Berita Bangka Belitung

Kembali Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Sosok HAS Hanandjoedin, Tokoh Pejuang Bangka Belitung

Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa Bangka Belitung kembali mengusulkan tokoh H.AS. Hanandjoeddin sebagai Pahlawan Nasional.

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Hendra
Bangka Pos / Edwardi
Warga membubuhkan tandatangan untuk memberikan dukungan agar Depati Amir terpilih menjadi Pahlawan Nasional asal Babel 

Sejauh ini, lanjutnya, pemerintah daerah sudah berupaya memperbaiki kekurangan yang diminta oleh Kemensos dan Dewan Gelar Pengkaji Pusat.

"Kita dinyatakan tidak ada kekurangan. Beda dengan 2018, memang mereka menyatakan dua syarat kekurangan tadi. Kita tetap perjuangkan, karena sudah memenuhi syarat, namun memang dibatasi setahun lima orang. Kita optimis juga," imbuhnya.

Untuk diketahui, bahwa Presiden RI Joko Widodo telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional tahun 2022 kepada lima tokoh dari berbagai daerah yang telah berjasa bagi bangsa dan negara, di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Penganugerahan ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 96/TK/Tahun 2022 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional yang ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 3 November 2022.

Sosok HAS Hanandjoeddin

Letnan Kolonel Pas (Purn.) Haji Ahmad Sanusi (HAS) Hanandjoeddin lahir di Tanjung Tikar, Sungai Samak, Badau, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, 5 Agustus 1910 dan meninggal di Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung, 5 Februari 1995 pada umur 84 tahun) adalah tokoh militer Indonesia.

HAS Hanandjoeddin adalah tokoh militer Indonesia yang berperan besar dalam peristiwa Agresi Militer Belanda I dan II.

Ia dipercaya menjadi komandan beberapa satuan pasukan dalam pertempuran tersebut.

Atas jasa-jasanya, nama HAS Hanandjoeddin kini diabadikan menjadi nama bandar udara internasional di Tanjung Pandan, Bangka Belitung.

Awal kehidupan

Pada 1931, ia menempuh pendidikan di Ambacht School (Sekolah Pertukangan) di Manggar, Bangka Belitung.

Setelah lulus, Hanandjoeddin ditetapkan sebagai karyawan teknik dan ditugaskan di perusahaan Belanda, Gemeenschappelijke Mijnbouwmaatschappij Billiton (GMB).

Dari GMB, kariernya kemudian berlanjut ke salah satu perusahaan Belanda juga, yaitu Naamloze Venootschap Indische Bauxit Exploitatie Maatschappij (NV NIBEM) di Pulau Bintan.

Namun, setelah dilakukan tanda tangan kontrak kerja di NIBEM, Hanandjoeddin ditarik kembali ke Belitung.

Setelah itu, ia pindah ke Bandung dan bekerja di Wolter&Co.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved