Kisah Dea Rachma, Lulusan UGM jadi Petugas Kebersihan di Australia, Lulus dengan Predikat Cumlaude

Meski lulus dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik di Indonesia dan meraih predikat cumlaude, nyatanya Dea memilih untuk menjadi...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Evan Saputra
Kolase Bangkapos.com / Instagram @dearaleyden
Kisah Dea Rachma, Lulusan UGM jadi Petugas Kebersihan di Australia, Lulus dengan Predikat Cumlaude 

BANGKAPOS.COM -- Inilah kisah Dea Rachma, sosok wanita lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menjadi petugas kebersihan (cleaner) di Australia.

Beberapa waktu lalu Dea membagikan kisahnya lewat akun media sosial TikTok.

Unggahan Dea tersebut berisi jawabannya terkait pertanyaan warganet yang seolah tidak percaya dengan keputusan Dea yang memilih bekerja sebagai petugas kebersihan di Australia.

Meski lulus dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik di Indonesia dan meraih predikat cumlaude, nyatanya Dea memilih untuk menjadi seorang cleaner.

Menurut Dea, dirinya tidak pernah menyesali gelar sarjananya meskipun bekerja sebagai petugas kebersihan.

Dea menilai, pekerjaannya saat ini merupakan sebuah pengalaman yang berharga.

"Ada sesuatu yang lebih mahal dari barang mewah, apa itu? Pengalaman," tutur Dea Rachma, dikutip pada Rabu (26/6/2024).

"Yang bahkan nggak bisa dibeli dengan uang. Jadi sekarang ini, aku lagi menikmati perjalananku disini, menjalani kesempatan yang aku dapetin disini," tambahnya.

Dea tidak menampik, bahwa dirinya cukup kesulitan dalam beradaptasi dari pekerjaan lamanya hingga menjalani pekerjaannya sekarang.

"Jujur, perubahan pekerjaan dari yang awalnya kerja full indoor jadi kerja full outdoor bikin aku stress, perubahannya cukup besar karena kerja fisik juga," tutur Dea.

"Jadi, memang nggak mudah. Again, it’s not easy. Tapi tetep kujalanin karena aku seneng," imbuhnya.

Mendapatkan pengalaman tersebut, Dea mengaku sangat menikmati setiap momennya.

"Kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi kedepannya, jadi nikmatin momen yang ada sekarang, karena waktu nggak bisa diulang," ujarnya.

"So, enjoy your life!" tambahnya.

Dalam unggahan lainnya, Dea Rachma juga menjawab rasa penasaran warganet yang sering mengira dirinya sebenarnya sedang menjalani kuliah S2 di Australia.

Kendati demikian, Dea menampiknya.

"Jadi, aku memang kerja full time sebagai cleaner saat ini, dan itu nggak menghilangkan value-ku sebagai lulusan UGM," ungkap Dea.

"My degree still sticks with me, karena bagaimana pun, aku pernah menempuh pendidikan di UGM dan alhamdulillah lulus," lanjutnya.

Dea menjelaskan, alasan dirinya mengambil pekerjaan sebagai petugas kebersihan yaitu untuk memperpanjang visanya di Australia.

"Salah satu alasan kenapa aku ambil kerjaan cleaner ini adalah untuk extend visa ku di Australia, karena aku mau memaksimalkan kesempatan yang bisa aku dapat," tuturnya.

Dea merasa, pekerjaan ini merupakan suatu tantangan sendiri baginya yang ingin mencoba keluar dari zona nyaman.

"Sebetulnya aku bisa aja ambil kerjaan yang selaras dengan backgroundku, tapi saat itu aku dapat offer kerjaan ini, dan ini tantangan baru buatku, untuk keluar dari zona nyaman," jelasnya.

Dea pun menegaskan tidak ada sedikit pun hal yang ia sesali dengan menjadi petugas kebersihaan seperti saat ini.

"Jadi, nggak ada yang aku sesali. Aku mensyukuri apa yang aku dapat saat ini," tuturnya.

"Semoga, kalian juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru di luar zona nyaman kalian ya!" tandasnya.

Hingga aritkel ini ditulis, Rabu (26/6/2024), masing-masing unggahan Dea Rachma itu telah dilihat sebanyak 847 ribu dan 580 ribu kali.

Kisah Lain, Husain Resign dari PNS Pajak Pilih jadi Tukang Gosok WC di Australia

Inilah kisah MD Husain (40), mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) asal Jakarta yang viral karena resign lalu menjadi tukang gosok WC di Australia.

Kisah Husain ini viral setelah dirinya membuat cuitan di X (dulunya Twitter) pada Senin (24/6/2024).

"Saya orang Indonesia pertama yang resign dari PNS setelah 20 tahun masa kerja demi menjadi tukang gosok WC sekolahan di Australia," cuit Husain.

Dalam cuitannya itu, Husain juga membagikan foto dirinya di depan tempat bekerja sebagai tukang gosok WC.

Terlihat, sekolah tersebut bernama Summer Hill Public School.

Hingga artikel ini ditulis, Rabu (26/6/2024), cuitan Husain itu telah dilihat sebanyak 3,6 juta kali dan disuai 38 ribu pengguna.

Sejumlah warganet pun menghujani berbagai pertanyaan pada Husain mengenai pekerjaan di luar negeri itu.

Sebelumnya, Husain bekerja sebagai Penelaah Keberatan dan Banding Ditjen Pajak sejak 2002.

Kisah Husain menjadi perantau diaspora di Australia berawal dari keputusannya menemani sang istri berkuliah pada 2022.

Istrinya itu memutuskan untuk melanjutkan studi di University of Sydney karena di sana terdapat studi dan topik penelitian yang diinginkan.

Selain itu, warga negara asing di Australia diperkenankan membawa pasangan untuk menemani masa kuliah.

Bahkan, pasangan yang menemani diperbolehkan untuk bekerja secara full time.

Bukan hanya itu, jika pasangan sudah memiliki anak, maka sekolahnya ditanggung oleh negara alias gratis.

Atas dasar pertimbangan tersebut lah akhirnya Husain memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai PNS DJP Pajak yang telah ia lakoni selama 10 tahun tersebut.

"Kemudian kita memilih Sydney karena kotanya cukup besar dan masih banyak membutuhkan tenaga kerja," tutur Husain, dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/6/2024).

Husain bersama ketiga anaknya lantas menggunakan dependent student visa karena mengikuti visa belajar (student visa) milik istrinya.

Sebelum memutuskan untuk resign, Husain sebenarnya mengambil cuti di luar tanggungan negara pada 1 Juli 2023.

Seusai aturan, cuti tersebut bisa diambil maksimal selama tiga tahun ditambah satu tahun.

Namun setelah mengambil cuti selama beberapa bulan sambil melihat peluang yang ada di Australia, Husain memutuskan untuk resign pada 1 April 2024.

Menurut Husain, saat pengajuan resign, tidak ada kendala karena teman-teman sejawat dan atasannya sudah mengetahui niatnya menemani istri kuliah.

"Teman-teman dan atasan sebenarnya jauh-jauh hari sudah tahu kalau saya ingin mendukung istri saya yang senang kuliah," kata Husain.

"Dia (istri) cita-citanya memang ingin gelar Ph.D (setara dengan gelar doktor di Indonesia)."

"Selain itu, kultur untuk kuliah lagi sangat terbuka untuk pegawai," tambahnya.

(Bangkapos.com/TribunJabar.id/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved