Sinopsis Exhuma Film yang Viral di Bioskop Dimainkan Lee Do Hyun dan Kim Go Eun, Kini Diprotes Keras

BANGKAPOS.COM-- Inilah sinopsis film Exhuma yang belakangan sedang hype  diperbincangkan.

Film ini baru beberapa hari yang lalu tayang di bioskop tepatnya sejak Rabu, 28 Februari 2024.

Tentu saja Exhuma mendapat perhatian luas masyarakat karena alur ceritanya yang cukup menarik.

Belum lagi film ini didapuk oleh pemain Korea Selatan papan atas yakni Kim Go Eun dan Lee Do Hyun.

Dalam Exhuma, Kim Go Eun dan Lee Do Hyun jadi duo dukun muda.

Sebelumnya, film ini telah tayang perdana pada 22 Februari 2024 di Korea Selatan.

Sejak tayang sepekan, film ini berhasil menjaring 3 juta penonton.

Selengkapnya, inilah sinopsis hingga daftar pemain film Exhuma yang dikutip dari laman AsianWiki.

Sinopsis Exhuma

Film ini mengisahkan tentang penggalian kuburan leluhur yang tidak menyenangkan hingga menimbulkan konsekuensi mengerikan.

Sebuah keluarga kaya yang tinggal di Los Angeles memanggil duo dukun muda yang sedang naik daun.

Hal tersebut berkaitan dengan adanya serangkaian peristiwa paranormal yang membahayakan nyawa dan keselamatan bayi mereka.

Duo dukun tersebut yakni Hwa-rim (Kim Go-eun) dan Bong-gil (Lee Do-hyun).

Begitu mereka tiba, Hwa-rim merasakan bayangan gelap nenek moyang telah melekat pada keluarga tersebut.

Ia menyebutnya sebagai fenomena "Panggilan Kubur".

Untuk membantu keluarga tersebut, mereka perlu menggali kuburan dan meringankan beban leluhur.

Kemudian, Hwa-rim pun meminta bantuan dari geomancer terkemuka Sang-deok (Choi Min-sik) dan pengurus pemakaman Yeong-geun (Yoo Hae-jin).

Yang membuat mereka kecewa, keempatnya menemukan kuburan leluhur yang berada di desa terpencil Korea.

Tanpa menyadari konsekuensinya, penggalian pun dilakukan.

Namun hal ini justru melepaskan kekuatan jahat yang terkubur di bawahnya.

Saksikan kisah selengkapnya dalam film Exhuma di bioskop CGV Indonesia terdekat Anda.

Daftar Pemain Film Exhuma

Lee Do Hyun sebagai Bong-Gil

Kim Go Eun sebagai Hwa-Rim

Choi Min-Sik sebagai Kim Sang-Deok

Yu Hae-Jin sebagai Young-Geun

Jeon Jin-Ki sebagai Park Geun-Hyeon*)

Diprotes sutradara lain

Baru-baru ini Exhuma diketahui tengah dikritik oleh penata film lain.

Sutradara film dokumenter The Birth of Korea, Kim Deug Young, yang membuat pernyataan kontroversial di media sosial.

Dia mengklaim bahwa "kaum kiri berbondong-bondong menonton film thriller yang baru saja dirilis, Exhuma, dan menyatakan bahwa ini merupakan upaya untuk melemahkan pesan filmnya.

Exhuma dibuka pada 22 Februari dan dengan cepat mendapatkan daya tarik, melampaui 2 juta penonton dalam waktu empat hari.

Hal ini mendorong The Birth of Korea dari posisi kedua ke posisi ketiga di box office.

'Exhuma' Pecahkan Rekor Debut, Puncaki Box Office Sepanjang Minggu

Kim mengkritik Exhuma mempromosikan sentimen anti-Jepang dengan memadukan praktik tradisional Korea seperti geomansi dan perdukunan dengan narasi pendudukan Jepang.

Dirinya juga menghubungkan hal ini dengan komentar-komentar filsuf Kim Yong Ok di masa lalu, yang menganjurkan penggalian jasad mantan presiden Rhee Syng Man.

"Itulah mengapa kaum kiri sangat antusias dengan Exhuma," tegas Kim.

Kim juga menyebutkan tentang perilisan film Hollywood yang akan datang, Dune 2 yang dibintangi oleh Timothée Chalamet.

"Jika penonton memilih Exhuma dan Dune 2, pukulan terbesar adalah berkurangnya jumlah penonton di bioskop dan layar untuk The Birth of Korea," katanya.

"Satu-satunya cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan bersama-sama. Saya mendesak perusahaan, organisasi sosial, dan gereja-gereja Kristen yang memiliki niat baik untuk mendukung film saya." Dia menambahkan, "Tolong tonton film saya sehingga dapat melampaui jumlah penonton yang dicatat oleh 'Our President', yang menarik 1,85 juta penonton."

Netizen menyatakan skeptis tentang klaim Kim Deok Young bahwa "kaum kiri berbondong-bondong menonton Exhuma," dengan banyak yang berpendapat bahwa tema film ini lebih sesuai dengan ideologi konservatif atau nasionalis.

"Saya belum menonton filmnya, tapi sepertinya ini bukan film kiri. Jika saya harus mengkategorikannya, saya akan mengatakan bahwa film ini lebih dekat dengan film nasionalis. Jika demikian, maka itu pasti film konservatif. Namun di Korea, kaum konservatif cenderung lebih menyukai Jepang daripada negara mereka sendiri, jadi agak ironis jika film nasionalis dianggap sebagai film kiri."

"Para dukun itu semua bekerja demi uang, dan mereka sangat dekat dengan para chaebol, jadi mengapa mereka tiba-tiba membuat film yang berhaluan kiri..."

(Bangkapos.com/Vigestha Repit/Tribun Trends/Suli Hanna/Tribun Priangan/Lulu)