Sosok Jeniaty Rike Ekawaty, Camat Rantepao yang Mundur Usai Dipermalukan Bupati Toraja Utara

Mengundurkan diri, Jeniaty merupakan sosok yang baik dan pengayom selama jadi Camat Rantepao.

|
IST
Sosok Jeniaty, Camat Rantepao yang Mengundurkan Diri Usai Dipermalukan Bupati Toraja Utara,Mengundurkan diri, Jeniaty merupakan sosok yang baik dan pengayom selama jadi Camat Rantepao. 

BANGKAPOS.COM- Berikut sosok Jeniaty Rike Ekawaty, Camat Rantepao yang mengundurkan diri karena dipermalukan Bupati Toraja Utara.

Kabar mengejutkan datang dari Jeniaty Rike Ekawaty ST MM.

Wanita berparas cantik ini tiba-tiba menyatakan mundur sebagai Camat Rantepao, Toraja Utara.

Kabar ini mengejutkan banyak pihak, tidak terkecuali para pegawai di Kecamatan Rantepao.

Salah satu staff di Kecamatan Rantepao, Gerson, mengatakan bahwa Jeniaty merupakan sosok yang baik dan pengayom selama jadi Camat Rantepao.

"Beliau baik, tidak pernah marah di depan umum.

Kalau kami ada salah, dia akan menegur dengan bijak, layaknya atasan ke bawahan," ucap Gerson, Kamis (14/12/2023), melansir dari Tribun Toraja.

"Dalam pekerjaan, ibu sangat teliti dalam pekerjaan. Setiap tugas kami selesaikan bersama-sama," tambahnya.

Seorang warga Rantepao mengenal Jenny sebagai sosok yang baik dan pekerja keras, bahkan dekat dengan Ombas, sapaan Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang.

Makanya, ia tidak menyangka Jenny mengambil langkah mengundurkan diri.

 "Apa yang dilakukan ibu Jenny itu adalah hal yang luar biasa dan berani. Saya salut sama Beliau," katanya yang enggan disebutkan namanya.

Jeniaty dilantik sebagai Camat Rantepao pada 15 November 2022 oleh Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang.

Diketahui, Camat Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Jeniaty Rike Ekawaty, mengundurkan diri dari jabatannya per Rabu (13/12/2023).

Surat pengunduran Jeni beredar di grup WhatsApp.

Informasi diperoleh tribuntoraja.com dari seorang ASN Pemkab Toraja Utara, bahwa Jeniaty mengundurkan diri sebagai Camat Rantepao karena dipermalukan oleh Bupati Toraja Utara, Yohannis Bassang, saat Apel Gabungan di Lapangan Bakti, Rantepao, pada Senin (11/12/2023). 

"Setahu saya karena Camat Rantepao merasa dipermalukan saat apel," ucapnya ASN yang minta namanya dirahasiakan saat dihubungi via telepon.

"Itu Lapangan Bakti kan masih masuk wilayah Balele'. Nah, wilayah Balele' itu kampung Bu Camat. Jadi dia merasa telah dipermalukan di kampungnya sendiri. Tadi saya lihat ramai komentar di media sosial, warga Balele tidak terima Camat Rantepao dihina oleh bupati," tuturnya.

TribunToraja belum mendapat kejelasan mengenai penghinaan seperti apa yang dilakukan bupati terhadap Jeni.

Tribun sudah menghubungi Jeni namun belum direspon.

Berikut isi surat Jeni yang beredar di grup WA.

"Perihal: Surat Pengunduran Diri

Kepada Yth Bupati Toraja Utara, Yohannis Bassang, ditempat.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Jeniaty Rike Ekawaty ST MM

Jabatan : Camat Rantepao

Dengan ini menyatakan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Camat Rantepao.

Adapun alasan pengunduran diri saya dikarenakan prinsip hidup, serta saya sudah tidak merasa nyaman dengan kondisi kerja saya saat ini.

Yang dimana saya sudah berusaha totalitas dalam bekerja selama ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Rantepao, 13 Desember 2023, tertanda dan cap materai dan NIP Camat Rantepao, Jeniaty Rike Ekawaty ST MM."

Alasan dimarahi camat

Disebut-sebut Yohanis Bassang memarahi Jeniaty, bahkan mengusirnya dari panggung upacara.

Pemicu bupati marah karena persoalan payung.

Hal itu diungkapkan salah satu kepala seksi di jajaran Pemkab Toraja Utara, JG.

"Camat Rantepao tersinggung dengan perkataan Bupati Toraja Utara," ucap JG dikutip dari Tribun Cirebon, Kamis (14/12/2023).

Ia menjelaskan, saat apel gabungan, Bupati Toraja Utara meminta penjelasan Camat Rantepao terkait progres penjualan payung untuk dana Natal Pemkab Toraja Utara.

Sebelumnya, seluruh ASN diminta untuk membeli payung seharga Rp100 ribu, guna pendanaan perayaan Natal Pemda Toraja Utara.

"Saat itu, pak bupati mempertanyakan sudah sampai mana progres penjualan payung tersebut," kata JG.

Camat Rantepao lalu menghampiri bupati di atas panggung dengan maksud menjelaskan hal tersebut.

Disitulah, Ombas, sapaan bupati, marah-marah dan mengusir Camat Rantepao. Ombas juga sempat berkata kasar ke Camat Rantepao.

"Tapi saya dengar kabar katanya Pak Bupati mengatakan dia tidak marah, hanya melarang Ibu Jeny mendekat karena podium dan sekitar podium itu sangat licin, banyak genangan air habis hujan," ucap JG.

Sementara itu, banyak pegawai Kecamatan yang merasa kehilangan setelah Jeniaty memutuskan mundur.

Salah satu staff di Kecamatan Rantepao, Gerson, mengatakan bahwa Jeniaty merupakan sosok yang baik dan pengayom selama jadi Camat Rantepao.

"Beliau baik, tidak pernah marah di depan umum.

Kalau kami ada salah, dia akan menegur dengan bijak, layaknya atasan ke bawahan," ucap Gerson, Kamis (14/12/2023), melansir dari Tribun Toraja.

"Dalam pekerjaan, ibu sangat teliti dalam pekerjaan. Setiap tugas kami selesaikan bersama-sama," tandasnya.

(Bangkapos.com/Vigestha Repit/Tribun Toraja/Tribun Cirebon)

Sumber: bangkapos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved