Berita Pangkalpinang

Kisah Iqbal Siswa Kelas 7 SMP, Merawat Sang Ibu yang Lumpuh Operasi Ganti Pen Seorang Diri 

Iqbal seorang diri merawat Galuh sejak satu pekan terakhir, mulai dari mengurusi makan, buang air kecil, dan semua urusan

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Iwan Satriawan
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah 
Iqbal siswa SMPN 7 Kota Pangkalpinang yang mendorong ibunya (Galuh) menuju ruang operasi di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Kota Pangkalpinang, Senin (8/1/2024) sore 

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Masih ingat dengan cerita ibu Galuh (48) perempuan yang mengalami kelumpuhan sejak 11 tahun yang tinggal bersama anak laki-laki kesayangannya di Rusunawa Blok D, Lantai Dasar, Nomor 3 Pangkalarang, Kecamatan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang.

Yaps, kini ibu dari Iqbal siswa kelas VII SMP itu sedang berjuang melawan sakit kakinya. Galuh hari ini Selasa (8/1/2023) sore dijadwalkan operasi Penggantian pen di RSBT Kota Pangkalpinang.

Pen di dalam kakinya itu telah hancur, sebab sudah 11 tahun ini ia gunakan. Padahal semestinya pen penyambung tulang yang patah itu hanya boleh digunakan paling lambat 1 tahun saja.

Galuh hanya bisa berbaring miring diatas kasur, dengan kaki kiri yang bengkak, bergerak sedikit saja ia langsung meringkih kesakitan.

Iqbal anak kesayangannya itulah yang mengurusi Galuh selama menjalani pengobatan, hari ini ia terpaksa izin dari sekolah agar bisa merawat sang ibu yang bakal dioperasi.

"Takut, takut ibu kenapa-kenapa," demikian jawab Iqbal sebelum Galuh dibawa ke ruang operasi.

Dengan tegar, siswa SMPN 7 Pangkalpinang itu ikut membantu perawat mendorong kasur sang ibu menuju ruang operasi.

Iqbal seorang diri merawat Galuh sejak satu pekan terakhir, mulai dari mengurusi makan, buang air kecil, dan semua urusan pengobatan di rumah sakit.

"Semoga ibu setelah ini cepat sembuh, bisa berjalan lagi kalau sudah pen baru. Kasian ibu sakit," ungkapnya.

Tak banyak yang ia harapkan, Iqbal hanya ingin sang ibu kembali ceria seperti sediakala.

"Ibu cepet sehat, bisa jalan lagi setelah pakai pen baru, aamiin," ucapnya.

Sebelum masuk ke ruang operasi, Bangkapos.com sempat berbincang-bincang dengan Galuh, diakuinya kemarin saat pengurusan masuk rumah sakit untuk operasi ia sempat kesulitan sebab tak diizinkan melanjutkan pengobatan karena belum bayar BPJS.

"Mulai terasa bengkak dan sakit itu pas tahun baru kemarin, cuma masih ditahan karena tahu pasti orang libur. Tanggal 3 Januari baru kami datang ke rumah sakit, sempat ditolak karena BPJS belum bayar, terus dilunasi ga bisa juga katanya harus pake surat laporan polisi atas kecelakaan yang membuat kaki saya pakai pen," jelasnya.

Padahal kata Galuh, kecelakaan yang membuat kakinya terpaksa pakai pen tersebut sudah 11 tahun yang lalu. Tapi ia dipaksa minta surat keterangan dari Kepolisian.

"Sempet bingung yang hampir pasrahlah waktu ditolak oleh rumah sakit tidak bisa operasi, sudahlah mungkin tidak berguna lagi saya ini. Padahal bolak balik rumah sakit ni kaki lah sakit betul-betul sakit pakai angkot dari Rusunawa," tuturnya.

"Entah bagaimana, yang pasti ini adalah pertolongan Allah SWT tiba-tiba kemarin ditelphon katanya bisa operasi masuk rawat dulu sore, dan dijadwalkan operasi hari ini," tambahnya.

Diakui Galuh, pen yang selama ini ia pakai memang tidak ada masalah. Tapi ia sadar pen tersebut sudah tak layak lagi berada didalam kakinya.

"Sebetulnya memang mau operasi tapi masih tunggu waktu karena biaya, pastinya kesana kesini itu butuh duit. Eh ga taunya keduluan sakit gini," terangnya.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved