Siapa Candra Friyandy Harianja, Wisudawan yang Bentang Spanduk Minta Kapolri Usut Pembunuhan Ayahnya
Candra adalah wisudawan Universitas Negeri Malang (UNM) bawa spanduk bertuliskan permintaan tolong kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Teddy Malaka
BANGKAPOS.COM- Siapa sosok Candra Friyandy Harianja, wisudawan UNM yang bentangkan spanduk minta pembunuh ayahnya ditangkap.
Baru-baru ini sosok Candra Friyandy Harianja viral di media sosial.
Diketahui ia adalah mahasiswa wisudawan Universitas Negeri Malang (UNM) bawa spanduk bertuliskan permintaan tolong kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Sabtu (11/11/2023) lalu.
Spanduk tersebut bertuliskan permintaan ke Kapolri agar mengusut pelaku pembunuh ayahnya.
Dalam prosesi wisuda tersebut, Candra Friyandy Harianja membawa spanduk yang dibentangkan ketika dirinya dipanggil maju untuk mengambil ijazah, di Graha Cakrawala, Sabtu (11/11/2023).
Aksi Candra Friyandy saat wisudah itupun ramai di media sosial.
Di mana dalam video yang beredar, pembentangan spanduk berisi permintaan tolong kepada Kapolri tersebut dilakukan Chandra usai dirinya dikukuhkan sebagai wisudawan.
"Pak Kapolri tolong saya, tangkap semua pelaku pembunuh bapak saya, almarhum Pembadi Harianja. Tulang Bawang-Lampung #bantukawalkasusini," demikian tulisan di spanduk yang dibentangkan Chandra.
Berdasarkan laporan Kompas TV Lampung, Chandra membenarkan aksinya yang viral di media sosial tersebut
Ia mengatakan, tujuan dirinya membentangkan spanduk adalah untuk meminta Kapolri mengusut tuntas pelaku pembunuhan ayahnya yang dinilai janggal.
Di mana pihak kepolisian lampung hanya menetapkan satu orang tersangka, sementara pelaku pembunuhan terhadap ayahnya diduga lebih dari satu orang.

Hal senada disampaikan adik kandung Chandra, Agung Krisdiandy Harianja.
Agung mengatakan alasan kakaknya melakukan hal tersebut karena merasa kecewa dengan penanganan polisi terkait kasus kematian ayahnya.
"Benar yang ada di video itu adalah abang saya. Abang saya ini merasa kecewa dengan penanganan penyidik Polres Tulang Bawang dalam penanganan kasus meninggalnya bapak kami, soalnya kemarin sudah diberikan teguran namun hingga saat ini nggak ada perkembangan lagi," kata dia, Sabtu (18/11/2023).
Disinggung soal perkembangan yang dimaksud, Agung menjelaskan bahwa pihak keluarga menduga pembunuh ayahnya lebih dari satu pelaku.
"Sampai saat ini nggak kelanjutannya, nggak ada pelaku-pelaku baru yang ditangkap. Kami menduga pelaku pembunuhan ayah kami ini ada sekitar 3 sampai 4 orang," jelasnya.
Atas lambatnya penanganan yang dilakukan Polres Tulang Bawang, Agung bersama penasehat hukumnya melaporkan penanganan kasus tewasnya sang ayah ke Bidpropam Polda Lampung.
Diketahui, ayah Chandra, Pembadin Harianja (61) ditemukan meninggal dunia di dalam sumur di Kampung Gedung Bandar Rahayu, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung pada Minggu, (20/8/2023) lalu.
Dalam kasus tersebut, Polres Tulang Bawang mengungkap bahwa Pembadi merupakan korban tindak pidana pembunuhan.
Polisi pun telah menangkap satu terduga pelaku berinisial S warga Kabupaten Musi Waras, Sumatera Selatan.
Sebelumnya Polres Tulangbawang, Polda Lampung masih menunggu hasil autopsi atas kematian Pembadi Harianja (61).
Pembadi Harianja sendiri merupakan warga Desa Gedung Bandar Rejo, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulangbawang, Provinsi Lampung.
Saat ini kasus kematian pria 61 tahun di Kecamatan Gedung Meneng, Tulangbawang itu masih dalam tahap penyidikan kepolisian.
"Untuk kematian Pembadi Harianja saat ini dalam tahap penyidikan," ujar Kasat Reskrim AKP Wido Dwi Arifiya Zaen mewakili Kapolres Tulangbawang, Kamis (14/9/2023)..
Pihaknya sampai saat ini juga masih menunggu hasil autopsi korban.
Wido pun memprediksi hasil autopsi korban sendiri akan keluar kurang lebih seminggu lagi.
"Kita masih menunggu hasil autopsi dari labkrim Mabes Polri dan kemungkinan dalam waktu dekat akan keluar ya, seminggu lagi," jelasnya.
Terpisah, saat wartawan tribunlampung.co.id menghubungi Ketua RT setempat bernama Bambang Budianto (35) mengaku belum mendapatkan informasi perkembangan atas kasus kematian Pembadi.
"Belum thau perkembangan kasus kematian korban sejauh ini, taunya itu saat polisi terakhir dateng di bulan Agustus tanggalnya lupa," ungkapnya.
Ia pun turut menyampaikan pesan dari pihak keluarga korban yang sangat berharap kematian Pembadi dapat cepat terungkap.
Sebab, kata dia pihak keluarga korban sendiri menduga ada dugaan pembunuhan atas kematian korban.
Bambang mengungkapkan jika saat ini keluarga korban masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan pihak kepolisian.
Dijelaskan Bambang jika korban ditemukan di dalam sumur rumahnya.
Saat ditemukan tubuh korban sudah dalam kondisi mengenaskan.
Akibatnya kondisi tubuh korban sudah tidak dapat dikenali lagi.
"Karena saat ditemukan sudah dalam keadaan tidak wajar akibat membusuk," ucapnya
Masih kata Bambang, setelah ditemukan mayat korban pihak perangkat desa langsung melaporkannya ke polisi.
Setelah itu, ungkap Bambang pihak kepolisian langsung mengevakuasi korban.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)
Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Pemuda di Parittiga, Pelaku Akui Tak Kenal Korban |
![]() |
---|
Jejak Kriminal Dwi Hartono, Pemalsuan Ijazah hingga Otak Pembunuhan Ilham Kacab Bank, Ini Profilnya |
![]() |
---|
Zulkifli Pasrah di Hadapan Jasad Affan, Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Tulang Punggung Keluarga |
![]() |
---|
Kapolri-Istana Minta Maaf Buntut Insiden Affan Ojol Dilindas Baraccuda Brimob, Ini Permohonannya |
![]() |
---|
TERKUAK 7 Identitas Prajurit Brimob di Tewasnya Ojol Affan, Perwira Pangkat Kompol, Ini Perannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.