Cara Mengatasi Anak yang Nakal Jadi Penurut, Orang Tua Tak Perlu Memarahi

Cara mengatasi anak yang nakal menjadi penurut. Para orang tua tak perlu memarahi.

Penulis: Widodo | Editor: Teddy Malaka
http://cdn.klimg.com
Ilustrasi. Cara mengatasi anak yang nakal menjadi penurut. Para orang tua tak perlu memarahi. 

BANGKAPOS.COM -- Cara mengatasi anak yang nakal menjadi penurut.

Anak yang nakal kerap membuat para orang tua kesal.

Namun sebenarnya ada cara yang cukup mudah dilakukan agar anak tidak nakal dan mejadi penurut serta rajin.

Buya Yahya sarankan cara ini menghadapi anak yang nakal agar mau dinasehati dan penurut.

Menurutnya, cara agar anak bandel dan nakal bisa dinasehati, penurut dan rajin adalah dengan melakukan amalan ini.

Hal itu ia jelaskan dari video unggahan kanal YouTube Al Bahjah TV pada 14 Oktober 2018.

Buya Yahya juga menghimbau kepada para orang tua, untuk mendidik anak dengan cara yang halus.

"Jika kita mendidik anak dengan cara yang salah, maka anak kita akan tumbuh dengan cara yang salah, mau diajak bener itu susah," sebut Buya Yahya.

Jika anak yang sudah terlanjur bejat, dan susah diatur, Buya Yahya memberikan solusi, yaitu menyesal terlebih dahulu.

"Minta kepada Allah, dengan membaca Istighfar yang banyak, diniati semoga anaknya yang bandel itu kembali kepada Allah," kata Buya Yahya.

"Kalau nasehatin tok, tapi ibu pelit, ya tetep susah," beber Buya Yahya.

Maka dari itu, nasihati sesaat-sesaat, tapi selebihnya kita harus minta pertolongan kepada Allah SWT. 

Sebab Buya Yahya menjelaskan, sebaik-baiknya adalah meminta pertolngan kepada Allah SWT.

Ada juga cara lainnya yang bisa diterapkan.

Berikut cara mengatasi perilaku nakal pada anak untuk orangtua tanpa perlu memarahi anak seperti dikutip dari laman UNICEF via Kompas.com:

1. Alihkan Atasi segera perilaku nakal dan alihkan perhatian anak ke perilaku yang baik.

Hentikan sebelum dimulai!

Begitu anak mulai gelisah, alihkan perhatiannya dengan menawarkan kegiatan menarik atau menyenangkan, seperti mengajak mereka berjalan-jalan di sekitar rumah.

2. Ambil napas Frustrasi?

Diri kita pun butuh jeda.

Ambil sepuluh detik untuk bernapas tenang.

Hirup dan hembuskan napas dengan perlahan sebanyak lima kali.

Setelah itu, hadapi situasi dengan lebih tenang.

Banyak orang tua berkata cara ini sangat membantu.

3. Ajarkan anak konsekuensi Konsekuensi membantu setiap anak bertanggung jawab atas tindakannya.

Konsekuensi juga menanamkan disiplin. Hal ini lebih efektif dibandingkan memukul atau membentak.

Minta anak memilih mengikuti arahan orang tua sebelum memberikan konsekuensi.

Cobalah tetap tenang saat memberikan konsekuensi.

Pastikan Anda juga konsisten dalam menerapkan konsekuensi.

Konsekuensi pun harus realistis.

Menyita ponsel anak remaja selama sepekan jauh lebih sulit dilakukan dibandingkan menyimpan ponselnya selama satu jam. Setelah konsekuensi selesai, berikan anak kesempatan melakukan hal baik, dan pujilah mereka.

Waktu berkualitas, memuji anak, dan rutinitas yang konsisten bisa membantu mengatasi perilaku kurang baik.

Berikan juga anak dan remaja tugas sederhana yang mengandung tanggung jawab.

Pastikan tugas itu memang sanggup mereka lakukan. Jangan lupa untuk memuji mereka setelah selesai!

4. Tetap positif

Menjaga suasana hati yang baik tidak mudah saat harus menghadapi anak dengan berbagai macam tingkah lakunya.

Sering kali, akhirnya orang tua menghardik, “Sudah, berhenti!” Padahal, kita tahu bahwa anak akan lebih menurut jika diberikan perintah positif dan pujian apabila ia berhasil melakukan sesuatu.

5. Fokus pada perilaku yang kita inginkan Gunakan kalimat positif saat meminta anak melakukan sesuatu.

Contoh: “Tolong, simpan bajumu, ya”, bukan “Jangan bikin berantakan!”

6. Nada suara itu penting Membentak anak hanya akan menambah rasa stres dan marah, baik pada diri orang tua maupun anak sendiri.

Cobalah menarik perhatian anak dengan memanggil nama mereka dan berbicara dengan suara yang tenang.

7. Puji anak atas perilaku baiknya Pujilah anak, termasuk si remaja, jika mereka menunjukkan perilaku yang baik.

Anak mungkin tidak menunjukkan ia senang, tetapi lain kali ia akan mengulangi perilaku baiknya itu.

Pujian juga menunjukkan bahwa kita memperhatikan dan peduli kepada tingkah laku mereka.

8. Tetap realistis Apakah permintaan kita realistis untuk dilaksanakan anak? Anak-anak usia muda biasanya kesulitan untuk tetap tenang di dalam rumah sepanjang hari penuh.

Namun, mereka bisa tenang selama 15 menit sementara orang tua menerima telepon.

9. Bantu si remaja tetap dekat dengan teman-temannya Anak remaja memiliki kebutuhan lebih besar untuk berkomunikasi dengan teman.

Bantu anak tetap terhubung melalui media sosial dan cara lain tanpa melanggar jarak aman.

Orang tua pun bisa ikut!

(Bangkapos.com/Widodo/Kompas.com/Wahyu Adityo)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved