Jejak Islam di Pulau Bangka
Jejak Awal Islam di Bangka, Keberadaan Orang Mapur
Pada buku yang berjudul “Korpus Mapur Dalam Islamisasi Bangka” yang ditulis Teungku Sayyid Deqi pada tahun 2014.
Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: nurhayati
Saat melakukan perjalanan dengan kapal itu, akhirnya mereka mendarat di perairan Mapur, Pulau Bangka.
Kemudian membentuk komunitas kelompok masyarakat di Kawasan tersebut.
“Karena ada trauma dengan orang luar, takut akan diserang mereka mengasingkan diri ke dalam hutan. Asal-usul itulah, yang banyak belum diketahui masyarakat. Akan tetapi, mereka memang berasal dari negeri Champa yang membuat mereka berbeda dengan orang Melayu serta orang Cina dari suku Haka ” tuturnya.
Menurut Deqi, jika dikembalikan pada tatanan sejarah mereka sebenarnya lebih suka disebut sebagai Suku Mapur tempat mereka, dari pada adanya label sebagai Orang Lum karena memiliki arti keterbelakangan.
“Asal-usul kenapa disebut orang Lum itu, pada abad 18 pemerintah Hindia Belanda yang menguasai Pulau Bangka melakukan sensus penduduk. Mereka menemukan komunitas melayu yang belum beragama, nah ini yang menjadi popular padahal disebut Orang Mapur itu lebih baik,” tegas Deqi.
Ia juga menyampaikan jika dalam penelitiannya, menemukan hasil jika Suku Mapur sudah memiliki hubungan kuat dengan agama Islam melalui interaksi perdagangan mereka dengan orang-orang dari India ataupun juga Persia.
“Mereka sudah mengenal tokoh Nabi Muhammad, Fatimah, dan Hasan-Husein, maupun kota mekah dan Madinah. Namun mereka belum mengimaninya dengan baik, karena baru bersentuhan dalam situasi konflik luar biasa,” ungkapnya.
Oleh karena itu saat sampai di Pulau Bangka, pengetahuan itu terkikis dan kembali pada konsep alam.
Sehingga terjadi penggabungan konsep islam yang baru sedikit dipahami dengan teologi dari alam yang membuat mereka tidak ada peribadatan tersendiri.
“Seperti dilihat dalam naskah-naskah kuno orang mapur, berisi ratapan untuk konsep kematian mereka. Dalam beberapa baris, adanya pengaruh Islam seperti contohnya tanah keramat Mekah, Ali bin Abi Thalib yang disebut dengan Akek Ali,” terang Deqi.
(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho/bersambung)
| Ketua MUI Ajak Organisasi Islam Bersatu Sebarkan Islam Rahmatan Lil Alamin |
|
|---|
| Perkembangan Agama Islam Masa Kini, Organisasi Keagamaan Menjadi Ujung Tombak |
|
|---|
| Dinamika Perkembangan Penyebaran Islam di Bangka, dari Kacamata Ketua MUI Bangka Belitung |
|
|---|
| Tokoh Syeikh Muhammad Sulaiman dan Kisahnya Mencetuskan Nama Pangkalpinang |
|
|---|
| Wilayah Kemuja-Mendo Barat, Punya Pengaruh Besar Pada Sejarah Perkembangan Islam di Bangka |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20230322-teungku-sayyid.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.