Perang Iran vs Israel

6 Dampak Perang Iran vs Israel Terhadap Indonesia, Nilai Rupiah Melorot

Nilai tukar rupiah melemah akibat memanasnya konflik di Timur Tengah setelah Iran melancarkan serangan terhadap Israel, Sabtu (13/4/2024).

|
Penulis: vovo | Editor: fitriadi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Foto ilustrasi: Seorang karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta. Nilai tukar rupiah melemah akibat memanasnya konflik di Timur Tengah setelah Iran melancarkan serangan terhadap Israel, Sabtu (13/4/2024) akhir pekan lalu. 

BANGKAPOS.COM - Nilai tukar mata uang rupiah turun 83 poin menjadi Rp 16.259 terhadap dolar Amerika Serikat berdasarkan data Bloomberg Spot pada Rabu (17/4/2024) pukul 09.07 WIB.

Sehari sebelumnya, nilai tukar rupiah sudah melorot ke level Rp 16.176 per dollar AS pada perdagangan pasar spot, Selasa (16/4/2024) pukul 14.50 WIB.

Rangkaian melemahnya nilai tukar rupiah memiliki kaitan dengan memanasnya konflik di Timur Tengah setelah Iran melancarkan serangan terhadap Israel, Sabtu (13/4/2024) akhir pekan lalu.

Jika konflik Iran-Israel berlanjut, apa saja dampak dan pengaruhnya terhadap perekomoian dunia, termasuk Indonesia?

1. Rupiah Melemah

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan, nilai tukar mata rupiah memiliki potensi melemah pada akhir pekan ini sebagai dampak dari konflik Timur Tengah dan inflasi di AS.

"Bertahannya penguatan dollar, selain konflik Timur Tengah yang memanas, juga karena pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, semalam, bahwa inflasi AS masih belum terlihat kemajuan berarti untuk turun ke target 2 persen," kata Ariston dalam keterangannya, Rabu (17/4/2024), seperti dikutip dari Tribunnews.

"Pasar bisa menyimpulkan bahwa the Fed bakal menunda kebijakan pemangkasannya. Oleh karena itu tekanan dollar AS terhadap rupiah mungkin bisa terjadi juga hari ini," ujar Ariston menegaskan.

2. Inflasi

Konflik geopolitik di berbagai wilayah Timur Tengah hingga Rusia-Ukraina mendorong terjadinya inflasi.

Ini terjadi karena terganggunya suplai kebutuhan pokok, terutama bahan bakar minyak dan barang-barang kebutuhan lain, yang selama ini dihasilkan negara-negara yang sedang terlibat konflik.

3. Harga Minyak Dunia Naik

Iran adalah negara penghasil minyak peringkat tujuh di dunia.

Jika negara ini terlibat konflik dampaknya bisa mempengaruhi produksi dan distribusi minyak yang bisa digelontorkan ke pasar internasional.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, Iran termasuk dalam jajaran negara penghasil minyak terrbesar dunia.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved