Sosok Edi Kodri, Pengusaha Timah Swasta yang Jadi Penasihat Dirut PT Timah, Ngaku Didatangi Kejagung

Inilah sosok Edi Kodri alias Buyung, pengusaha swasta yang jadi penasihat atau advisor Direktur PT Timah Tbk.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Evan Saputra
Posbelitung.co
nilah sosok Edi Kodri alias Buyung, pengusaha swasta yang jadi penasihat atau Advisor Direktur PT Timah Tbk. Edi Kodri juga dikenal dengan nama panggilan 'Buyung' dan diketahui berasal dari Belitung. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Inilah sosok Edi Kodri alias Buyung, pengusaha swasta yang jadi penasihat atau Advisor Direktur PT Timah Tbk.

Edi Kodri juga dikenal dengan nama panggilan 'Buyung' dan diketahui berasal dari Belitung.

Sosok Edi Kodri ikut jadi sorotan setelah tim Kejagung RI melakukan serengkaian penggeledahan sejumlah rumah pengusaha, kantor hingga smelter Timah di Bangka Belitung beberapa waktu belakangan.

Hasil penggeledehan tersebut, tim Kejagung RI menyita puluhan miliar dan jutaan dolar hingga 1 kilogram emas dari pelaku bisnis timah di Babel.

Di tengah rangkaian penggeledahan ini, beredar kabar rumah Edi Kodri juga digeledah tim Kejagung RI.

Namun, ia membantah kabar tersebut.

Ngaku Didatangi Tim Kejagung RI

Advisor Direktur Utama (Dirut) PT Timah Tbk yang baru saja diberikan amanah sekitar empat bulan yang lalu itu mengakui rumahnya memang sempat didatangi tim Kejagung RI.

Namun, bukan karena penggeledahan.

Edi Kodri alias Buyung menyebut kabar dirinya digeledah oleh Kejagung RI merupakan informasi atau isu yang dibuat-buat oleh media.

Padahal, faktanya menurut Edi Kodri, tidak ada satu lembar kertas pun yang disita dari rumahnya saat tim Kejagung RI datang. 

"Boleh dikonfirmasi ke Kejagung RI, jangankan uang, selembar kertas pun dia tidak bawa, benar memang didatangi, ditanya-tanya, bukan digeledah, tapi ditanya, cuma tidak membawa (menyita) apa pun," kata Edi Kodri via telepon, Rabu (27/12/2023).

Kedatangan Kejagung RI ke kediaman Edi Kodri karena mendapatkan informasi tertentu dan mengonfirmasi keterlibatan Edi Kodri pada saat berbisnis timah.

"Kalau yang lain kan didatangi terus bawa (sita) dokumen berdus-dus, kalau abang selembar pun tidak ada, ditanya, bukan digeledah, kalau digeledah artinya ada yang dibawa (disita) dong," katanya.

"Dikonfirmasi masalah keterlibatan aku pas main timah jaman dulu, padahal kan tidak ada, ya Alhamdulillah sampai saat ini saya masih bisa ngopi, merokok, dan diwawancara," lanjutnya.

Edi Kodri
Edi Kodri (Ist)

Edi Kodri sangat menyesali banyak isu yang bertebaran melalui media online tentang dirinya mulai dari penggeledahan oleh Kejagung RI dan keterlibatannya sebagai pemilik CV tambang timah di Sukadamai dan Beriga,

Padahal, menurutnya, hal itu tidak benar.

"Harapan aku dunia media itu lebih bijak lah, dalam menyikapi suatu persoalan, jangan mudah memberitakan, semua harus sesuai fakta lah, jangan katanya," keluhnya.

Kemudian, Edi Kodri juga membantah isu beredar tentang dirinya yang disebut-sebut sebagai pemilik dari CV Gasparindo yang menurunkan PIP di Laut Sukadamai dan Beriga.

"Bukan (milik saya) lah, segala sesuatu itu jangan hanya asumsi, katanya dan katanya, kita berbicara fakta hukum," ujarnya.

Alasan Edi Kodri Diangkat Jadi Advisor Dirut PT Timah 

Edi Kodri mengaku diangkat sebagai Advisor Direktur Utama (Dirut) PT Timah Tbk sejak empat bulan lalu.

Dia diminta untuk memberikan saran dan membantu menyelesaikan permasalahan pertimahan di Bangka Belitung.

Edi mengatakan, berbekal pengalaman bekerja di dunia pertimahan sejak berusia 16 tahun, dia ingin agar perusahaan PT Timah Tbk lebih baik dan tidak bangkrut.

Menurutnya, Advisor Dirut mirip dengan staf ahli di dunia pemerintahan.

"Menjadi Advisor ya selama Dirut percaya kita lah, kita ni beda-beda tipis kayak orang bilang staf ahli lah," kata Edi Kodri via telepon, Rabu (27/12/2023).

Dia membantah sebagai pemilik CV Gasparindo, yang menambang di Sukadamai, Basel dan rencananya di Desa Batu Beriga, Bangka Tengah.

Artinya, ada orang lain yang menguasai perusahaan tambang mitra PT Timah Tbk tersebut, hanya saja bukan dirinya.

Hal itu ditanyakan, lantaran Edi Kodri disebut-sebut pemilik 30 ponton isap produksi (PIP) di Sukadamai dengan perusahaan bernama CV Gasparindo.

"Kita bicara fakta hukum, saya tidak mau hanya asumsi saja. Saya bukan pemilik perusahaan itu," tegas Edi Kodri.

Pada kesempatan itu, Edi Kodri mengaku heran terkait berita di sejumlah media online yang terkesan menyudutkan dirinya.

Dia mengaku sebagai penasehat atau pembina di dua organisasi wartawan dan donatur di salah satu perusahaan media massa.

"Saya orang yang selalu bermitra dan mendukung media kok diginiin, aku bingung, jadi apa gunanya, kita selalu mendukung media, aneh, aku juga bingung, kok aku digituin, kadang-kadang apa sih maksud dan tujuannya," katanya.

Menurut Edi Kodri, pemberitaan yang terjadi tentang dirinya belakangan ini akibat dari mudahnya menjadi wartawan tanpa ada seleksi dan standar pendidikan tertentu.

"Sekarang, bisa dilihat sendiri, tidak usah jauh-jauh, di Belitung ini ada orang tamatan SD bisa jadi Pemred, kadang-kadang ini yang membuat dunia pers ini kebablasan," ujarnya.

"Setidaknya kalau tidak bisa bantu, ya jangan nyusahin lah, kan gitu, aku tidak merasa resah, hanya saja dengan menjamurnya media-media online merusak citra wartawan sendiri," tambahnya.

Saran dan masukan yang pernah disampaikan Edi Kodri ke Dirut PT Timah Tbk, sebagai penasehat, adalah  meminta memberikan atensi khususnya kepada para penambang yang menjadi mitra. (Bangkapos.com/ Sepri Sumartono)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved