Tribunners
Penyelamatan Benih Sumber Daya Genetik Padi Gogo di Kecamatan Payung Bangka Selatan
Penyelamatan benih padi gogo untuk melindungi sumber daya genetik adalah langkah yang penting untuk menjaga sumber daya genetik padi gogo
Oleh: Marini, S.P. - Mahasiswa Magister Ilmu Pertanian Universitas Bangka Belitung
PADI merupakan salah satu bahan dasar makanan pokok penduduk Indonesia. Mayoritas penduduk Indonesia, terutama Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Bangka Selatan, mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Tingginya angka konsumsi nasi sebagai makanan pokok mengakibatkan tingginya permintaan beras di daerah ini. Angka permintaaan beras yang tinggi mendorong masyarakat untuk melakukan pemenuhan kebutuhan secara mandiri dengan konsep budi daya menggunakan padi gogo varietas lokal untuk pemenuhan kebutuhan pangan skala rumah tangga.
Padi gogo merupakan varietas yang memiliki keragaman genetik yang berharga. Keragaman ini dapat menjadi sumber daya penting dalam menghadapi tantangan pertanian seperti perubahan iklim, hama, dan penyakit. Peran padi gogo dalam ketahanan pangan yaitu sebagai sumber pangan utama atau tambahan bagi komoditas lokal di daerah ini. Ketahanan pangan tersebut dapat dicapai melalui pelestarian untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal serta mengurangi ketergantungan pada varietas lainnya.
Bangka Selatan merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang banyak menghasilkan produk pangan, salah satunya padi. Bangka Selatan merupakan salah satu kabupaten yang mengembangkan usaha pertanian padi sawah dan padi gogo dengan prospek pengembangan yang cukup besar, yakni pada budi daya padi sawah. Luas lahan pertanian sawah menurut penggunaannya dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu lahan sawah irigasi dan lahan sawah non irigasi.
Bangka Selatan pada tahun 2022 memiliki produksi padi paling tinggi di Bangka Belitung dengan produksi 51.452,49 ton/tahun. Disusul Kabupaten Bangka sebanyak 4.791,54 ton/tahun, produksi terendah yakni Pangkalpinang 0 ton/tahun. Produksi beras tertinggi pun masih diduduki Kabupaten Bangka Selatan dengan 30.497,47 ton/tahun dengan luas panen 11.971, 48 hektare/tahun (Babel dalam angka 2023).
Kabupaten Bangka Selatan memiliki potensi yang cukup besar dalam produksi komoditas padi, baik padi sawah maupun padi ladang. Menurut Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Provinsi Bangka Belitung (2017), Kabupaten Bangka Selatan memiliki delapan kecamatan, di mana kedelapan kecamatan tersebut mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam produksi padi. Kecamatan Payung adalah salah satu penyumbang produksi padi di Bangka Selatan yang banyak berfokus pada budi daya padi ladang.
Sistem budi daya masyarakat di Kecamatan Payung umumnya menitikberatkan pada budi daya padi lokal di ladang. Budi daya tanaman padi di daerah ini dikenal dengan istilah padi ladang atau padi ume dengan menggunakan jenis padi gogo. Jenis padi yang umumnya digunakan masyarakat yakni dikenal dengan nama padi raden, padi janggut (pbm), padi wi, padi mayang, padi usang, padi carak mantan, padi carak mira (pbm), dan padi carak munteng.
Petani dan masyarakat di Kecamatan Payung melakukan proses budi daya padi dengan satu kali tanam dalam satu tahun, yakni dimulai pada Agustus atau di awal musim hujan. Benih yang digunakan adalah benih produksi sebelumnya yang sebagian dikonsumsi dan sisanya disiapkan sebagai bahan tanam selanjutnya. Produksi padi yang dihasilkan masyarakat terkadang belum mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga, bahkan sangat rendah di bawah angka pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Angka produksi yang rendah ini didukung dengan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan benih bermutu yang mengakibatkan rendahnya persentase tumbuh.
Rendahnya persentase tumbuh benih sangat memengaruhi produksi dari tanaman itu sendiri. Pengembangan padi gogo di lahan kering tentu perlu diikuti dengan penyediaan benih bermutu sehingga bisa jadi bahan tanam yang baik. Penggunaan benih bermutu dapat menjadi teknologi paling murah dan efisiensi untuk meningkatkan produksi padi gogo. Upaya yang dapat dilakukan yaitu melakukan penyelamatan benih melalui penyimpanan yang tepat untuk mendapatkan benih yang bermutu.
Padi gogo sendiri merupakan warisan budaya dan sumber pangan utama bagi masyarakat Kecamatan Payung, yang memiliki nilai yang tak ternilai. Namun sumber daya genetik ini terancam berkurang, bahkan hilang oleh perubahan lingkungan, urbanisasi, dan praktik pertanian modern yang lebih homogen. Inilah mengapa upaya penyelamatan benih sumber daya genetik padi gogo dengan menerapkan prosedur penyimpanan yang tepat menjadi penting untuk dilakukan.
Penyelamatan benih padi gogo untuk melindungi sumber daya genetik adalah langkah yang penting untuk menjaga sumber daya genetik padi gogo di Kecamatan Payung serta untuk keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan. Penyelamatan benih sumber daya genetik padi gogo di Kecamatan Payung melalui penyimpanan benih yang sesuai prosedur adalah langkah penting untuk melestarikan keberadaan sumber daya genetik padi gogo. Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam penyelamatan benih meliputi pengumpulan benih, pelatihan petani, pusat penyimpanan benih, prosedur penyimpanan, pemantauan berkala, pendokumentasian, promosi penggunaan benih lokal, kerjasama dengan pihak terkait, serta peraturan perlindungan.
Masalah utama yang selama ini dihadapi masyarakat dan petani adalah rendahnya persentase tumbuh yang salah satu faktor penyebabnya adalah penyimpanan. Penyimpanan yang selama ini dilakukan petani dan masyarakat masih tergolong jauh dari prosedur penyimpanan yang tepat. Penyimpanan yang dilakukan tidak memperhatikan suhu dan kelembapan, penyimpanan terlalu lama, kondisi kontaminasi, penyimpanan terlalu padat, penyimpanan terlalu terbuka, serta tidak dilakukannya pemeriksaan secara berkala. Berdasarkan salah satu poin dalam upaya penyelamatan benih yaitu prosedur penyimpanan. Penyimpanan yang baik adalah cikal bakal dari hasil yang baik.
Berikut prosedur penyimpanan benih yang tepat untuk mempertahankan kualitas benih guna menunjang persentase tumbuh yang optimal:
* Penyimpanan benih harus mulai diperhatikan dari masa tanam, pemeliharaan, panen. dan pasca panen. Benih yang ditanam merupakan benih dengan kualitas baik yang bebas dari jamur dan penyakit untuk memberikan hasil yang baik.
* Proses pemanenan biji yang disiapkan sebagai benih dilakukan pada saat matang fisiologis.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20230930_Marini-Mahasiswa-Magister-Ilmu-Pertanian-UBB.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.