Berita Pangkalpinang

Advisor Dirut PT Timah Tbk Mengaku Pembina Dua Organisasi Wartawan, Edi Kodri: Kok Aku Digituin

Saya orang yang selalu bermitra dan mendukung media kok diginiin, aku bingung, jadi apa gunanya, kita selalu mendukung media, aneh

Penulis: Sepri Sumartono | Editor: Iwan Satriawan
dok Bangkapos.com
Ilustrasi Ponton Isap Produksi (PIP) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Edi Kodri (56) mengaku diangkat sebagai Advisor Direktur Utama (Dirut) PT Timah Tbk sejak empat bulan lalu.

Dia diminta untuk memberikan saran dan membantu menyelesaikan permasalahan pertimahan di Bangka Belitung.

Edi mengatakan berbekal pengalaman bekerja di dunia pertimahan sejak berusia 16 tahun, dia ingin agar perusahaan PT Timah Tbk lebih baik dan tidak bangkrut.

Menurutnya, Advisor Dirut mirip dengan staf ahli di dunia pemerintahan.

"Menjadi Advisor ya selama Dirut percaya kita lah, kita ni beda-beda tipis kayak orang bilang staf ahli lah," kata Edi Kodri via telepon, Rabu (27/12/2023).

Dia membantah sebagai pemilik CV Gasparindo, yang menambang di Sukadamai, Basel dan rencananya di Desa Batu Beriga, Bangka Tengah.

Artinya, ada orang lain yang menguasai perusahaan tambang mitra PT Timah Tbk tersebut, hanya saja bukan dirinya.

Hal itu ditanyakan, lantaran Edi Kodri disebut-sebut pemilik 30 ponton isap produksi (PIP) di Sukadamai dengan perusahaan bernama CV Gasparindo.

"Kita bicara fakta hukum, saya tidak mau hanya asumsi saja. Saya bukan pemilik perusahaan itu," tegas Edi Kodri.

Pada kesempatan itu, Edi Kodri mengaku heran terkait berita di sejumlah media online yang terkesan menyudutkan dirinya.

Dia mengaku sebagai penasehat atau pembina di dua organisasi wartawan dan donatur di salah satu perusahaan media massa.

"Saya orang yang selalu bermitra dan mendukung media kok diginiin, aku bingung, jadi apa gunanya, kita selalu mendukung media, aneh, aku juga bingung, kok aku digituin, kadang-kadang apa sih maksud dan tujuannya," katanya.

Menurut Edi Kodri, pemberitaan yang terjadi tentang dirinya belakangan ini akibat dari mudahnya menjadi wartawan tanpa ada seleksi dan standar pendidikan tertentu.

"Sekarang, bisa dilihat sendiri, tidak usah jauh-jauh, di Belitung ini ada orang tamatan SD bisa jadi Pemred, kadang-kadang ini yang membuat dunia pers ini kebablasan," ujarnya.

"Setidaknya kalau tidak bisa bantu, ya jangan nyusahin lah, kan gitu, aku tidak merasa resah, hanya saja dengan menjamurnya media-media online merusak citra wartawan sendiri," tambahnya.

Saran dan masukan yang pernah disampaikan Edi Kodri ke Dirut PT Timah Tbk, sebagai penasehat meminta memberikan atensi khususnya kepada para penambang yang menjadi mitra.

(Bangkapos.com/Sepri Sumartono)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved