Berita Viral

SOSOK Ipda Purnomo Polisi yang Jadi Content Creator, Viral Lunasi Utang Emak-emak

Ipda Purnomo dikenal masyarakat Lamongan karena jiwa sosial dan kemanusiaan untuk merawat ODGJ hingga sembuh.

Editor: fitriadi
Instagram @purnomopolisibaik/Facebook
Perwira menengah Sat Binmas Polres Lamongan Ipda Purnomo viral karena melunasi utang emak-emak di Gresik dan merawat ratusan ODGJ. 

BANGKAPOS.COM, GRESIK - Ipda Purnomo perwira menengah dari Polres Lamongan viral di sosial media.

Personel yang bertugas di Sat Binmas ini viral setelah dirinya membayar utang emak-emak sebesar Rp 4,5 juta.

Emak-emak tersebut didatangi penagih. Bahkan karena tidak bisa melunasi utangnya, emak-emak tadi dianiaya penagih.

Ipda Purnomo yang mengetahui kejadian itu segera datang ke rumah korban.

Ia kemudian melakukan dialog dengan emak-emak pengutang itu.

Ipda Purnomo sebenarnya sudah tahu kasus itu sudah dimediasi Polsek Menganti.

Setelah berdialog dengan emak-emak pengutang, Purnomo mengaku sudah bisa memahami persoalannya.

"Saya datang ke sini membantu si ibu yang ditagih utang karena memang dari keluarga kurang mampu. Saya tidak membenarkan kejadian yang berujung kekerasan kemarin. Saya tidak pilih kasih karena ibu yang ditagih dan ibu yang menagih akan sama-sama saya bantu," beber Purnomo.

Purnomo melunasi utang emak-emak tadi.

Tidak hanya itu, ia juga memberikan bantuan modal agar si emak-emak bisa berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Bantuan dari Purnomo itu membuat ibu pemilik utang terharu.

Ia mengaku tidak berencana menganiaya penagih utang dari sebuah koperasi waktu itu, sehingga membuat korban mengalami luka berdarah di keningnya.

Siapa Ipda Purnomo?

Sosok Ipda Purnomo pun viral.

Purnomo saat ini bertugas di Sat Binmas Polres Lamongan.

Ia juga juga dikenal sebagai content creator dan influencer yang memiliki jiwa sosial tinggi.

Purnomo memiliki akun Instagram @Purnomo Polisi Baik yang kerap melakukan aksi sosial.

Ipda Purnomo dikenal masyarakat Lamongan karena jiwa sosial dan kemanusiaan untuk merawat ODGJ hingga sembuh.

Bagi Ipda Purnomo, ODGJ adalah manusia yang membutuhkan uluran tangan, sehingga tidak sepantasnya dianggap menakutkan.

"Karena kita mau dan mampu merawat mereka, jadi harus dimanfaatkan, karena mereka juga manusia sebab kebaikan harus disebarkan kepada siapa pun," kata Purnomo dikutip dari wawancara Kompas.com (grup suryamalang) (25/8/2022).

Ipda Purnomo bercerita, mulai merawat gelandangan hingga ODGJ saat bertugas menjadi Bhabinkamtibmas beberapa tahun lalu.

Bahkan Ipda Purnomo mendapat dukungan dari sang istri, Lilik Ika Wahyuni (40) untuk menampung gelandangan hingga ODGJ di rumahnya di Desa Nguwok, Kecamatan Modo, Lamongan, Jawa Timur.

"Saya waktu itu kan jadi anggota Bhabinkamtibmas, yang mana tugas Bhabinkamtibmas itu kan hadir di tengah-tengah masyarakat," kenang Ipda Purnomo.

Menurut Ipda Purnomo, ODGJ dan gelandangan juga manusia biasanya yang memerlukan penanganan yang tepat, sehingga mereka bisa dipulihkan.

"Sempat ada ODGJ telanjang, terus saya kasih baju. Dia kemudian benar-benar bahagia sekali, padahal hanya pakaian saja. Namun banyak orang yang takut, sehingga dibiarkan saja," tutur Ipda Purnomo.

Selama ini, Ipda Purnomo telah merawat ratusan ODGJ. Beberapa di antara mereka ditemukan telantar di jalanan.

"ODGJ total ada 104 orang, sebanyak 12 orang perempuan dengan sisanya adalah laki-laki. Kadang bertambah, kadang berkurang. Ada yang ketemu di jalan, terus ada juga yang kemudian diketahui oleh keluarganya dan dijemput untuk pulang," jelas Purnomo.

"Kira-kira yang sudah berhasil kami antarkan pulang selama lima tahun ini, Insya'Allah 110 lebih ODGJ," lanjut Ipda Purnomo.

Penanganan ODGJ dilakukan dengan memenuhi kebutuhan mereka seperti memberikan pakaian dan makanan, melakukan perawatan, hingga menyediakan tenaga kesehatan jiwa.

Tidak hanya itu, Ipda Purnomo juga menggunakan uang tunjangan operasional dari kepolisian untuk kegiatan sosial.

Ipda Purnomo membantu orang yang membutuhkan, siswa yatim piatu hingga perawatan dan penyembuhan ODGJ.

Kurang lebih dua tahun, Purnomo menggunakan uang tunjangannya untuk aksi sosial tersebut.

"Awalnya itu membantu janda tua kurang mampu yang itu ternyata dapat respons positif dari masyarakat keterusan sampai sekarang, sampai kami bisa mendirikan yayasan sosial untuk membantu," ujar Ipda Purnomo.

Aksi sosial Ipda Purnomo itu pun lama-lama menular dan akhirnya banyak warga yang ikut membantu.

Lantas Purnomo bersama beberapa orang memutuskan mendirikan yayasan sosial 'Berkas Bersinar Abadi' pada tanggal 5 Mei 2017.

Punya Yayasan

Ipda Purnomo ternyata punya sebuah yayasan yang menangani pasien orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) dari berbagai daerah.

Yayasan itu bernama Yayasan Berkas Bersinar Abadi, berada di Desa Nguwok, Kecamatan Modo, 33 Kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan.

Yayasan tersebut pernah viral, lantaran menampung Caleg gagal di Pemilu 2024.

"Kalau pasien caleg belum ada, tapi ada 5 pihak keluarga menghubungi saya untuk konsultasi," ungkap Ipda Purnomo, kepada SURYA, Jumat (23/2/2024).

Purnomo enggan menyebutkan nama anggota keluarga lima caleg tersebut.

Ia hanya menyebut kalau yang konsultasi itu merupakan caleg yang mengikuti Pileg tingkat DPRD Kabupaten/Kota.

Keluarga lima caleg itu tidak hanya dari Lamongan namun dari kabupaten tetangga yakni, Kabupaten Gresik.

Mereka konsultasi terkait kejiwaan, ada sesuatu yang dikhawatirkan oleh anggota keluarga para caleg tersebut.

Pada prinsipnya, pihaknya siap menampung dan merawat caleg yang membutuhkan bantuannya bila nanti ada pasien caleg gagal.

Ia akan berupaya penuh untuk merawat dan melakukan treatment penyembuhan dengan pendekatan psikologi.

"Sama halnya pendekatan ikhlas menerima saja, dan diarahkan kegiatan keagamaan agar diberi kelapangan dada," kata Purnomo.

Purnomo yang kini merawat hampir 173 pasien ODGJ mengaku tidak memiliki perlakuan khusus kepada pasien gagal nyaleg.

Tempat penampungan juga dijadikan satu dengan pasien lainya.

"Tidak ada ruang khusus, jadi, satu biar cepat sembuh. Tidak ada perlakuan khusus semua pasien saya layani sepenuh hati," tambahnya.

Menurut pengakuannya, 5 keluarga caleg yang menghubunginya rerata menyebut gejala gangguan yang dialami adalah sulit tidur.

Purnomo khusnudlon, sulit tidur yang dialami caleg itu termasuk bagian dari stres karena masih belum adanya kepastian sang caleg.

Bisa jadi caleg itu sudah memahami petanya jika dirinya tidak bisa lolos ke kursi DPRD.

Purnomo mendoakan semua caleg baik yang lolos maupun yang gagal bisa menerima dengan ikhlas.

"Kembalikan kepada Allah, rencana Allah itu jauh lebih sempurna untuk hambanya," kata Purnomo.

(Bangkapos.com/Surya.co.id/Willy Abraham/SuryaMalang.com/Sarah Elnyora)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved