Sosok Egi, Perenang Cilik Popkab Sleman Juara 2 Tapi Tak Dapat Medali, Ini Alasan Panitia

Diceritakan jika sang anak bernama Egi mengikuti Popkab Sleman cabang olahraga renang 100 meter gaya bebas.

TikTok/duria.md
Sosok Egi, Perenang Cilik Popkab Sleman Juara 2 Tapi Tak Dapat Medali, Ini Alasan Panitia 

BANGKAPOS.COM- Inilah Egi alias Ghiyats, sosok atlet renang menang juara 2 lomba renang 100 meter namun tak dapat medali.

Nama Egi alias Ghiyats mendadak hilang saat pengumuman.

Hal itu terjadi saat putranya mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman.

Protes orang tua terhadap panitia Pengurus Daerah Aquatik pun tak digubris.

Kisah Egi yang dicurahkan orang tuanya  pun viral di media sosial.

Di dalam postingan media sosial, diceritakan jika sang anak bernama Egi mengikuti Popkab Sleman cabang olahraga renang 100 meter gaya bebas.

Saat lomba, Egy finish di posisi kedua.

Namun saat pengumuman hasil lomba, Egi tidak mendapatkan medali apapun.

Kendati begitu, orangtua Egy akhirnya mengajukan protes ke panitia dengan memperlihatkan bukti video. 

Namun, panitia tidak mengubris protesan ibu Egy dan tetap pada keputusannya.

Menanggapi hal itu saat dikonfirmasi Kompas.com, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman Agung Armawanta mengatakan kontingen Popkab berasal dari kecamatan.

"Jadi yang punya hak mendaftarkan atau tidak itu timnya, officialnya dari kecamatan," ujar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman Agung Armawanta saat dihubungi, Rabu (29/11/2023).

Agung menyampaikan, dalam olah raga renang pelaksana teknisnya dari cabang Aquatik Kabupaten Sleman.

Kemudian sebelum pelaksanaan lomba, digelar technical meeting.

Menurut Agung, pihak yang diperbolehkan mengajukan protes atau aduan hanya official tim atau ketua kontingen, bukan dari orangtua.

Kemudian timer di lomba renang tersebut ada di start dan di finish.

Diungkapkan Agung, usai panitia mengumumkan calon juara, kemudian diberikan waktu 5 menit sampai 10 menit jika ada yang mengajukan aduan, tetapi yang mengadukan harus dari ketua kontingen atau official tim, bukan dari orangtua.

"Penggunaan video (bukti video orangtua atlet) dari sudut (angle) mananya saya juga belum melihat," ucapnya.

Kendati begitu, terkait dengan permasalahan ini, Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman akan bertemu dengan orangtua atlet dan pelaksana teknis lomba.

Di dalam pertemuan itu nantinya akan dilakukan konfirmasi dan evaluasi.

"Besok pagi juga akan kami lakukan konfirmasi dan evaluasi antara pelaksana teknis aquatik plus beliau yang bersangkutan," pungkasnya.

Awal Mula Egi Ikut Lomba Renang Tak Dapat Medali

Duria, ibunda Egi alias Ghiyats mengungkapkan awal mula putranya tidak mendapatkan penghargaan medali meski menang juara 2 lomba berenang.

Adapun Egi diketahui mengikuti lomba renang Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman, DIY.

Menurut sang ibunda, Egi diduga menjadi korban kecurangan panitia lomba renang hingga berujung dirinya batal menjadi juara.

Padahal, kata Duria, banyak orang yang menyaksikan dan mendokumentasikan perlombaan tersebut dan hasilnya Egi berada di nomor kedua.

Namun, nama Egi tiba-tiba dinyatakan tidak mendapat medali apapun dari hasil jeri payahnya.

Dalam akun TikTok @duria.md, Duria mengungkap momen perlombaan sang putra, Egi dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Di perlombaan tersebut, Egi mengikuti dua nomer yakni 100 meter dan 50 meter.

