Berita Pangkalpinang

Meski Mata Buta Akibat Dianiaya, Ela Sedih Dengar Kabar Suaminya Tewas Ditembak: Saya Memaafkannya

Meski mengalami cacat seumur hidup, penglihatannya untuk selama-lamanya akibat dianiaya sang suami, Nurlaela (34) atau Mbak Ela masih memiliki hati

|
Editor: khamelia
HO/IST
Supri pelaku KDRT di Tempilang, terluka terkena tembakan menjalani perawatan di Puskesmas di Kabupaten Bangka Tengah. Ia dinyatakan meninggal dunia karena luka tembak yang dialaminya karena mencoba menebas polisi dengan parang panjang saat hendak ditangkap. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Meski mengalami cacat seumur hidup, penglihatannya untuk selama-lamanya akibat dianiaya sang suami, Nurlaela (34) atau Mbak Ela masih memiliki hati dengan memaafkan suaminya, Supri (49).

Ela mengaku telah mendapat kabar bahwa suaminya telah meninggal dunia ditembak polisi karena melawan
saat akan ditangkap, Senin (4/12) dini hari.

Walaupun nyawanya hampir melayang akibat dianiaya sang suami, Ela tetap merasa sedih mendengar kabar
tersebut.

Ia juga tidak dendam dan memaafkan kesalahan suaminya.

“Dari lubuk hati paling dalam sebagai seorang istri dan sudah punya anak dari dia tentunya saya sedih, kalau
untuk dendam itu tidak ada karena saya sudah ikhlas dunia akhirat saya cuma bisa pasrah,” ujar Ela ditemui
Bangka Pos di ruang perawatan RSUD Dr. (H.C) Ir Soekarno Babel di Air Anyir, Senin (4/12).

Namun hati istri mana yang tak sakit, terlebih setelah harus menerima sejumlah penganiayaan berat yang dilakukan oleh suaminya.

Berbagai operasi telah dijalani Ela di RSBT Timah Kota Pangkalpinang dan RSUD Dr. (H.C) Ir Soekarno Babel, guna memulihkan dirinya yang mengalami berbagai luka.

Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Safrizal ZA menjenguk korban KDRT Nurlaela (34), di RSUD Soekarno, pada Jumat (1/12/2023).
Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Safrizal ZA menjenguk korban KDRT Nurlaela (34), di RSUD Soekarno, pada Jumat (1/12/2023). (IST/Kominfo Babel)

Mulai dari operasi mata, mulut hingga kedua tangannya yang patah, harus dijalani ibu dari empat anak ini.

“Cuma di balik kesedihan ada lebih sedih lagi, dengan keadaan saya seperti ini. Saya trauma banget, kemarin
waktu dia buron saya takut dia datang lagi. Tapi Allah SWT kuasa lebih besar, jadi seperti ini akhirnya,” tutur Ela.

Rasa trauma yang mendalam tentunya dirasakan Ela, terlebih saat dirinya nyaris meregang nyawa usai dianiaya secara brutal oleh suaminya.

“Saat saya mau ke kamar mandi dari arah belakang langsung dihajar tangan saya pakai linggis, lalu saya jatuh
teriak anak saya minta tolong. Dia langsung kabur, motor baju sudah disiapkan,” jelasnya.

Masalah ekonomi Masalah ekonomi Lebih lanjut diungkapkan Ela, awal mula perselisihan diakuinya lantaran masalah ekonomi keluarga.

Terlebih sebelum menikah siri dengan Supri, korban sudah memiliki tiga anak yang ikut dengannya.

“Awalnya dia itu ngomel terus enggak saya tanggepin, buat apa sih diributin. Kalau memang enggak mau lagi ya ceraikan saja, tapi kalau mau lanjut ya ayo bareng-bareng.

Dia itu enggak mikir anak saya, padahal saya punya tiga anak, dibilang anak saya numpang tinggal dan numpang makan,” bebernya.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved