Profil Tokoh
Profil Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang Jadi Kandidat Kuat Capres Partai PDI-P
Kian mendekat pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu) 2024, nama Ganjar Pranowo sering terdengar dicalon sebagai presiden RI selanjutnya.
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM - Sosok Ganjar Pranowo dielu-elukan jadi kandidat kuat calon presiden dari partai PDI-P.
Namanya kian bersaing dengan anak Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani.
Sekalipun masih belum jelas kabar mengenai pencalonannya, Ganjar dikenal atas sikap merakyatnya selama dua periode menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng).
Salah satu kutipan anyarnya, Tuanku ya Rakyat, Gubernur cuma mandat, pun kerap ia buktikan dengan terjun langsung ke lapangan.
Baca juga: Daftar Harga HP Samsung Galaxy A Terbaru Januari 2023, Galaxy A03, A04, A13, A23, A33, A53, A73 5G
Baca juga: Moeldoko Nikmati Kopi di Warkop, Berdialog dengan Warga Pangkalpinang, Dikira Sangar Ternyata Ramah
Baca juga: Cek Harga HP Samsung Terbaru 2023 Galaxy Series A, M, S Hingga Z
Baca juga: Klarifikasi Puan Maharani soal Video Viral Bagi-bagi Kaus dengan Wajah Cemberut
Berbagai gebrakan telah Ganjar lakukan selama masa pemerintahannya diantaranya transportasi di Jateng dengan dibentuknya bus Trans Jateng, perluasan kawasan industri di Kendal, Batang, dan Cilacap, serta proyek lainnya.
Berikut ini dirangkum dari beberapa sumber, profil Ganjar Pranomo mulai dari pendidikan hingga karirnya menjadi Gubernur Jawa Tengah saat ini.
Ganjar Sungkawa (Ganjar Pranowo) lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada 28 Oktober 1968.
Ia saat ini berumur 54 tahun. Ganjar tumbuh sebagai anak kelima dari enam bersaudara.
Saat masuk sekolah dasar (SD), orangtua Ganjar mengubah namanya menjadi "Ganjar Pranowo".
Ayahnya, Parmudji Pramudi Wiryo khawatir jika masih memakai nama "Sungkowo", kehidupan Ganjar kelak bisa selalu dirundung kesedihan.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Tawangmangu menjadi tempat pertamanya mengenyam pendidikan formal.
Ganjar kemudian pindah ke SDN 1 Kutoarjo saat kelas 5 SD karena ayahnya yang berpindah tugas. Sekalipun hanya setahun, tempat itu menjadi saksi peralihan Ganjar Pranowo dari anak-anak menjadi seorang remaja.
Setelah lulus SD, Ganjar diterima di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kutoarjo (kini SMPN 3 Kutoarjo).
Saat remaja, Ganjar bersama kakaknya, Joko, membantu ibunya berjualan di toko kelontong dan bensin eceran untuk menambah pendapatan keluarga.
Kemudian, Ganjar Pranowo harus berpisah dengan keluarganya untuk mengenyam pendidikan di Yogyakarta.
Kakak tertua (Kunto) dan kakak iparnya (Ika) bantu menyekolahkannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 BOPKRII, Yogyakarta.
Pada masa putih abu-abu inilah kemampuan aktivis dan politik Ganjar Pranowo mulai diasah.
Salah satu wujud nyatanya ialah "Klub Mberik" yang dirintisnya sebagai wadah penyambung tali persaudaraan dan sarana untuk berkreasi.
Sejak SMA, Ganjar Pranowo memantapkan hati ingin masuk Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ganjar Pranowo nekat mendaftarkan diri ke UGM dengan uang tabungannya. Hasilnya berujung manis, namanya berada di daftar mahasiswa yang diterima kampus.
Sampai akhirnya pada 1987, Ganjar Pranowo masuk sebagai mahasiswa baru di Fakultas Hukum UGM.
Melansir dari situs resmi pribadinya, saat di kampus dirinya bergabung pada organisasi paling tua di FH UGM, yaitu Mahasiswa Justicia Club atau "Majestic-55" yang bergerak aktif di bidang alam dan lingkungan.

Ia lulus dari Fakultas Hukum UGM dengan dosen penguji skripsi Prof. Nindyo Pramono.
Tamat kuliah, Ganjar Pranowo awalnya bekerja di lembaga konsultan HRD di Jakarta yaitu PT Prakasa.
Selain itu, ia juga pernah bekerja di PT Prastawana Karya Samitra dan PT Semeru Realindo Inti.
Aktif di GMNI dan mengagumi Soekarno, Ganjar awalnya menjadi simpatisan PDI.
Tahun 1996, PDI dilanda konflik internal antara pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung Karno.
Ganjar ikut mendukung Megawati, meskipun ayahnya adalah seorang polisi sedangkan kakaknya seorang hakim yang oleh Orba seluruh pejabat publik dilarang berpolitik dan harus mendukung Golkar sepenuhnya.
Ganjar akhirnya memilih berkarier di politik lewat Partai PDI-P yang dipimpin oleh Megawati Sukarnoputri.
Sempat tak lolos sebagai anggota DPR-Ri pada pemilu 2004, ia menerima tugas sebagai pengganti antar waktu (PAW) untuk menggantikan rekan separtainya yang berada dalam daerah pemilihan yang sama (Jawa Tengah 7) yakni Jakob Tobing, yang ditugaskan oleh Presiden Megawati Sukarnoputri menjadi duta besar untuk Korea Selatan.
Ganjar akhirnya terjun ke dunia politik sebagai anggota DPR-RI pada periode 2004-2009. Ganjar Pranowo ditugaskan di Komisi IV yang mengawasi bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, dan Pangan.
Pada periode pertama ini, Ia sempat mengajukan hak angket (hak penyelidikan) untuk menyelidiki kasus lelang gula ilegal dengan anggaran sebesar Rp1,4 miliar lebih.
Ganjar maju menjadi calon gubernur dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013, berpasangan dengan Heru Sudjatmoko yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP dan keluar sebagai pemenang.
Ia kembali menjadi Gubernur Jawa Tengah untuk periode 2018-2023 dengan perolehan suara 58,78 persen dengan perolehan 10.362.694 suara.
Pada pilkada tersebut, ia berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen yang merupakan anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014-2019 dari Fraksi PPP.
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)
Sosok Hidayat Arsani Batalkan Acara Malam Hut Ke-25 Babel, Pilih Beli Gabah Petani & Bagi Sembako |
![]() |
---|
Profil Biodata Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Dilaporkan Hilang Ternyata ke Sini Cari Dana |
![]() |
---|
Jejak Karier Sjafrie Sjamsoeddin, Jabat 4 Posisi di Pemerintahan, Teman Seangkatan Prabowo |
![]() |
---|
Biodata dan Profil Mahfud MD Ahli Tata Negara Diminta Bantu Prabowo Reformasi Polri |
![]() |
---|
Rekam Jejak dan Kekayaan Dony Oskaria Wakil Erick Thohir Kini Pimpin BUMN, Utang Rp 15 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.