Sosok 'Orang Arab Pute' Memiliki Ilmu Kanuragan dan Linuwih Dalam Kisah Orang Lum dan Suku Mapur

Sosok Akek Antak sudah menjadi cerita turun temurun di Pulau Bangka dan Belitung. Orang Lom juga memanggil Akek Antak dengan sebutan "orang arab Pute"

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Ist
Makam Akek Antak atu Syeikh Syarif Abdul Rasheed itu, diyakini berada di Bangka Kota, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan. Memiliki kijing makam terbuat dari susunan batu karang laut. 

Selanjutnya menurut Teungku Deqi, sosok Akek Antak merupakan seorang ulama yang memiliki karamah. 

Sosoknya datang ke Mapur, dalam tugasnya untuk menyebarkan agama Islam, meskipun masih sebatas bagaimana mendakwahkan agama dengan menyentuh jiwa masyarakat saat itu.

“Pada saat itu beliau belum mengajarkan tentang puasa, salat, mengaji, cuma menyampaikan megenai ketauhid-an. Ki Antak masuk ke daerah mapur tapi tidak lama karena memang tidak banyak masyarakat yang bermukim di kawasan itu, sehingga lari ke daerah gunung maras dan berakhir di bangka kota,” jelas Teungku Deqi.

Hal itu sesuai dengan dalam kutipan buku tersebut, yang menjelaskan jika Akek Antak digambarkan oleh Orang Lum sebagai sosok yang sakti dan banyak mempunyai kekuatan ghaib. 

Ia menyebutkan salam agama Islam, hal itu disebut dengan kekharomahan dan juga unsur kedekatan dengan Allah.

"Seorang hamba mempunyai kelebihan bathiniah karena terang dan bersihnya hati, serta mampu menunjukkan bukti-bukti kebesaran Allah kepada orang yang memusuhinya – seperti peristiwa mukasyafah," jelasnya

Pada konteks ini Akek Antak terlibat dalam kondisi yang harus membuatnya melakukan hal-hal yang membuat Orang Lum percaya akan keberadaan Allah SWT.

Selanjutnya pada penelitian yang ia lakukan, dirinya menyebar 500 sampai 600 kuisioner untuk menanyakan siapa sosok Akek Antak. 

Hasilnya dari orang-orang mapur mengatakan jika sosok ini merupakan orang arab putih, disini membuktikan orang lum juga membenarkan adanya tokoh tersebut.

“Antak itu artinya kuat, tahan, tidak terkalahkan, peneliti Norwegia menyebutnya herculesnya Bangka. Tetapi itu masih dalam tatarang dongeng, padahal dia merupakan seorang ulama yang berdakwah di Mapur Gunung Maras, kemudian pindah lagi ke Bangka kota,” tuturnya.

Hal tersebut juga tertulis di dalam buku yang berbunyi, namun dalam situasi yang serba terbatas dan tertentu ini interpretasi Orang Lum terhadap Akek Antak tetap sebagai orang yang sakti dan banyak mempunyai kekuatan ghaib, dianggap sebagai dewa, bukan sebagai tokoh muslim.

Mengenai pengakuan mereka jika Akek Antak merupakan sebuah anggapan yang dikaitkan dengan perkawinan dengan salah satu perempuan dari Orang Lum tersebut, sehingga menyimpulkan bahwa seolah-olah pada seluruh generasi Orang Lum berasal dari Akek Antak.

Pada penelitiannya membuktikan adanya, nama Akek Antak dalam naskah kuno orang Mapur.

Pada naskah yang berjudul Alam Segimar Alam Setungkal, dengan berbahasa arab gundul mejelaskan adanya serah terima penyebaran agama islam pada tokoh-tokoh lain, secara tahap demi tahap.

“Itu terulang pada memori kolektif orang mapur, di dalam naskah kunonya. Itu yang membuktikan jika mapur merupakan pijakan islam yang pertama di bangka yang dibawa Syeikh Syarif Abdul Rasheed atau Akek Antak,” tandas Teungku Deqi.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved