Harga BBM

Terungkap Alasan Pemerintah Membatasi Pembelian BBM Subsidi dan Gas Elpiji 3kg

Pemerintah Indonesia berencana untuk membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan gas (LPG) atau elpiji 3 kg mulai tahun 2024.

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: fitriadi
Dok/PT Pertamina
Ilustrasi petugas saat melakukan bongkar muat tabung gas Elpiji 3 kilogram. 

BANGKAPOS.COM--Pemerintah Indonesia berencana untuk membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan liquefied petroleum gas (LPG) atau elpiji 3 kg mulai tahun 2024.

Rencana ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melalui akun Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, pada Rabu, 10 Juli 2024.

Selain itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir juga mengemukakan keinginan pemerintah untuk membatasi elpiji 3 kg yang termasuk gas subsidi.

Alasan Pembatasan BBM Subsidi

Masyarakat saat antre BBM Subsidi di SPBU Pangkalpinang, Selasa (4/3/2023)
Masyarakat saat antre BBM Subsidi di SPBU Pangkalpinang, Selasa (4/3/2023) (Bangkapos.com/Sela Agustika)

Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pembatasan BBM subsidi diperlukan untuk mengatasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dengan melakukan pembatasan ini, pemerintah berharap dapat menghemat anggaran negara dan memastikan penyaluran BBM subsidi lebih tepat sasaran.

“Kita berharap pada 17 Agustus ini kita sudah bisa mulai, di mana orang yang tidak berhak mendapat subsidi itu akan kita kurangi,” ujar Luhut.

Luhut juga menyebutkan bahwa pemerintah ingin mencari pengganti BBM berbasis fosil dengan mengembangkan bioetanol.

Bioetanol yang disinggung Luhut adalah jenis bahan bakar yang berasal dari fermentasi bahan-bahan organik, terutama tumbuhan dengan kandungan karbohidrat yang tinggi.

Menurutnya, bioetanol merupakan pilihan bakar bahan yang lebih baik karena kandungan sulfurnya lebih rendah, yaitu sebesar 50 ppm, sementara kandungan sulfur pada bensin sebesar 500 ppm.

Tingginya kandungan sulfur pada bensin berpotensi berdampak untuk kesehatan manusia dan memengaruhi kualitas udara.

Luhut meyakini, jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bisa ditekan jika bioetanol dikembangkan.

Sisi positif lainnya dari penggunaan bioetanol adalah anggaran negara untuk penyakit pernapasan bisa dihemat hingga Rp 38 triliun.

Saat ini, kata Luhut, Pertamina sedang mengembangkan bioetanol. Ia berharap, bahan bakar ini bisa segera digunakan.

“Kita hitung di situ, kalau itu terjadi sulfur tadi dikurangin, itu akan mengurangi orang yang sakit ISPA. Dan itu juga (berdampak) kepada kesehatan (menghemat) sampai 38 triliun ekstra pembayaran BPJS,” imbuh Luhut.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved