita tersebut.
Namun yang dia ketahui wanita tersebut menangis sembari mencari supirnya.
"Nangis dia. Saya bertanya-tanya ini siapa. Perempuan itu bilang mencari driver dia," tandas Bharada E.
Spontan, Bharada E menuju belakang rumah dan memanggil sang supir.
Perempuan itu pun naik ke mobil dan pergi dari Rumah Jalan Bangka.
Sejak kejadian itu, Bharada E melihat Ferdy Sambo menjadi jarang pulang ke Rumah Bangka dan justru lebih sering berada di rumah di Jalan Saguling.
"Semenjak kejadian itu Pak FS sudah lebih sering di Saguling," tandas Bharada E.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)