Arti
Arti Alladziina Yu'minuuna Bil Ghoib, Surat Al Baqarah Ayat 3: Beriman Pada yang Ghaib
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM -- Surat Al Baqarah adalah surat di dalam Al Quran yang memiliki jumlah ayat terbanyak.
Jumlah ayat Surat Al Baqarah ada 286 ayat.
Pada ayat ketiga surat Al Baqarah berbunyi الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ
Latin: alladzina yu'minuna bil-ghaibi wa yuqimunash-shalata wa mimma razaqnahum yunfiqun.
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Banyak yang bertanya makna dari ayat ketiga Surat Al Baqarah yang berbunyi alladzina yu'minuna bil-ghaibi.
Sebab ayat tersebut memiliki arti (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib.
Buya Yahya lewat kanal YouTube Al-Bahjaj TV pernah menjelaskan terkait makna dari ayat alladzina yu'minuna bil-ghaibi.
Beliau menjelaskan, ghaib yang dimaksud dalam surat Al Baqarah ayat ketiga tersebut adalah suatu hal yang tak kasat mata alias tidak dapat dilihat.
Contohnya adalah sesuatu yang belum terjadi namun telah tertulis di dalam Al Quran, misalnya hari kiamat.
Kita sebagai umat muslim diharuskan beriman dengan hal ghaib tersebut.
"Al ghaib, ghaib yang dimaksud adalah yang kita tidak melihat dengan mata kita, tidak kita dengar langsung maksudnya kejadiannya,"
"Ghaib itu contohnya adalah sesuatu yang belum terjadi tapi diberitakan dalam Al Quran, namanya al ghaib. Kita wajib beriman kepada ghaib," kata Buya Yahya.
"Hari kiamat belum datang, tapi yang menyebutkan Al Quran. Kalau sudah datang (hari kiamat) ga ghaib lagi,"
"Ghaib itu adalah sesuatu yang yakin dan benar adanya, tapi kita belum bisa melihatnya," jelas Buya Yahya.
Contoh lain yang disebutkan oleh Buya Yahya yakni surga, neraka, dan malaikat.
Sementara ghaib yang kerap kali dianggap seperti ruh dan lain sebagainya, Buya Yahya menegaskan bahwa itu bukanl lah maksud dari ghaib dalam Surat Al Baqarah ayat ketiga ini.
"Ghaib tu itu, bukan ruh ghaib. Alam ghaib jika dalam dunia perdukunan ya alam ghaib tidak terlihat, itu saja. Setan, demit, hantu, denderuwo,"
"Jadi ghaib itu adalah yang harus kita imani yang disebutkan di dalam Al Quran," ujar Buya Yahya.
Sementara hal-hal yang bersifat sesat, Buya Yahya mengatakan untuk tidak perlu diikuti apalagi diyakini.
Meskipun yang mengatakannya adalah seorang ustadz, namun jika ajarannya tidak sesuai dengan ilmu agama, Al Quran, hadits, dan lain sebagainya, maka tinggalkan.
"Adapun yang disampaikan tadi, keyakinan-keyakinan yang bathil. Salah, tidak perlu diikuti yang demikian itu,"
"Biarkan katanya ustadz kalau dia menisbatkan kepada nafakah-nafakah yang ghaib, ini ga tau bahasa apa itu kami kurang memahami, tapi yang jelas ada keyakinan-keyakinan orang harus beli kemenyan untuk ngundang ini biar selamat, dibakar, ini ulahnya perdukunan yang berbohong,"
"Maka sampaikanlah, kembali lah pada ustadz-ustadz yang mengajarkan pada kebenaran nyata," terang Buya Yahya.
Tafsir Menurut Kemenag RI
Beriman kepada yang gaib. Termasuk di dalamnya beriman kepada Allah dengan sesungguhnya, menundukkan diri serta menyerahkannya sesuai dengan yang diharuskan oleh iman itu.
Tanda keimanan seseorang ialah melaksanakan semua yang diperintahkan oleh imannya itu.
Gaib ialah sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pancaindra.
Pengetahuan tentang yang gaib itu semata-mata berdasar kepada petunjuk-petunjuk Allah SWT.
Karena kita telah beriman kepada Allah, maka kita beriman pula kepada firman-firman dan petunjuk-petunjuk-Nya.
Termasuk yang gaib ialah: Allah, para malaikat, hari kiamat, surga, neraka, mahsyar dan sebagainya.
Pangkal iman kepada yang gaib ialah iman kepada Allah SWT.
Iman kepada Allah adalah dasar dari pembentukan watak dan sifat-sifat seseorang manusia agar dia menjadi manusia yang sebenarnya, sesuai dengan maksud Allah menciptakan manusia.
"sibgah Allah." Siapa yang lebih baik sibgah-nya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah. (al-Baqarah/2: 138)
Iman membentuk manusia menjadi makhluk individu dan makhluk yang menjadi anggota masyarakatnya, suka memberi, menolong, berkorban, berjihad dan sebagainya:
Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (al-hujurat/49: 15)
Dalam mencari arti iman hendaklah kita mengikuti petunjuk Rasul.
Untuk itu kita perlu mempelajari sejarah hidup Nabi Muhammad saw, merenungkan ciptaan Allah, menggunakan akal pikiran dan mempelajari ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Iman dapat bertambah dan dapat pula berkurang. Iman akan rusak bila amal seseorang rusak dan akan bertambah bila nilai dan jumlah amal ditingkatkan pula.
Wallahualam Bissawab...
(Bangkapos.com/Fitri)
Menantu Wanita di Belitung Nekat Merampok Mertua, Gasak Emas untuk Bayar Hutang, Ngaku Sakit Hati |
![]() |
---|
Tiga Kali Puluhan Prajurit TNI Datangi Mapolres Selayar, Usai Kasus Laka Lantas, Ada Suara Tembakan |
![]() |
---|
Dwi Hartono Pengusaha Sukses di Mata Warga Jambi, Ngaku Beli Helikopter, Simak Wawancara Ekslusifnya |
![]() |
---|
Pilkada Ulang, Pangkalpinang, Udin-Desy Menang di Bangka Fery Insani-Syahbudin Unggul Sementara |
![]() |
---|
Ilham Pradipta Ternyata Guru Bela Diri, Ketua Kenpo saat di Kampus, Istri : Ayah Kenapa Ga Dilawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.