Tribunners
Esensi Budaya "Maapam" di Zaman Berkemajuan
Maapam bukan sekadar sajian, tetapi simbol kehangatan gotong royong dan kedalaman nilai-nilai religius.
Oleh: Hafia Akbar - Guru SMP IT Alkahfi, Pasaman Barat
MAAPAM adalah kegiatan memasak apam, sebuah hidangan mirip serabi. Bahan-bahan utamanya meliputi tepung beras, santan kelapa, garam, gula, dan pemanis alami seperti gula merah. Setelah semua bahan dicampur, selanjutnya diaduk hingga merata. Kemudian, proses memasaknya menggunakan kuali kecil yang awalnya disangrai dengan serbuk kelapa, lalu adonan dituangkan ke tungku. Diperlukan panci sebagai penutup adonan hingga matang. Cara penyajiannya beragam, bisa menggunakan kuah dan bisa menggunakan campuran gula dan serbuk kelapa untuk disantap.
Akan tetapi, makanan yang berasal dari salah satu kabupaten di Sumatera Barat, tepatnya Pasaman Barat, ini tidak hanya berbicara tentang komposisi, cara memasak, dan penyajian. Maapam bukan hanya sekadar kegiatan yang berfokus pada kepuasan perut semata. Maapam memiliki makna yang lebih dalam, yakni mewakili aspek kebudayaan dan kebersamaan.
Kegiatan maapam ini telah ada sejak zaman dahulu, dilakukan pada waktu tertentu, yakni pada bulan Rajab dan dilakukan di ruang terbuka secara gotong royong. Jadi, ketika bulan Rajab tiba, di Pasaman Barat akan banyak kita lihat warga secara bersama-sama sedang memasak apam; mereka saling bantu hingga masaknya apam.
Dalam proses memasak apam yang bersifat gotong royong dan melibatkan orang banyak, tentunya akan ada interaksi akrab antarsesama, kerja sama, saling ngobrol, canda, dan tawa hingga terjalin hubungan yang begitu lekat antara anggota masyarakat. Dengan demikian, silaturahmi makin hangat dan kuat.
Rutinitas harian, seperti ke kebun, ladang, dan sejenisnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, membuat komunikasi dan interaksi antarsesama tentunya menjadi sangat terbatas dari segi pertemuan maupun durasi. Oleh sebab itu, untuk meng-upgrade rasa persaudaraan dan silaturahmi di tengah terbatasnya interaksi, dibutuhkan sebuah momen yang bisa mengumpulkan orang banyak dalam sebuah kampung; maka kegiatan maapam adalah solusi sekaligus momentum untuk mempererat hubungan bermasyarakat.
Setelah masak, apam akan dibagi-bagikan kepada para tetangga, mertua, dan orang-orang yang kurang mampu. Ini merupakan sebuah wujud kasih sayang sekaligus religiositas terhadap mereka yang tidak sanggup membuat apam karena keterbatasan ekonomi. Karena memberi sedekah adalah sebuah tindakan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam.
Adapun mengapa pelaksanaan maapam pada bulan Rajab adalah bentuk dari pengambilan manfaat dari berkahnya bulan Rajab, yang dalam agama Islam dianggap sebagai salah satu bulan yang dimuliakan. Pada bulan tersebut umat Islam dianjurkan untuk banyak-banyak bersedekah.
Dalam setiap sentuhan adonan maapam, terasa bukan hanya cita rasa lezat, melainkan kekayaan budaya yang menjalin makna. Maapam bukan sekadar sajian, tetapi simbol kehangatan gotong royong dan kedalaman nilai-nilai religius.
Meskipun begitu, keindahan budaya maapam terancam oleh pesatnya kemajuan zaman, di mana makanan cepat saji mendominasi pangsa pasar kuliner. Padahal, maapam dengan segala kearifan dan nilai-nilai yang diusung seharusnya menjadi tameng melawan dampak buruk kemajuan zaman.
Saat ini, kita sering kali terperangkap dalam kegiatan yang lebih mengarah pada diri sendiri dan perangkat ponsel. Namun, eksistensi maapam sudah mulai memudar di kalangan masyarakat, dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kemajuan zaman dan teknologi.
Oleh sebab itu, mengingat banyaknya hal positif yang dilahirkan oleh kegiatan maapam serta keadaan kita yang saat ini jauh dari konsep zoon politicon, maka secepatnya harus ada solusi dan kolaborasi bersama untuk kembali menggalakkan kegiatan-kegiatan seperti ini di setiap kampung atau kejorongan.
Karena kita tidak ingin warisan budaya yang kaya dengan nilai-nilai positif ini hanya menjadi entitas nama belaka di masa depan. Kita semua harus sepakat untuk terus mewujudkan dan menghargai makna serta manfaat yang terkandung dalam kegiatan maapam sehingga warisan ini tetap hidup, berkembang, dan memberikan kontribusi positif bagi generasi mendatang. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.