Polisi Bidik Tersangka Baru Kasus Kecelakaan Bus Rombongan Pelajar di Subang

Polda Jabar dan Polres Subang tak tutup kemungkinan adanya tersangka lain dalam kasus kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa B

|
Penulis: Agis Priyani | Editor: fitriadi
Tribunnews
Polda Jabar dan Polres Subang bakal bidik tersangka lain dalam kasus kecelakaan Bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat. 

BANGKAPOS.COM - Polda Jabar dan Polres Subang tak tutup kemungkinan adanya tersangka lain dalam kasus kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Sebelumnya, Polisi telah menetapkan sopir bus Putera Fajar sebagai tersangka kecelakaan maut yang menewaskan belasan orang di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat.

Polisi tidak menutup kemungkinan adanya tersangka baru.

Kecelakaan Bus Subang
Polda Jabar dan Polres Subang bakal bidik tersangka lain dalam kasus kecelakaan Bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat.

"Kami masih terus melakukan pendalaman, pemeriksaan, dan tidak menutup kemungkinan akan adanya tersangka-tersangka lain," kata Dirlantas Polda Jabar Kombes Wibowo, Selasa (14/5/2024).

Terkait penetapan tersangka sopir bus bernama Sadira, Wibowo menegaskan penetapan itu telah sesuai dengan aturan.

Wibowo mengatakan hasil olah TKP menunjukkan bahwa Sadira tidak menggunakan fungsi rem saat kecelakaan terjadi.

"Dari tiga langkah ini kita mendapatkan hasil. Yang pertama, dari hasil olah TKP yang kita lakukan bahwa di TKP tidak ditemukan bekas pengereman. Yang hanya ada tanda gesekan antara bus dengan aspal. Artinya bahwa kendaraan pada saat melaju sampai terjadinya kecelakaan sama sekali tidak menggunakan fungsi rem," katanya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Sadira maupun saksi lainnya, polisi mendapat keterangan bahwa tersangka mengetahui ada masalah pada fungsi rem bus.

Sadira bahkan sempat meminta mekanik memperbaiki rem.

"Dibuktikan bus ini dicoba untuk diperbaiki remnya, yang pertama di Tangkubanparahu dilakukan oleh mekanik Saudara Nana, yang dipanggil oleh Saudara Firman atas permintaan pengemudi. Perbaikan yang dilakukan adalah memperkecil jarak atau celah kanvas rem. Setelah melaju, permasalahan muncul di rumah makan Bang Jun, dicoba kembali perbaikan langsung oleh kernet dan pengemudi mencoba memperbaiki kampas rem dengan meminjam sil kepada pengemudi lain, tapi karena sil tidak sesuai ukuran, sehingga perbaikan itu tidak jadi dilakukan dan pengemudi tetap melanjutkan perjalanan sampai akhirnya terjadi kecelakaan lalu lintas," ungkapnya.

Penyebab Kecelakaan Bus Trans Putera Fajar 

1 Oli keruh sudah lama tak diganti

2. Adanya campuran air dan oli didalam kompresor, harusnya ada udara saja. Hal ini terjadi karena ada kebocoran Oli

3. Jarak antara kampas rem dibawah standar yakni 0,3 mm seharusnya minimalnya di 0,45mm

4. Terjadi kebocoran di dalam ruang relaypart dan sambungan antara relaypart dengan booster, karena adanya komponen yang sudah rusak sehingga saluran tidak tertutup rapat, sehingga menyebabkan kekurangan tekanan.

Sebelumnya Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat (Jabar) bersama Polres Subang menggelar jumpa pers, Selasa (14/5/2024) dini hari WIB terkait penyebab kecelakaan Bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo, menyebut pihak kepolisian telah memeriksa 13 saksi termasuk dua saksi ahli dalam kasus ini.

"Dari hasil pemeriksaan tersebut, kami sudah menyimpulkan dan menetapkan 1 tersangka," ujarnya dalam jumpa pers, Selasa, dikutip dari TribunJabar.id.

Satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka ialah Sadira, sang sopir bus.

Sadira terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp24 juta.

"Akibat kelalaian tersebut, Sadira sopir bus maut terancam Pasal 411 Ayat 5 Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman hukuman maksimal 12 penjara dan denda Rp24 Juta," terangnya.

Kronologi Kecelakaan 

Bus membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok, mengalami kecelakaan tragis di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.

Data sementara dari Puskesmas Jalancagak, Subang, ada 9 orang meninggal dunia yakni 4 orang perempuan dan 5 laki-laki.

Dalam tayangan televisi swasta, Kadishub Subang Asep Setia Permana yang berada di lokasi kejadian kecelakaan menyampaikan, kecelakaan bus dengan kendaraan lainnya terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

Dugaan awal dari peristiwa ini yaitu bus mengalami rem blong saat berada di jalanan turun.

Sehingga, sopir bus kehilangan kendali dan akhirnya bus menaberak kendaraan lain dan terguling.

"Bus akhirnya menabrak satu mobil pribadi dan beberapa motor, sebelum terguling," kata Asep.

Menurutnya, berdasarkan keterangan warga di lokasi, pelajar yang ada di dalam bus berteriak ke warga sebelum akhirnya terguling.

"Sebab menurut warga, para siswa di dalam bus sudah teriak semua, sebelum bus kecelakaan," kata Asep.

Menurut Asep, beberapa saat setelah kejadian banyak korban tewas tergeletak di lokasi kejadian sebelum akhirnya dievakuasi.

"Sampai malam ini ada 2 korban tewas terjepit badan bus yang terguling, masih ada di lokasi dan sedang kita coba evakuasi," kata Asep.

Ia mengatakan untuk korban tewas, luka berat dan lainnya dievakuasi ke Puskesmas Ciater dan RSUD Subang.

Dari data di dalam bus, kata Asep diperkirakan penumpang berjumlah sekitar 40 orang.

"Untuk sopir bus mengalami luka berat dan sudah dievakuasi ke rumah sakit terdekat," kata Asep.

Sementara warga sekitar Nano mengatakan saat bus melaju dari atas, semua penumpang sudah berteriak.

"Remnya blong katanya. dari atas," ujar Narno, warga di lokasi.

Menurutnya banyak korban tewas tergeletak di lokasi kejadian.

Bahkan beberapa korban korban tertimpa badan bus.

Warga sekitar, kata Nano berdatangan mengevakuasi para korban ke rumah sakit.

"Kecelakaan terjadi saat bus melaju dari arah Bandung menuju Subang. Diduga rem blong, bus kemudian menabrak sejumlah motor dan minibus, lalu terguling," katanya.

Kesaksian Sopir Bus

Sopir bus pariwisata Putera Fajar, Sadira, menceritakan kronologi kendaraan yang dibawanya mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

Sadira menjelaskan, rombongan SMK Lingga Kencana Depok akan melanjutkan perjalanan setelah menyantap makanan di Rumah Makan Bang Jun.

Adapun, ketika rombongan berhenti di rumah makan tersebut, Sadira menjelaskan bahwa bus yang dikemudikannya itu sebenarnya sempat diperbaiki.

Menurutnya, sebelum melanjutkan perjalanan, rem mobil tersebut sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal.

Sementara itu, jarak antara rumah makan tersebut dengan lokasi kecelakaan maut hanya 750 meter.

Evakuasi Bus Trans Putera Fajar
Polda Jabar dan Polres Subang bakal bidik tersangka lain dalam kasus kecelakaan Bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Kondisi jalan hanya lurus tanpa ada tikungan sama sekali. Jalan baru menikung tepat di lokasi kejadian.

Namun, dari Rumah Makan Bang Jun sampai lokasi kecelakaan, kondisi jalan menurun panjang.

"Waktu itu, pada saat abis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan."

"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong," kata Sadira, Minggu (12/5/2024), dilansir TribunJabar.id.

Saat melaju di perempatan menuju tempat wisata Sariater, rem blong mulai dirasakan Sadira.

Posisi rem mulai blong itu dirasakannya saat melintas di perempatan menuju tempat wisata Sariater.

Jarak dari pertigaan Sariater dengan Rumah Makan Bang Jun itu 300 meter.

Sedangkan dari pertigaan Sariater ke lokasi kecelakaan, maju sepanjang 400 meter.

Dengan begitu, posisi sejak Sadira merasakan rem bus blong hingga terguling hanya sekitar 400 meter.

"Saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba-tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin gak masuk-masuk, ternyata anginnya tiba-tiba abis," terangnya.

Setelah mengetahui bahwa rem kendaraan yang dikemudikannya blong, Sadira mencari jalur penyelamat, tetapi tak ada.

Apabila bus terus dibawanya dalam kondisi blong, ia khawatir hal itu akan mengakibatkan banyak korban.

"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," paparnya.

Atas dasar itu, ia memutuskan mengarahkan busnya ke kanan.

Alhasil, kendaraan itu menyenggol Daihatsu Feroza dan dua motor.

Ia memilih membuang bus ke arah kanan karena saat itu di depannya ada sekitar lima motor.

"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.

Namun, upayanya untuk meminimalisir jumlah korban justru gagal.

Bus yang dengan sengaja ia tabrakkan ke tiang listrik di sebelah kanan tersebut malah membuat bus terguling dan terseret.

Kejadian itu mengakibatkan 10 orang tewas, empat di antaranya karena tertindih bodi bus yang terseret saat terguling.

Sementara itu, satu korban tewas lain adalah pengendara motor.

"Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," terangnya.

Di sisi lain, Sadira mengaku dirinya hanya mengalami luka sedang.

"Saya hanya mengalami luka sedang tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini, hanya mengalami memar di bagian kepala tangan dan kaki," ujarnya.

(Bangkapos.com/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved