Arti dan Makna Lakum Dinukum Waliyadin dalam Surat Al-Kafirun

Seorang kafir quraisy mengajak Nabi Besar Muhammad SAW untuk bernegosiasi tentang agama atau kepercayaan. Yang mana mereka menginginkan Nabi...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Teddy Malaka
Sripoku.com Tribun
Arti dan Makna Lakum Dinukum Waliyadin dalam Surat Al-Kafirun 

Inilah yang kemudian menjadi penyebab turunnya Surat Al Kafirun.

Seketika malaikat Jibril turun dari langit dengan membawa Surat Al Kafirun dan diterima oleh Nabi Muhammad.

"Kata Nabi Muhammad saw tidak bisa, Jibril langsung turun bawa Surat Al Kafirun, itu sebab turunnya," ujar Ustaz Khalid Basalamah.

"Lakum dīnukum wa liya dīn, semua orang kafir tidak boleh diikuti ajarannya, jelas, itu maksudnya," tegas Ustaz Khalid Basalamah.

Baca juga: Arti Sholawat Allahumma Sholli ala Muhammad, Lengkap dengan Bacaan dan Keutamannya

Baca juga: Arti Masyaallah dan Subhanallah, Kenali Perbedaan dan Waku yang Tepat Penyebutannya

Bagimu agamamu, bagiku agamaku, inilah di antara prinsip akidah Islam yang harus dipegang dan dianut setiap muslim.

Namun sebagian orang masih tidak memahami makna dari ayat ini.

Jika seorang muslim memahami ayat ini dengan benar, tentu ia akan menentang keras bentuk loyal pada orang kafir dan berlepas diri dari mereka. 

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُ‌ونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦

“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir (1) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah (2) Dan kamu bukan penyembah Rabb yang aku sembah (3) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (4) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Rabb yang aku sembah (5) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku (6)” (QS. Al Kafirun: 1-6)

Ayat tersebut berisi seruan pada orang-orang musyrik secara terang-terangan, bahwa kaum muslimin berlepas diri dari bentuk ibadah kepada selain Allah yang mereka lakukan secara lahir dan batin.

Surat tersebut berisi seruan bahwa orang musyrik tidak menyembah Allah dengan ikhlas dalam beribadah, yaitu mereka tidak beribadah murni hanya untuk Allah.

Ibadah yang dilakukan orang musyrik dengan disertai kesyirikan tidaklah disebut ibadah.

Kemudian ayat yang sama diulang kembali dalam surat tersebut, yang pertama menunjukkan perbuatan yang dimaksud belum terwujud dan pernyataan kedua menceritakan sifat yang telah ada (lazim).

Lihat faedah tafsir surat Al Kafirun, di akhir ayat Allah tutup dengan menyatakan, لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ, “untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.

Lakum diinukum wa liya diin juga bisa terdapat dua makna.

Pertama, bagi kalian akidah kekufuran yang kalian anut, bagi kami akidah Islam.

Kedua, karena diin bisa bermakna al jazaa’, yaitu hari pembalasan, maka artinya: bagi kalian balasan dan bagiku balasan.

Demikian dijelaskan oleh Al Mawardi dan Muhammad Sayid Thonthowi dalam kitab tafsir keduanya.

(Bangkapos.com/Fitri Wahyuni)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved