Jejak Islam di Pulau Bangka
Sejarah Penyebaran Islam di Bangka, Syekh Abdurrahman Shiddiq Memiliki Pengaruh Besar
Jejak penyebaran agama Islam di Pulau Bangka, mendapat pengaruh besar dari tokoh – tokoh yang berasal dari Kasultanan Banjar, Kalimantan.
Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Jejak penyebaran agama Islam di Pulau Bangka, mendapat pengaruh besar dari tokoh – tokoh yang berasal dari Kasultanan Banjar, Kalimantan.
Terlebih lagi Syekh Abdurrahman Shiddiq yang memiliki pengaruh besar dan bisa dirasakan sampai saat ini.
Pamong Budaya Disparbudkepora Provinsi Bangka Belitung Ali Usman, menjelaskan kedatangan ulama dari Banjar terebut bisa merubah karakter ajaran Islam yang kental dengan adat ketika dibawa Raja Alam Harimau Garang, menjadi seperti saat ini.
“Peran dari orang-orang Banjar pastinya, Gusti Landak, Gusti Kacil, terutama Syekh Abdurrahman Shiddiq. Salah satu wilayah yang dikenal sebagai basis agama Islam sampai saat ini daerah Kemuja, tidak lepas dari besarnya andil Syekh Abdurrahman Shiddiq,” ungkap Ali Usman.
Ia menjelaskan fase kedatangan ulama Banjar pertama dilakukan Gusti Landak atau Muhammad Afif yang datang bersama Pengeran Gusti Kacil. Kedatangan mereka karena adanya upaya penangkapan oleh Belanda, sehingga memilih lari.
“Kedatangan dua tokoh yang membawa atau menyebarkan agama islam terjadi disaat yang tepat, dimana kondisi sosial ekonomi dan kemanan yang kondusif karena pejabat pemerintahan Belanda saat itu lebih sibuk mengurus tata pertambangan timah. Karena periode sebelum mereka tokoh islam Bangka seperti Depati Amir juga harus berperang melawan Belanda,” jelasnya.
Kemudian pada tahap kedua, Syekh Abdurrahman Shiddiq datang ke Bangka yang lebih memiliki keilmuan agama islam lebih luas mampu membawa banyak perubahan dalam hal kegiatan keagamaan.
“Saat itu namun ia tidak bertemu dengan ayahnya, Gusti Landak atau Muhammad Afif, karena pada saat bersamaan Syekh Abdurrahman Shiddiq ke Bangka, sedangkan Gusti Landak Kembali ke Banjar atau Martapura. Di Bangka hanya ada Gusti Kacil yang juga paman Syekh Abdurrahman Shiddiq, tetapi penyebaran agama Islam tetap berlangsung dan berkembang,” papar Ali Usman.
Tokoh Syekh Abdurrahman dilahirkan oleh Safura binti Syekh Muhammad Arsad pada tahun 1875 masehi, di Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan, diperkirakan hanya 12 tahun menyebarkan agama Islam di Pulau Bangka, pindah Sapat, Riau.
“Kemudian sampai Syekh Abdurrahman Shiddiq meninggal dimakamkan Dusun Hidayat, Desa Teluk Dalam, Kecamatan Kuindra, Kabupaten Indragiri Hilir Riau. Saat berada di Sapat, Riau, ia dikenal dengan panggilan Tuan Guru Sapat," tandasnya.
Sebagai sejarawan, ia juga menjelaskan metode dakwah dari Syekh Abdurrahman Shiddiq berkeliling dari satu wilayah ke wilayah lainnya, hingga saat berada di Kemuja itulah banyak memiliki murid yang akhirnya melanjutkan untuk menuntut ilmu ke Arab.
“Setelah banyak menuntut ilmu ke Mekkah, setelah pulang mendirikan pondok pesantren di Kemuja. Kalau berkaca dari rangkaian peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu yang lama tadi, sejak zaman Syekh Abdurrahman Shiddiq muncullah banyak pesantren atau Lembaga pendidikan Islam,” jelasnya.
Mulai munculnya banyak sekolah pesantren itu, sehingga untuk belajar lebih dalam tentang ajaran agama Islam, tidak perlu ke Banjar membuat islam terus berkembang.
Sementara itu, hal yang sama juga diungkapkan oleh Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian, yang menjelaskan jika pada metode dakwah yang dibawa Syekh Abdurrahman Siddiq awal Abad 19 membawa pengaruh besar bagi agama islam ke Pulau Bangka.
“Kalau pola penyebaran yang dibawa tokoh Banjar, biasanya dengan metode seperti pengajian atau dikenal dengan Sorogan (guru berhadapan langsung dengan murid). Metode Sorogan itu memiliki tujuan memindahkan ilmu yang dimiliki kepada muridnya, agar sang murid benar-benar menguasainya,” jelas Akhmad Elvian.
(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho/bersambung)
Ketua MUI Ajak Organisasi Islam Bersatu Sebarkan Islam Rahmatan Lil Alamin |
![]() |
---|
Perkembangan Agama Islam Masa Kini, Organisasi Keagamaan Menjadi Ujung Tombak |
![]() |
---|
Dinamika Perkembangan Penyebaran Islam di Bangka, dari Kacamata Ketua MUI Bangka Belitung |
![]() |
---|
Tokoh Syeikh Muhammad Sulaiman dan Kisahnya Mencetuskan Nama Pangkalpinang |
![]() |
---|
Wilayah Kemuja-Mendo Barat, Punya Pengaruh Besar Pada Sejarah Perkembangan Islam di Bangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.