Dalam kelas 50 meter, Egi berhasil mendapatkan medali perunggu alias juara ketiga.

Namun di kelas 100 meter, Egi menemui rintangan berat.

Ngotot menguras tenaga dalam jarak tempuh 100 meter, Egi pun menunjukkan kemampuan renangnya.

Dalam kategori gaya bebas, Egi pun berhasil mencapai garis finish di posisi kedua.

Sadar dirinya jadi juara kedua, Egi pun awalnya senang.

"Anak kami Egi (Ghiyats) baru saja mengikuti lomba renang Popkab Sleman DIY. Pada saat perlombaan, Egi, alhamdulilah berhasil menjadi tercepat kedua di nomer 100M gaya bebas," kata sang ibu.

Namun saat pengumuman pemenang, nama Egi justru tak disebut panitia.

Juri justru menetapkan juara dua dan juara ketiganya tidak sesuai dengan fakta yang ada.

Padahal faktanya, yang jadi juara dua adalah yang ketiga tiba di finish setelah Egi.

Dan yang jadi juara tiga adalah yang keempat tiba di finish.

Hingga, keluarga Egi pun sempat menyampaikan protes tak terima dengan mengajukan video hasil rekaman.

Dalam video jelas terlihat Egi adalah perenang kedua yang berhasil menyentuh finish.

Sementara yang berada di posisi ketiga dan keempat jauh jaraknya dengan Egi.

Namun, Panitia tidak mau menerima masukan dan tetap pada keputusannya.

"Namun tiba-tiba pas pengumuman hasil lomba, Egi tidak mendapatkan medali apa-apa. Kami sempat mengajukan protes dengan mengajukan video hasil rekaman kami," jelasnya.

Perasaan hancur pun menyelimuti Egi yang pulang tanpa hasil.

Dikatakan pula jika sang anak sebelumnya sudah berjuang latihan selama satu bulan.

Meski tak menduduki juara kedua, Egi hanya mendapatkan medali perunggu di Kelas 50 m gaya bebas dan uang Rp250.000.

"Kami pulang dengan hati yang sangat hancur. Terlebih anak kami yang sudah berjuang berlatih selama 1 bulan. Yah, walaupun kami masih bisa bersyukur, masih mendapatkan medali perunggu di Kelas 50 m gaya bebas," ungkapnya.

Dalam unggahannya tertulis jika putranya yang seharusnya juara itu terdzolimi oleh panitia lomba.

"Ketika sang juara terdzolimi oleh hasil keputusan panitia lomba," tulisnya dalam video.

Tampak dalam video tersebut, sang anak menangis memeluk ibunya berusaha ikhlas menerima kekalahan.

"Sabar ya kak, bisa tahun depan nggak apa apa ikhlasin ya oke. Belum rezeki diikhlasin ya nggak usah nangis,” ujarnya dengan lembut.

Kedepannya, ibunda Egi berharap agar Pengda Aquatik Sleman melakukan intropeksi dan mendengar keluahan.

"Semoga kami bisa bangkit lagi. Semoga Pengda aquatik Sleman bisa melakukan instropeksi dengan membuka mata hati, mendengarkan dan juga menerima kritikan ketika ada keluhan," jelasnya.

"Jangan menutup diri dengan hal-hal yang bersifat masukan. Terutama untuk pengembangan atlet olahraga aquatik," pungkasnya.

Pada unggahan lainnya, Ibunda Egi memberikan semangat untuk putranya dan tak terpuruk dengan pengalamannya di masa lalu.

"Tetap semangaat berlatih ya kak.. lupakan masa lalu, kita harus menatap kedepan." tulisnya.

"Kenangan Pahit yang tidak pernah bisa dilupakan. semoga event ini menjadi cambuk semangat kedepannya." tandasnya.

(Bangkapos.com/Vigestha Repit)

Sumber: bangkapos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved