Bangka Pos Hari Ini
Aon Effect Jadi Momentum, Babel Perlu Ekonomi Baru Lepas Ketergantungan Timah
ada tiga hal dari Aon Effect ini yakni momentum tes mental warga Bangka Belitung, momentum transisi pembiasaan dan momentum transformasi sektoral. ...
“Soal menerbitkan IPR, kemarin ada diajak diskusi, saya sudah sampaikan ke Pak Dirjen, menurut hemat kami, IPR belum ada yang menerbitkan juknis yang jelas mengenai IPR ini,” ujar Algafry.
Mengenai hal ini, pemkab berharap pemprov melalui Pj Gubernur Bangka Belitung dapat menyampaikan keinginan itu ke pusat.
Sorotan Dunia
Sementara Ketua Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) Harwendro Adityo Dewanto memberikan gambaran mengenai kondisi sektor timah yang ada di Indonesia.
Harwendro mengungkapkan, total sumber daya timah di Indonesia di tahun 2022 berada di angka 2,5 juta dan menjadi negara eksportir timah nomor satu di dunia, dengan total luas izin usaha pertambangan (IUP) sekitar 555.355,01 hektare serta estimasi umur tambang kurang lebih 31 tahun.
“Kemudian jumlah IUP tahun 2023 yang terdata di kami sebanyak 220 IUP, kemudian ekspor timah tahun 2023 kemarin sebanyak 68.140 ton. Dan yang paling penting kontribusi PNBP royalti timah 2022 sebanyak Rp 1.14 Triliun,” ujar Harwendro.
Tak hanya itu Harwendro juga memberikan pemaparan mengenai gambaran perdagangan sektor timah tahun 2012-2023.
Dari data yang dimiliki AETI menunjukkan jika ekspor timah Indonesia selalu stabil di angka 70 ribu- 60 ribu ton per tahun.
“Ini walaupun kita ada puluhan smelter dan beberapa smelter ekspor kita stabil. Tapi yang disayangkan, tadi kita bicara hilirisasi, penyerapan di dalam negeri itu kecil, cuma 5 persen,” terangnya.
Harwendro juga menjelaskan mengapa eksportir lebih memilih melakukan ekspor jika dibandingkan melakukan penjualan timah di dalam negeri.
Menurutnya, tidak terlepas dari adanya pajak sebesar 11 persen ketika melakukan aktivitas penjualan di dalam negeri.
“Kan kalau kita ekspor itu cuma bayar royalti 3 persen, nah ini yang dilema di Indonesia. Insya Allah dalam waktu dekat asosiasi akan bersurat ke pemerintah pusat, semoga nanti bisa segera ditindaklanjuti,” ucapnya.
Sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Eksportir Timah, Harwendro menerangkan saat ini terdapat kenaikan harga timah di tingkat dunia. Hal itu tidak hanya karena beberapa konflik antar negara, tetapi juga terpengaruh oleh kebijakan dari pemerintah seperti yang terjadi di Myanmar.
“Kemudian ekspor di Indonesia juga menurun, nah ini ada beberapa hal yang paling terasa sekali masalah hukum yang menimpa lima smelter. Kemudian banyak juga teman-teman yang masih menunggu RKAB yang belum selesai, ada juga yang masih izin ekspor belum keluar,” tuturnya.
Selain itu, Harwendro menyebutkan kenaikan harga juga dipengaruhi bertumbuhnya industri mobil listrik sebesar 24 persen di tahun 2024, sehingga membuat sosok Elon Musk melirik industri timah Indonesia.
“Itu kenapa Elon Musk tiba-tiba datang ke Indonesia. Rupanya Elon Musk melirik Indonesia juga, dia ketar-ketir juga hilirisasi akan berjalan. Jadi kita harus optimis bahwa Babel ini ternyata menjadi sorotan dunia, saat ini,” pungkas Harwendro. (t2/riz/s2/w4/t3)
| Tolong Mobil Warga, Mobil Damkar Kota Pangkalpinang Malah Terjebak Air Pasang di Pantai Pasir Padi |
|
|---|
| 135 Sekolah di Bangka Selatan Bakal Dapat Smart TV Canggih dari Kemendikdasmen |
|
|---|
| Tower SUTT PLN Terancam Roboh Dampak Tambang Ilegal, Aliran Listrik Bateng dan Basel Bisa Terganggu |
|
|---|
| Kota Pangkalpinang Membutuhkan Pemuda Patriotik Penggerak Perubahan |
|
|---|
| Pemprov Babel Pantau Kinerja TPPS Bangka Turunkan Angka Stunting hingga 18,3 Persen |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20240528-Bangka-Pos-Hari-Ini-Rabu-2952024-oke.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.