Berita Bangka Selatan
Warga Bangka Selatan Keluhkan Sukar Mendapatkan Gas Elpiji 3 Kg Tiga Pekan Terakhir
harus mendatangi beberapa toko, warung hingga pangkalan untuk mendapatkan elpiji tiga kilogram. Usai mendatangi sejumlah pangkalan gas buah ....
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Warga di Kabupaten Bangka Selatan ( Basel ), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ) mengeluhkan kelangkaan Liquified Petroleum Gas (LPG) subsidi ukuran tiga kilogram.
Hal itu menurut warga sudah terjadi hampir tiga pekan terakhir. Kesulitan mendapatkan gas melon tersebut membuat sejumlah emak-emak gusar di tengah bulan puasa.
Sejumlah warga yang ditemui Bangkapos.com, Selasa (26/3/2024), mengaku harus berkeliling ke beberapa pangkalan gas dalam radius belasan kilometer dari rumah mereka. Hal tersebut dilakukan hanya untuk membeli satu tabung elpiji bersubsidi.
Tidak hanya itu, mereka juga rela antre berjam-jam jauh sebelum mobil distributor gas tiba di pangkalan, semua itu agar dapur mereka bisa ngebul.
Warga Kota Toboali, Nurlela (54) mengaku harus mendatangi beberapa toko, warung hingga pangkalan untuk mendapatkan elpiji tiga kilogram. Usai mendatangi sejumlah pangkalan gas buah kesabarannya pun tak selalu mulus.
Setelah lama antre terkadang dirinya harus berpangku tangan lantaran tak dapat mendapatkan gas elpiji.
“Semua ini dilakukan karena mau memakai gas elpiji selama puasa. Karena di rumah tidak ada,” kata dia.
Baca juga: Teriakan Terakhir Masari, Warga Dusun Serai Hilang Disambar Buaya di Sungai Nyire
Baca juga: Polisi Kupas Tuntas Penyelundupan Timah
Nurlela mengatakan, sukarnya mendapatkan gas melon sudah terjadi sejak hampir tiga pekan ini.
Dirinya tak mengetahui pasti apa penyebab gas subsidi tersebut kian sulit didapatkan. Sepengetahuan dirinya di setiap pangkalan selalu rutin dikirim gas dari agen.
Adanya permasalahan ini membuat pelik situasi masyarakat di tengah bulan Ramadhan. Di saat kondisi ekonomi tengah melemah warga pun tak sanggup untuk membeli gas bersubsidi di toko kelontong. Selain harganya yang jauh lebih tinggi dua kali lipat, kini di beberapa toko kelontong juga tak lagi menjual gas melon.
“Kalau di pangkalan harga gas elpiji tiga kilogram sekitar Rp19 ribu per tabung. Kalau eceran itu paling mahal sampai Rp45 ribu, itu pun terkadang tidak ada lagi,” ucap Nurlela.
Sementara itu, seorang ibu rumah tangga lainnya, Astin (36) mengaku, sulitnya memperoleh gas subsidi ini membuat dirinya kesulitan untuk memasak selama bulan Ramadhan. Bahkan sudah hampir tiga hari terakhir ia tak lagi memasak menggunakan kompor gas. Guna memenuhi kebutuhan keluarganya, selama itu dirinya hanya membeli lauk masak di pasar.
Sedangkan untuk menu sahur setiap hari, dirinya terkadang menumpang memasak di rumah tetangganya. Padahal jauh sebelum terjadi kelangkaan, kata dia, kebutuhan tiga tabung melon elpiji selalu terpenuhi dari toko-toko yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
“Tabung gas di rumah hanya satu. Sudah tiga hari ini beli lauk masak di pasar karena tidak ada gas. Mau tidak mau, dari pada keluarga tidak bisa buka puasa dan sahur,” sebutnya.
Kendati demikian Astin berharap permasalahan ini segera ditindaklanjuti oleh pemerintah setempat. Sebagian besar warga meminta agar alokasi gas subsidi tiga kilogram dapat lebih diperbanyak bagi masyarakat khususnya di Kota Toboali.
| Pemkab Bangka Selatan Mantapkan Program Genting untuk Cegah Stunting |
|
|---|
| Putusan Belum Inkrah, Lahan Sengketa di Desa Jeriji Bangka Selatan Tetap Digarap Jadi Kebun Sawit |
|
|---|
| 21 Kasus Anak dan Perempuan di Bangka Selatan, Pelakunya Justru Orang Dekat |
|
|---|
| Pemkab Bangka Selatan Antisipasi Lonjakan Harga Cabai di Musim Hujan |
|
|---|
| RSUD Junjung Besaoh Kunjungi SLB Toboali, Ajak Orang Tua Pahami Anak Berkebutuhan Khusus |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.