Berita Pangkalpinang
Tekan Angka Kemiskinan di Bangka Belitung, Pj Gubernur Sebut Bakal Lakukan Pendataan Secara Akurat
BPS mencatat bahwa Bangka Belitung termasuk daerah yang memiliki penduduk miskin paling sedikit ketiga se-Indonesia dengan angka 4,61 persen.
Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Bangka Belitung termasuk daerah yang memiliki penduduk miskin paling sedikit ketiga se-Indonesia dengan angka 4,61 persen.
Sementara itu untuk angka kemiskinan ekstrem di Bangka Belitung berdasarkan informasi dari Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Bangka Belitung berada pada angka 1,22 persen.
Baca juga: Banjir Rob Kepung Sejumlah Titik di Pangkalpinang, 141 Rumah Terendam Air, Pasrah Tunggu Air Surut
Baca juga: Pemprov Bangka Belitung Kuliahkan 10 Dokter Lokal, Bakal Jadi Dosen di Fakultas Kedokteran UBB
Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaludin mengatakan pemprov akan melakukan pendataan secara akurat tentang jumlah orang miskin di Bangka Belitung.
Hal ini berguna untuk pemprov dapat mengambil langkah tepat untuk memberantas kemiskinan dengan program yang telah disiapkan.
"Kita ditugaskan untuk mendata secara akurat, dimana ada orang miskin ekstrem di Babel ini, itu yang akan ditangani. Itu yang akan kita turun ke lapangan untuk mendapatkan data yang akurat (soal angka kemiskinan dari BPS-red)," kata Ridwan, Rabu (25/1/2023) kepada Bangkapos.com.
Menurutnya, pemerintah akan memberikan bantuan sosial (bansos) kepada penduduk miskin sesuai dengan program yang telah ada.
"Program, kalau ketahuan ada kemiskinan kita akan berikan bantuan sosial dan tingkatkan pendidikan serta buka lapangan pekerjaan, data harus kita pastikan dulu," ungkapnya.
Ridwan menekankan angka kemiskinan akan terus menjadi perhatian pemerintah bahkan dibahas pada rapat koordinasi nasional.
"Salah satu point penting saat rakornas forkopimda oleh presiden bahwa kemiskinan ekstrem harus kita hilangkan, harus 0 persen pada tahun 2024, saya tidak melihat ada isu besar soal kemiskinan ekstrem di kita," kata Ridwan.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Bangka Belitung, Fery Insani membeberkan standar kebutuhan fisik minimum (KFM) di Bangka Belitung yang lebih tinggi dibanding nasional.
"Babel itu sebetulnya dengan standar KFM cukup tinggi, kebutuhan fisik minimum di angka di atas Rp800.000 per kapita per bulan, secara nasional itu KFM sebenarnya diangka Rp535.000 per kapita per bulan," kata Fery.
Lebih lanjut, dia menyebutkan standar hidup di Bangka Belitung itu cukup tinggi tapi memang angka kemiskinan rendah.
"Memang dari dulu kita masuk lima besar terendah, pernah nomor satu terendah secara nasional," ungkapnya.
Baca juga: Pariwisata Babel Diprediksi Menggeliat di 2023, Akademisi Ingatkan Tiga Hal Penting Jaga Dampak G20
Kendati begitu, pemerintah juga menyoroti dan ingin menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Bangka Belitung yang tercatat 1,22 persen.
" Kemiskinan secara umum, tapi kalau kemiskinan ekstrem, kita diangka 1,22 persen, kemiskinan ekstrem itu secara standarnya , orang itu harus membelanjakan kira-kira Rp300.000 per bulan. Kalau tidak belanja atau di bawah itu maka masuk kemiskinan ekstrem, mungkin kelompok lansia yang tidak punya apa-apa," ungkap Fery.
( Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)