Berita Pangkalpinang

Jangan Asal Klik Undangan Digital, di Pangkalpinang Uang Asriyanti Lenyap Rp49 Juta

Warga Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang ini membagikan kisah tragisnya yang membuat saldo di rekeningnya saat ini hanya tersisa Rp 51 ribu saja

Penulis: Rizki Irianda Pahlevy | Editor: khamelia
Bangkapos.com
Ilustrasi penipuan 

Jangan Asal Klik Undangan Digital, di Pangkalpinang Uang Asriyanti Lenyap Rp49 Juta

BANGKAPOS,COM, BANGKA - Modus penipuan surat digital undangan pernikahan yang disebarkan melalui pesan singkat sangat meresahkan masyarakat saat ini.

Kabar mengejutkan menimpa Asriyanti (54), uang miliknya senilai Rp49 juta yang disimpannya di sebuah bank di Provinsi Bangka Belitung hilang gara-gara penipuan bermodus link palsu undangan pernikahan. 

Warga Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang ini membagikan kisah tragisnya yang membuat saldo di rekeningnya saat ini hanya tersisa Rp 51 ribu saja. 

"Awalnya itu dapat link undangan tanggal 22 Januari 2023, saya buka terus dilihat di nama orang tua mempelai itu ada nama teman saya. Karena ada nama teman, jadi saya cek teruskan sampai akhirnya saya buka link yang mengatakan lokasi pernikahannya," ujar Asriyanti, Sabtu (4/2/2023) kepada bangkapos.com

Nahasnya Asriyanti yang tak tahu menahu tentang link penipuan, membuka link lokasi yang diduga merupakan link penipuan yang menyedot data pribadinya. 

Diketahui Asriyanti sadar telah menjadi korban pun berselang delapan hari setelahnya atau pada Senin (30/1/2023), setelah dirinya hendak melihat isi saldo namun rekeningnya justru terblokir. 

"Ke Kantor bank mereka bilang gak bisa, karena saya mencet link. Mereka bilang setelah saya pencet link data saya jadi terbuka jadi mereka (pelaku) bisa bebas, nah gimana bisa bebas kan limit per hari itu Rp 10 juta. Sedangkan duit saya hilang Rp 49 juta, hanya dalam waktu dua hari," jelasnya. 

Lebih lanjut kini Asriyanti pun akan melaporkan kejadian yang dialaminya kepada Polresta Pangkalpinang, untuk menuntut haknya sebagai nasabah yang telah kehilangan uang di saldo rekening. 

"Ku tetap menuntut hak ku, dengan melapor ke Polresta Pangkalpinang dan pihak ku minta pengacara ku ngurus Bank. Saya tidak mau ada lagi korban, ku minta mereka (Bank) bertanggungjawab," ungkapnya. 

Cara Penipu Menggondol Uang Nasabah

Bagaimana aksi penipuan undangan pernikahan bisa terjadi?

Dalam aksinya, pelaku penipuan menyematkan dokumen aplikasi APK—format file aplikasi untuk ponsel Android—dengan nama surat undangan digital pernikahan.

Jika tak jeli, penerimanya tak akan tahu kalau dokumen yang di-share merupakan undangan palsu yang digunakan untuk membobol data pribadi korban dan mengakses data perbankan.

Agar terhindar dari modus penipuan berkedok undangan digital palsu, masyarakat diimbau untuk semakin cermat dan waspada, serta meningkatkan literasi digital.

Selain itu, masyarakat juga didorong untuk dapat membedakan file undangan pernikahan digital asli dan yang palsu.

Merespons fenomena tersebut, konsultan resepsi pernikahan Ohana Enterprise Yogy Rulan Wijaya pun angkat bicara.

Yogy mengatakan, file undangan pernikahan digital asli lazimnya tidak berbentuk APK dan hanya dikirimkan oleh orang-orang terdekat.

"Hal pertama yang perlu dipastikan dalam menerima pesan singkat berisi undangan digital adalah pengirimnya harus dari pihak pengantin sendiri atau orang terdekat dari pengantin. Artinya, nomor pengirim pesan sudah dikenali atau tersimpan di ponsel,” ujar Yogy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (2/2/2023).

Lebih lanjut, Yogy juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuka file undangan digital pernikahan dari nomor yang tidak dikenal.

Yogy menjelaskan, surat undangan digital pada dasarnya merupakan dokumen yang bersifat personal atau intim.

Karena itu, undangan tersebut hanya akan disampaikan oleh calon pengantin atau keluarga terdekat yang menjadi tuan rumah acara pesta pernikahan.

"Ciri-ciri undangan asli salah satunya adalah dikirimkan pihak pengantin atau keluarga pengantin. Selian itu, dapat dikirimkan oleh keluarga terdekat atau ring pertama, seperti orang tua, kakak, atau adik pihak mempelai," ungkapnya.

Tren undangan pernikahan digital

Yogy menuturkan, undangan pernikahan digital mulai ngetren sejak pandemi Covid-19 pada awal 2020. Undangan nikah yang dikirim secara digital dinilai lebih praktis ketimbang mengirim undangan fisik secara langsung.

"Saat itu, masyarakat menghindari berbagai hal yang berkaitan dengan kontak fisik agar terhindar dari paparan Covid-19, termasuk (menghindari) undangan fisik. Selain itu, undangan pernikahan digital lebih praktis dan sistematis," jelasnya.

Selain itu, imbuh Yogy, tak sedikit pula masyarakat yang beranggapan bahwa membuat undangan digital lebih efisien sehingga dapat menghembat biaya pernikahan. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan mencetak dan mengirim undangan fisik.

Meski begitu, menurut Yogy, selisih biaya pembuatan undangan pernikahan digital dengan undangan fisik tidak terpaut jauh.

Terlebih, undangan fisik masih dipandang perlu mengingat kultur ketimuran yang dipegang masyarakat Indonesia.

Menurutnya, undangan fisik membuat pihak penerima merasa terhormat secara psikologis.

Imbauan Kapolresta Pangkalpinang

Kapolresta Pangkalpinang Kombes Pol Gatot Yulianto menghimbau kepada masyarakat, untuk tidak membuka aplikasi ataupun link yang tidak dikenal guna menghindari kejahatan siber (Cyber Crime), Jum'at (3/2/2023). 

Sebelumnya diketahui kini marak beredar kasus kejahatan siber, dengan memanfaatkan link atau aplikasi yang mampu menguras uang digital dari para korbannya. 

"Sampai saat ini kita belum pernah menerima laporan itu, tapi kita mengimbau kepada masyarakat khususnya kota pangkalpinang selalu waspada. Jangan tergiur dengan membuka aplikasi apapun, bahkan mungkin membuka link apakah itu undangan atau lainnya," ujar Kombes Pol Gatot Yulianto. 

Pihaknya mengatakan tak hanya kejahatan konvensional seperti pencurian, kini semakin maju teknologi pun membuka peluang adanyan kejahatan siber yang makin tinggi. 

"Dengan perkembangan teknologi informasi tentunya kejahatan cyber juga akan meningkat, karena para pelaku ini juga pasti akan mempelajari lebih rinci bagaimana untuk membuka peluang tindak pidana," ucapnya. 

Perwira melati tiga ini mengungkapkan korban kejahatan siber, bisa menyasar kepada seluruh generasi terutama generasi milenial yang tidak bisa lepas dari handphonenya. 

"Biasanya anak remaja juga kurang begitu paham, memang saat ini masyarakat banyak yang belum tahu. Makanya harus lebih waspada, jangan sampai ada korban," tegasnya. 

Sementara itu Kombes Pol Gatot Yulianto berharap, kepada masyarakat untuk dapat segera melaporkan jika menjadi korban Cyber crime. 

"Untuk masyarakat bila sudah menjadi korban, segera lapor ke Polresta Pangkalpinang untuk dapat ditindaklanjuti," ungkapnya. (Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy/kompas.com). 

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved