Profil Tokoh

Siapa Panglima Jilah, Pemimpin Pasukan Dayak yang Berani Bongkar Khasiat 'Minyak Sakti' Kalimantan

Panglima Jilah menjadi sosok pemimpin bagi Pasukan Merah Dayak di Kalimantan. Ia mendapat tugas dari leluhur untuk memimpin 44 ribu orang Dayak.

Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Nur Ramadhaningtyas
Surya.co.id
Panglima Jilah, Pimpinan Pasukan Merah Dayak Kalbar 

BANGKAPOS.COM - Pemimpin Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Dayak, Panglima Jilah sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Borneo.

Namanya besar menjadi pemimpin bagi 44 orang pasukan. Hadir di YouTube Tribunnews.com, Pangilam Jilah lantas membongkar kesaktian beberapa minyak asal Kalimantan yang belakangan viral berkat Ida Dayak.

Pria kelahiran 1980 itu mengatakan jika beberapa minyak asal Kalimantan memang ampuh menyembuhkan penyakit-penyakit tulang saat dioleskan.

Ia membeberkan jika pengobatan itu sudah lebih dulu ada sejak ratusan tahun lamanya.

Tak lepas dari tradisi, Panglima Jilah mengatakan bahwa tak sembarang orang bisa menggunakan minyak tersebut sebagai pengobatan.

"Kami orang Dayak selalu menggunakan ritual adat, tradisional, salah satu dengan Minyak Ubud," ujar Panglima Jilah dilansir dari tayangan YouTube Tribunnews.com, Rabu (12/4/2023).

Dibeberkannya jika Minyak Ubud didapat dari anak burung yang baru menetas.

'Minyak Ubud itu merupakan minyak dari anak burung yang baru netes, jadi anak ubud itu diambil, dipatahkan tulangnya, nanti besok tulangnya akan nyambung lagi," 

"Nanti anak ubud itu kita oseng, nanti kita ambilnya hari Jumat, lalu kita oseng lalu buatlah minyak untuk membantu patah tulang," ujar pemimpin besar Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Dayak itu.

Sama seperti Minyak Ubud, Minyak Bintang juga terkenal sebagai tradisi pengobatan di Kalimantan.

"Minyak bintang itu untuk menolong juga bang, yang patah tulang, jatoh, sekarat," ujarnya.

"Minyak bintang itu lewat kapas dimasukin ke lidahnya nanti ditaruh di luar, ditutup dengan kain, tunggu bintang itu keluar bang," beber Panglima Jilah.

Lantas siapakah sosok Panglima Jilah ini?

Dikutip dari sumber yang sama. Panglima Jilah bernama asli Agustinus.

Ia merupakan anak yang lahir di Toho, tepatnya Desa Sambora, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Dikatakannya, ia merupakan anak yang kurang beruntung saat kecil.

Pada masa kecilnya, Panglima Jilah memiliki kelainan dari teman-temannya kala itu.

Dibeberkannya lidahnya sering keluar, perut buncit dan keterbatasan dalam bicara alias gagap. Tak heran jika ia sering mendapat perundungan dari lingkungan sekitarnya.

Jiwa kepemimpinan Panglima pun sudah tumbuh sejak kecil. Menjadi kakak dari 5 adik-adiknya, Panglima Jilah tak jarang harus makan singkong demi adik-adiknya bisa makan nasi dan lauk pauk.

Ayahnya yang hanya berprofesi sebagai petani membuat masa kecil Panglima Jilah serba kekurangan. Namun begitu, Panglima Jilah sebenarnya memiliki garis keturunan panglima atau pangalangok dari keluarga orangtuanya.

Ayahnya berasal dari Ne’ Macatn, sedangkan sang ibu datang dari keturunan Ne’ Bandong, Ne Matas.
  
Garis keturunan itulah yang membuatnya dipercaya menjadi sosok pemimpin Pasukan Merah Dayak.

Ia merupakan cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan.

Maka tak heran Panglima Jilah sangat disegani sekaligus dikagumi khususnya di Pulau Kalimantan.

Ia berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak masyarakat yang terancam dirampas pihak lain.

Hingga Panglima Jilah pun dijadikan simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya. 

Ia menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.

Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.

Bersama Pasukan Merah yang dipimpinnya, Panglima Jilah terus menghidupkan tradisi dan adat istiadat yang mulai tergerus jaman.

Ia merangkul kaum muda untuk bersama-sama menghidupkan adat budaya serta melestarikan hutan Kalimantan.

(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved