Polemik Seleksi Paskibraka oleh BPIP, Doni Amansyah yang Diganti Anak Polisi Berujung Saling Lapor
Seleksi Paskibraka Nasional yang didalamnya juga melibatkan BPIP berujung kisruh. Di Sultra, Doni Amansyah yang diganti anak polisi jadi polemik.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM - Seleksi Paskibraka Nasional yang didalamnya juga melibatkan Badan Ideologi Pancasila (BPIP) berujung kisruh.
Di Sulawesi Tenggara (Sultra), calon bernama Doni Amansyah disebut-sebut diganti dengan anak polisi berujung saling lapor.
Piahk Doni Amansyah melaporkan melaporkan Kepala Kesbangpol Sultra Harmin Ramba ke Polda Sulut.
Sementara pihak Wiradinata Setya Persada yang disebut-sebut sebagai anak polisi yang menggantikan Doni, dikabarkan telah melayangkan somasi.
Kubu Wiradinata akan melaporkan pihak Doni Amansyah jika somasi mereka tak diindahkan.
Kisruh seperti ini bukan kali ini terjadi.
Sebelumnya, di Bangka Belitung sempat terjadi kasus serupa.
Baca juga: Muncul Polemik Paskibraka Nasional Putri Babel, KNPI Bangka Protes Hasil Seleksi
Di Maluku Utara pun dikabarkan demikian.
Apa kata BPIP mengenai polemik ini?
Terkait kisruh seleksi Paskibraka di Sultra misalnya, kasus ini bermula saat kabar penggantian Doni Amansyah sebagai Paskibraka Nasional 2023 viral kaena curahan hati (curhat) ibunya, Samsuani.
Sang ibu mengaku kecewa putranya tetiba diganti sebagai pengibar bendera pada upacara Hari Ulang Tahun atau HUT RI ke-78 di Istana Negara, 17 Agustus 2023.
Curhatan itupun beredar dalam berbagai video viral TikTok, Instagram, Facebook, dan media sosial (medsos) lainnya, hingga kini menjadi pemberitaan lokal maupun nasional.
Doni Amansyah sebelumnya sosok calon Paskibraka 2023 yang berasal dari Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Doni saat ini berumur 17 tahun tersebut merupakan siswa kelas 2 Sekolah Menengah Atas atau SMA Negeri 1 Unaaha.
Sedangkan, sosok Paskibraka Nasional 2023 mewakili Provinsi Sultra adalah Wiradinata Setya Persada dan Nadira Syalvallah.
Sosok Wiradinata Setya inilah yang disebut-sebut sebagai anak polisi.
Ia adalah siswa SMA Negeri 1 Baubau yang kini berusia 16 tahun.
Remaja kelahiran 12 Juli 2007 tersebut adalah anak ke-2 dari pasangan Kompol Anwar dan Sitti Nur Ambani.
Sedangkan, Nadira Syalvallah merupakan siswi SMAN 2 Baubau yang lahir pada 2 Juli 2007.
Wiradinata dan Nadira pun sudah diberangkatkan ke Jakarta pada Sabtu (15/07/2023) lalu.
Mereka pun kini mengikuti Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Tingkat Pusat Tahun 2023, 18 Juli-15 Agustus 2023 mendatang.
Meski demikian, polemik terkait Doni Amansyah calon Paskibraka 2023 viral yang urung mewakili Sulawesi Tenggara masih berlanjut.
Pihak Doni membuat laporan ke Kepolisian Daerah atau Polda Sultra melalui kuasa hukumnya pada 17 Juli 2023.
Dengan mempolisikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Sulawesi Tenggara (Kesbangpol Sultra), Harmin Ramba.
Bukti pelaporan tersebut adalah salinan tulisan tangan diduga berita acara hasil seleksi.
Bukti ini telah diungkap kuasa hukum Doni Alamsyah, Andre Darmawan pada Rabu (19/07/2023),
Berita acara yang akan menjadi bukti tambahan ke kepolisian itu diklaim ditulis oleh pihak perwakilan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP Sultra.
“Tulisan tangan dari BPIP yang kemudian dibacakan oleh panitia daerah,” kata Andre pada Rabu (19/7/2023).
Salinan tulisan tangan berita acara hasil seleksi Paskibraka Nasional tingkat Provinsi Sultra tahun 2023 yang dijadikan bukti kubu Doni melaporkan Kepala Kesbangpol Sultra.
Andre Darmawan menyebut salinan itu akan menjadi bukti tambahan yang akan diserahkan kuasa hukum kepada penyidik kepolisian.
Setelah pihaknya melaporkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik atau Kesbangpol Sultra, Harmin Ramba, ke Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) pada 17 Juli 2023 lalu.
“Kami melaporkan atas dugaan penyebaran berita bohong dengan hasil seleksi calon Paskibraka Nasional perwakilan Sulawesi Tenggara tahun 2023,” jelasnya.

Selain itu, dalam konferensi pers di Kantor LBH HAMI Sultra, Andre didampingi Doni Amansyah dan ibunya Samsuani, membeberkan kronologi dugaan penggantian Doni sebagai Paskibraka 2023.
Kuasa hukum ungkap kronologi penggantian Doni Amansyah, siswa SMA asal Konawe sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka Nasional utusan Sulawesi Tenggara. (TribunnewsSultra.com/Istimewa)
Andre membeberkan awalnya Doni bersama peserta lain mengikuti seleksi tingkat provinsi pada 15-18 Mei 2023 lalu yang dilakukan panitia seleksi dari BPIP.
Pada akhir seleksi, panitia menyampaikan empat nama yang akan menjadi perwakilan Sulawesi Tenggara sebagai Paskiraka Nasional 2023 yang salah satunya Dony Amansyah.
“Di akhir seleksi sudah diumumkan peringkat satu sampai empat. Untuk peringkat pertama Nadhira, kedua Doni,” ujar Andre, pada Minggu (16/7/2023).
Peringkat pertama dan kedua Doni Amansyah disebutkan menjadi tim inti, sementara peringkat ketiga dan keempat menjadi cadangan.
Pengumuman tersebut, kata Andre, disaksikan banyak peserta begitupun panitia seleksi yang lain.
“Hasil tulisan panitia dari BPIP atau panitia pusat dan memang ada panitia pusat yang memantau,” katanya.
Keempat peserta bahkan sudah salaman, bahkan keesokan harinya Doni bersama tiga rekannya tersebut sudah diwawancarai salah satu radio sebagai calon Paskibraka 2023 mewakili Sultra.
Doni bersama Nadhira kemudian dibuatkan satu grup WhatsApp Capasnas 2023 oleh salah seorang panitia.
Grup WA tersebut hanya berisi tiga orang untuk kelancaran komunikasi persiapan mereka jelang keberangkatan ke Jakarta.
“Di grup ini isinya cuman tiga orang, Ibu Ayu, Doni sama Nadhira. Di dalam grup itu isinya bagaimana mereka dibekali kemudian disampaikan bagaimana mereka bicara,” jelasnya.
Pada tanggal 6-9 Juni 2023, Doni dan Nadhira dipanggil mengikuti pembekalan.
Namun mereka disampaikan belum pasti dikirim ke Jakarta karena masih ada satu tahap seleksi lagi.
“Klien saya mengatakan karena kita mau seleksi lagi di tanggal 6 dan 9 masih ada tes peraturan baris berbaris, tes speaking mengenai Sulawesi Tenggara,” ujarnya.
“Kemudian setelah hasil seleksi ini mereka akan melakukan pembekalan, tapi pembekalan ini dengan seleksi,” katanya menambahkan.
Namun setelah proses pada 6-9 Juni 2023 tersebut, Doni tetiba dikeluarkan dari grup WA Capasnas tanpa penjelasan panitia.
“Setelah itu dia menunggu informasi sampai ada informasi bahwa yang berangkat itu Wiradanata Setya sama Nadhira. Bukan lagi Doni Amansyah,” jelas Andre.
Pihak Doni Disomasi
Sehari setelah Doni Amansyah menggelar konferensi pers tersebut, giliran orang tua Wiradinata Setya Persada buka suara terkait polemik Paskibraka 2023 mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pada Senin (17/7/2023), pihak Wiradinata Setya Persada melalui kuasa hukum orangtuanya juga menyikapi polemik Paskibraka 2023 yang viral tersebut.
Dalam konferensi pers itu, kuasa hukum orang tua Wiradinata Setya, pun melayangkan somasi kepada orang tua Doni Amansyah seiring viralnya dugaan penggantian tersebut.
Kuasa Hukum Paskibraka Asal Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) Wiradinata Setya Persada, Tajudin Sido dalam konferensi pers di Kota Kendari, pada Senin (17/7/2023). Polemik Paskibraka Sultra pun memanas. (Tribunnews Sultra)
Wiradinata yang merupakan siswa SMA 1 Baubau, Provinsi Sultra, terpilih mewakili Provinsi Sultra sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2023 di Istana Negara.
Kuasa hukum orang tua Wiradinata Setya Persada, Tajudin Sido, bahkan, melayangkan somasi terhadap orang tua Doni Amansyah.
Mereka mendesak orang tua Doni membuat pernyataan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Sultra terkhusus kepada Wiradinata yang sudah dinyatakan lolos seleksi Paskibraka Nasional 2023.
“Kami memiliki delapan dasar somasi atau teguran ini kepada orangtua Doni Amansyah,” kata Tajudin dalam konferensi pers di Kota Kendari, Provinsi Sultra, pada Senin (17/7/2023).
Menurut Tajudin, orang tua Doni diduga telah menyerang pribadi Wiradinata Setya Persada dengan melakukan pencemaran nama baik dengan cara membuat postingan di media sosial Facebook.
Kemudian, unggahan Facebook yang juga menyertakan foto Wiradinata dianggap membuat gaduh publik dan menimbulkan kontroversi masyarakat.
Selain itu, unggahan foto Wiradinata bersama panitia dan peserta lainnya dengan keterangan dan narasi yang dianggap menyerang pribadi sosok Paskibraka 2023 mewakili Sultra tersebut.
Sehingga membuat mental Wiradinata terganggu karena fotonya telah tersebar di mana-mana.
Termasuk unggahan melalui media sosial TikTok yang menyebabkan Wiradinata mengalami kerugian baik materil maupun moril.
“Panitia seleksi pembentukan pasukan pengibar bendera tingkat Provinsi Sultra tahun 2023 telah bekerja sesuai dengan prosedur,” kata Tajudin.
“Sebagaimana pernyataan Kesbangpol Sultra 14 Juli 2023 disalah satu media online,” jelasnya menambahkan.
Berdasarkan hasil seleksi telah ditetapkan empat orang peserta yakni Wiradinata Setya Persada, Nadira Syalvallah, dan dua nama lainnya sebagai cadangan yakni Doni Amansyah dan Aini Nur Fitriani.
Sebagaimana ditetapkan dalam SK Gubernur Sultra Nomor 371 Tahun 2023 tertanggal 25 Mei 2023.
Tentang Hasil Rekrutmen dan Seleksi Calon Paskibraka Tingkat Provinsi Sultra dan Paskibraka Tingkat Nasional Tahun 2023.
Sejalan dengan surat keputusan gubernur tersebut, Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) telah memanggil dua orang peserta atas nama Wiradinata Setya Persada dan Nadira Syalvallah.
Untuk selanjutnya mengikuti Diklat Calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka tingkat pusat tahun 2023.
Hal tersebut tertuang dalam surat bernomor 2768/PE/07/2023/D5 yang ditujukan kepada Sekretaris Daerah atau Sekda Sultra.
Namun kemudian orang tua Doni Amansyah menuduh panitia seleksi telah berlaku curang dalam proses seleksi dan atas tuduhan tersebut telah menyerang pribadi Wiradinata Setya Persada.
“Jika orangtua Doni tidak mengindahkan dasar somasi tersebut maka kami akan melakukan upaya hukum pidana,” ujarnya.
Sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 27 ayat (3) pasal 28 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, serta pasal 310 ayat (2) KUHP.
Kepala Kesbangpol Sultra Bantah Penggantian
Sebelumnya, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Sulawesi Tenggara (Kesbangpol Sultra), Harmin Ramba, buka suara soal viralnya penggantian Doni Amansyah sebagai Paskibraka 2023.
Menurut Harmin, pihaknya melakukan pembekalan terhadap 4 orang calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan mewakili Provinsi Sultra.
Dari 4 nama tersebut, nama Doni Amansyah adalah salah satu peserta pembekalan tersebut.
“Itu adalah pembekalan. Kenapa kita panggil 4? Kan kita belum tahu siapa mau dikirim,” katanya pada Jumat (14/07/2023) lalu.
“Seandainya kita sudah tahu yang mau dikirim ya kita ambil dua,” jelasnya menambahkan.
Saat itu, kata Harmin, belum ada keputusan resmi dari Gubernur Sultra soal siapa yang akan diberangkatkan sebagai Paskibraka 2023 mewakili Sulawesi Tenggara.
Hanya saja, dari empat nama itu telah memiliki nilai masing-masing berdasarkan hasil seleksi dari 80 peserta menjadi 52 peserta yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Nilai tersebut menjadi acuan penetapan nama calon anggota Paskibraka Nasional 2023 yang kemudian dibuatkan Surat Keputusan atau SK Gubernur Sultra.
Saat SK terbit, terdapat dua nama yang resmi diberangkatkan yakni Nadira Syalvallah dan Wiradanata Setya Persada yang kebetulan keduanya berasal dari Kota Baubau.
Dua nama tersebut tertuang dalam SK Gubernur Sultra Nomor 371 Tahun 2023 tentang Penetapan Calon Paskibraka Utusan Sultra.
Harmin Ramba sendiri menegaskan keputusan itu tak mengandung kecurangan soal penentuan nama yang harus diberangkatkan.
“Tidak ada manipulasi, saya jamin,” jelasnya.
Sementara Tim Seleksi atau Timsel Psikologis Paskibrakanas, Chadidjah D Selomo, menyebut beredarnya foto Doni Amansyah dan Nadira Syalvallah merupakan kebetulan.
Menurut Chadidjah menyebut foto tersebut diambil saat melakukan salah satu tahapan tes.
Saat itu, ada beberapa tim yang melakukan pemeriksaan dan sebanyak lima laki-laki dan lima perempuan dipisahkan.
Pada momen itulah, Chadidjah berfoto dengan sejumlah peserta.
Hanya saja, foto tersebut beredar dan telah dipotong sehingga hanya menunjukkan Doni Amansyah dan Nadira Syalvallah.
“Saat itu belum final. Hanya kebetulan Doni itu berdampingan sama Nadira,” ujarnya.
Awal Mula Polemik Paskibraka Sultra dari Curahan Hati Ibu Doni
Ibu Doni Amansyah, Samsuani, mengaku tak menyangka anaknya tetiba diganti sebagai calon Paskibraka 2023 untuk mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara pada perayaan HUT RI ke-78.
Dirinya bahkan sudah mendapat ucapan selamat dari rekannya dan panitia.
Hal tersebut setelah Doni dinyatakan masuk 4 besar calon Paskibraka Nasional 2023 dan menjadi tim inti untuk mewakili Provinsi Sultra.
Namun, dia tetiba mendapat informasi anaknya Doni Amansyah diganti dengan peserta dari tim cadangan.
“Tentu saya merasa kecewa, karena saya sudah lepas Doni untuk mengikuti pembekalan,” kata Samsuani pada konferensi pers di Kendari, pada Minggu (16/7/2023).
Ia menceritakan anaknya Doni Amansyah sudah menerima pemberitahuan untuk mengikuti pembekalan sebagai calon Paskibraka 2023 mewakili Sulawesi Tenggara.
“Saya ditelepon dan diberi ucapan selamat. Mereka bilang anaknya ibu yang akan mewakili provinsi ke nasional,” jelasnya.
Mendengar berbagai penyampaian tersebut termasuk kabar melalui unggahan Facebook, Samsuani mengaku belum percaya sepenuhnya sebelum mendengar langsung dari putranya.
“Di postingan itu ada ucapan selamat kepada saya sebagai orangtua Doni, dan ada yang posting tolong dikawal jangan sampai ada permainan,” ujarnya.
Samsuani yang bekerja sebagai guru honorer di Konawe tersebut kemudian mendatangi hotel tempat Doni mengikuti proses seleksi Paskibraka 2023 di Kota Kendari.
Sesampainya di lobi hotel tersebut, Samsuani belum menginformasikan kedatangannya kepada sang anak.
“Terus pada saat panitia masuk ke lobi hotel mereka tanya Doni bagaimana perasaanmu. Kemudian Doni bilang Alhamdulillah baik, tapi saya mau ada mamaku,” katanya.
Panitia kemudian meminta Doni Amansyah berbalik untuk melihat ibunya yang tetiba datang dari Konawe.
“Doni lalu datang salim ke saya dan cium kaki saya,” jelas Samsuani.
Pada kesempatan itu, kata Samsuani, dirinya sudah memberikan selamat kepada keempat peserta yang dinyatakan lolos selain Doni.
“Saya bilang ke mereka saya bukan hanya mewakili orangtua Doni tapi siapa pun yang terbaik kalian harus mendukung untuk wakili Sultra di paskibraka tingkat nasional,” ujarnya.
Saat ini kuasa hukum Doni Amansyah dikabarkan telah ke BPIP untuk menindaklanjuti polemik yang berujung saling lapor ini.
Penjelasan BPIP Soal Polemik Paskibraka Sultra
Dikutip dari BBC Indonesia, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo, membantah terjadinya kecurangan maupun nepotisme dalam proses seleksi Paskibraka.
Dikatakan proses seleksi sudah berjalan transparan dan sudah sesuai peraturan yang ada.
"Capaska Putra yang terpilih mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara adalah atas nama Wiradinata Setya Persada. Hasil seleksi tersebut sesuai dengan hasil penilaian yang terekam pada Aplikasi Transparansi Paskibraka, yang menunjukkan Wiradinata Setya Persada memperoleh nilai tertinggi pada urutan pertama dan Doni Amansa pada urutan kedua dengan nilai di bawah Wiradinata Setya Persada," kata Benny dalam rilisnya seperti dikutip BBC News Indonesia, Rabu (19/07).
BPIP merupakan institusi yang bertanggung jawab dalam rekrutmen dan seleksi Paskibraka, seperti diatur dalam Perpres Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pembinaan Ideologi Pancasila Kepada Generasi Muda Melalui Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. (*/ Tribun Sultra/ Bangkapos.com)
Sambut Dua Paskibraka Nasional Wakili Babel, Pj Sekda Ucapkan Terima Kasih ke Kenzo dan Fitri |
![]() |
---|
Kisah Viral Karisto Gideon, Paskibraka Nyaris Ambruk Saat Upacara HUT RI, Langsung Digandeng Teman |
![]() |
---|
Sosok Ambar Purwoko Wakil Bupati Kulon Progo, Ikat Tali Sepatu Paskibraka Saat Upacara HUT RI |
![]() |
---|
Berhasil Laksanakan Tugas, Paskibraka Bangka Nikmati Malam Resepsi dan Ramah Tamah Bersama Bupati |
![]() |
---|
Kisah Haru Kevin Silaban, Tinggalkan Jenazah Ayah Demi Pimpin Paskibraka HUT RI, Dapat Simpati Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.