Arti Masya Allah, Ucapkan Ketika Memuji atau Dipuji Orang Lain agar Terhindar dari Ain

Masya Allah (Arab: مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ) memiliki arti 'Sesuatu yang dikehendaki Allah' atau 'Apa yang Allah kehendaki telah terjadi'.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Evan Saputra
Bangkapos.com / tribun
Arti Masya Allah, Ucapkan Ketika Memuji atau Dipuji Orang Lain agar Terhindar dari Ain 

BANGKAPOS.COM -- Kalimat Masya Allah tentu sudah tidak asing lagi kita dengar.

Bahkan setiap harinya kita sebagai umat muslim senantiasa mengucapkan kalimat Masya Allah.

Masya Allah adalah salah satu kalimat thayyibah bahasa Arab yang kerap diucapkan ketika takjub dengan hal-hal yang mengagumkan.

Masya Allah (Arab: مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ) memiliki arti 'Sesuatu yang dikehendaki Allah' atau 'Apa yang Allah kehendaki telah terjadi'.

Artinya, masya Allah dapat diucapkan ketika melihat hal-hal menakjubkan yang ada dalam hidup.

Masya Allah sangat dianjurkan untuk diucapkan agar terhindar dari penyakit ain.

Ustaz Khalid Basalamah lewat kanal YouTube pernah menjelaskan mengenai kalimat Masya Allah dan penyakit ain.

Ustaz Khalid Basalamah mengatakan, banyak umat muslim itu meninggal dunia karena penyakit ain.

Ain merupakan penyakit tidak kasat mata yang bisa berbahaya bagi diri kita dan orang lain. 

Penyakit ain adalah penyakit yang ditimbulkan dari pandangan mata yang berkaitan dengan perasaan hati yaitu perasaan iri dan dengki.

Tidak hanya menimbulkan masalah bagi orang lain, penyakit ain juga membuat diri sendiri celaka.

Para ulama menyimpulkan bahwa ain adalah penyakit non medis yang timbul karena pandangan kagum atau takjub disertai dengan rasa iri dengki dari seseorang yang memiliki tabiat buruk dan mengakibatkan adanya bahaya pada orang yang dilihatnya.

Ain juga dapat diartikan sebagai pandangan terhadap sesuatu hal dalam keadaan lupa dengan rasa kagum terhadap yang dilihatnya atau rasa dengki tanpa berdzikir kepada Allah.

"Kata nabi saw mayoritas umatku mati penyebabnya ain," kata Ustaz Khalid Basalamah.

"Justru karena hasudnya orang, jadi rumah tangganya orang bisa pecah, usaha bisa bangkrut, badan bisa sakit, itu karena ain," sambung Ustaz Khalid Basalamah.

Lebih lanjut, Ustaz Khalid Basalamah mengatakan obat dari penyakit ain itu sangat sederhana, yakni mengucapkan Masya Allah Tabarakallah.

"Obatnya sederhana, obatnya setiap orang puji kita mengucapkan Masya Allah Tabarakallah, selalu begitu,"

"Atau jika kita memuji kita juga mengucapkan (Masya Allah)," jelas Ustaz Khalid Basalamah.

Meskipun kita tidak memiliki penyakit ain, namun Ustaz Khalid Basalamah menyarankan untuk tetap berhati-hati.

Ucapkanlah Masya Allah setiap kali kita kagum dan memuji apapun, di antaranya anak, pasangan, kendaraan, dan lain sebagainya.

Tentang Penyakit Ain

Penyakit ain dijelaskan dalam Al–Qur’an surat Al-Qalam ayat 51:

وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْلِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهٗ لَمَجْنُوْنٌ ۘ

Artinya:

“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengarkan Al–Qur’an dan mereka berkata: ‘Sesungguhnya ia (Muhammad) benar–benar orang yang gila.”

Efek dari pandangan ain ini dapat bermacam–macam, ada yang bisa membuat orang dipandang celaka, sakit atau bahkan hingga menyebabkan kematian.

Oleh sebab itu, penyakit ini digolongkan sebagai penyakit yang tidak dapat dideteksi secara medis dan berbahaya karena pada dasarnya semua orang mempunyai kekuatan tertentu dalam pandangannya.

Penyakit ain ini tidak hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi dapat menyerang anak–anak.

Hal ini biasanya ditandai ketika orang tua sudah membawa anak untuk berobat ke berbagai tempat, tetapi tetap tidak ada hasil, karena penyakitnya bukan berasal dari sisi medis.

Dikutip dari buku yang berjudul “Thibbun Nabawi: Tinjauan Syari’at dan Medis”, istri Imran pernah berdoa ketika melahirkan Maryam. Allah SWT berfirman:

 “Fa Imma wada’at-ha qalat rabbi inni wada’tuha unsa, wallahu a’lamu bima wada’at, wa laisaz-zakaru kal–unaa, wa inni sammaituha maryama wa inni u’izuha bika wa zurriyyataha minasy-syaitanir-rajim.”

Artinya: “Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.

Dari firman tersebut, maka dapat dipahami bahwa usai seorang anak terlahir di dunia, penting bagi orang tua untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari gangguan penyakit medis maupun non medis seperti penyakit ain.

Disebutkan oleh Syeikh Abdurrahman bin hasan:

“Seseorang yang memandang, menimbulkan gangguan pada yang dipandangnya”(Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid, hal. 69).

Dijelaskan oleh Al Lajnah Ad Daimah:

 “Ain dari kata ‘aana–ya’iinu’ yang artinya: terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respon jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut” (Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, 1/271).

Wallahu A'lam Bishawab...

(Bangkapos.com/TribunJatim.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved