Berita Viral
Ayah dr Aulia Risma Lestari yang Kini Meninggal Sudah Dengar Curhat Pilu Putrinya Soal PPDS Undip
Ternyata Moh Fakhruri, ayah dr Aulia Risma Lestari yang kini juga meninggal sudah mendengar curhat putrinya soal PPDS Anestesi Undip.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: fitriadi
BANGKAPOS.COM - Ternyata Moh Fakhruri, ayah dr Aulia Risma Lestari yang kini juga meninggal sudah mendengar curhat putrinya soal PPDS Anestesi Undip.
Fakta ini terungkap setelah voice note curhatan putrinya ke sang ayah beredar.
Sebagai infromasi, Fakhruri sang ayah sempat drop usai kepergian dokter Aulia Risma Lestari.
Fakhruri sempat dilarikan ke RSCM atas bantuan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikiin.
Hanya saja takdir berkata lain.
Moh Fakhruri meninggal dunia pada hari Selasa, (27/8/2024) di RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pukul 1.30 WIB.
Kabarnya, Moh Fakhruri akan dimakamkan berdampingan dengan makam dr Aulia Risma Lestari di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung Kota Tegal, sekira pukul 13.00 WIB.
Adapun penyebab ayah dr Aulia Risma meninggal dunia adalah karena sakit.
Hal ini diungkapkan oleh adik almarhum Moh Fakhruri, Miftahudin.
"Saya sangat kehilangan, karena beliau kakak pertama yang begitu merangkul adik-adiknya," katanya.
Sebelumnya, Moh Fakhruri dikabarkan jatuh sakit usai pemakaman sang buah hati, dr Aulia Risma pada Selasa (13/8/2024).
Kondisi ayah dr Aulia Risma tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga, Susyanto SH MH.
Ia mengungkapkan, Moh Fakhruri masuk ICU di RSUD Kardinah Tegal setelah jenazah dr Aulia dimakamkan.
Kasus meninggalnya dr Aulia Risma yang menyita perhatian publil ini membuat hingga Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin turun tangan,
Ia diketahui menjenguk ayah dr Aulia Risma yang sakit pada Minggu (18/8/2024).
Kala itu, Kuasa hukum, Susyanto SH MH mengatakan, keluarga tiba-tiba mendapat kunjungan secara langsung dari Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, sekira pukul 14.00 WIB.
Dia hadir bercengkerama layaknya mengunjungi orang sakit dan menanyakan keluhan ayah almarhumah.
"Alhamdulillah bapak menteri langsung merespon. Bapak almarhumah langsung dirujuk ke RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan difasilitasi olej Kemenkes RI. Pukul 19.00 langsung dirujuk kesana," katanya kepada wartawan.
Susyanto mengatakan, ayah dari almarhumah masuk ke rumah sakit setelah jenazah almarhumah dimakamkan hari selasa, pukul 14.00 WIB.
Malamnya sakit dan langsung dibawa ke RSUD Kardinah.
"Bapaknya masuk rumah sakit karena kepikiran dan memang punya riwayat penyakit dalam"
"Bapaknya sakit penyakit dalam. Dirawat sejak kematian almarhumah. Setelah dimakamkan, malamnya sakit. Iya karena kepikiran," jelasnya.
Menkes Sampai Gak Enak Ngomongin Kepergian Ayah Dokter Aulia Risma Lestari
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membenarkan ayah dari Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi diduga korban bullying, meninggal dunia.
Ia menyampaikan, ayah Aulia masuk rumah sakit setelah kematian putrinya.
"Yang wafat adalah bapaknya. Dia masuknya ke rumah sakit memang sesudah kematian putrinya."
"Sudah, lah, enggak enak kita ngomonginnya," kata Budi di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2024).
Budi mengaku sempat mengunjungi keluarga korban di Tegal, Jawa Tengah, usai mendengar dugaan bullying.
Saat itu, ia melihat kondisi keluarga korban, termasuk kondisi ayah korban yang memburuk dan harus dirujuk ke rumah sakit.
Budi bilang, saat itu pilihannya dirujuk ke RS Kariadi, RS tempat Aulia berpraktik.
Namun, karena masalah dugaan bullying ini, Budi memutuskan menawarkan dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
"Jadi waktu saya pulang langsung bapaknya dibawa ke RSCM. Jadi mereka sudah ada di RSCM sekitar tiga hari karena memang kondisinya berat. Jadi tadi malam sekitar jam 01.00 WIB wafat," tutur dia.
Selain bertemu keluarga, kunjungannya ke rumah korban juga menemukan sejumlah informasi berupa bukti chat WhatsApp perundungan.
Ia pun meminta bukti-bukti itu didokumentasikan dan diserahkan kepada pihak kepolisian.
"Saya minta didokumentasikan biar polisi yang menyelidiki. Sudah, sudah. Diary, Whatsapp, chat, banyak sekali."
"Itu nanti bisa tanya polisi (apakah terbukti korban bullying atau tidak)," ucap Budi.
Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ditemukan tewas di kamar kosnya, Senin (12/8/2024) malam.
Polisi menyebutkan, korban, Aulia Risma Lestari, tewas usai menyuntikkan diduga obat penenang ke tubuhnya sendiri.
Warga asli Kota Tegal itu ditemukan meninggal pada Senin (12/8/2024) sekitar pukul 22.00 WIB di kamar kos yang berlokasi di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Benar bunuh diri, yang bersangkutan menyuntikkan obat ke badannya sendiri," ujar Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena melalui pesan singkat, Rabu (14/8/2024).
Berdedar Curhat Pilu Dokter Aulia Risma Lestari ke sang Papa
Sementara itu, di tengah kisah pilu ini, voice note dr Aulia Risma Lestari saat tengah curhat ke ayahandanya viral jadi sorotan.
Dalam rekaman voice note yang beredar, dr Aulia Risma menceritakan bagaimana kondisinya saat menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS di Fakultas Kedokteran Undip.
Mengutip dari akun Instagram Najwa Shihab @najwashihab, Selasa (27/8/2024), dinarasikan bahwa rekaman suara dr Aulia Risma tersebut menyiratkan adanya perundungan.
Selain itu, diduga ada pula pemerasan dan eksploitasi yang dilakukan dokter senior di Undip.
Korban diduga dipaksa kerja rodi di Rumah Sakit Dr Kariadi, Semarang.
Berikut narasi yang diucapkan dr Aulia Risma:
"Enggak pah. Tiap aku bangun tidur tu pah badannya sakit semua. Punggungnya sakit semua,"
"Bangun harus pelan-pelan. Kalau enggak pelan-pelan aku enggak bisa bangun,"
"Aku aja tadi mau minum susah, di bangsal minumnya ga bisa. Akhirnya aku minta tolong CS (customer service), trus aku kasih uang Rp50 ribu. Aku minta nitip minum, buat dia beliin minum, karena kan aku ga boleh ke minimarket, ke kantin sama sekali."
"Pah bener-bener ya pah di sini tuh programnya kacau-kacau,"
"Aku tanya temen yang di UNS itu nggak 24 jam pah. Aku ga tau aku bisa apa enggak pah,".
Catatan:
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tidak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.
Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling.
(Bangkapos.com/TribunJateng.com/Kompas.com)
Klarifikasi Imam Muslimin Dosen UIN Malang Viral Guling-Guling di Tanah, Pilih Mengundurkan Diri |
![]() |
---|
Punya 4 Istri Sekaligus LHKPN H Arlan Dicurigai KPK, Kelengkapan Harta Segera Diperiksa |
![]() |
---|
Profil 4 Pejabat Negara yang Dicopot Prabowo, Ada Hasan Nasbi Hingga Adik Ipar Haji Isam |
![]() |
---|
Wali Kota Prabumulih H Arlan Diperiksa Kemendagri Imbas Viral Copot Kepsek Penegur Anaknya |
![]() |
---|
Sosok Syarif Hamzah Asyathry, Wasekjen GP Ansor Diduga Tahu Aliran Dana Uang Korupsi Kuota Haji |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.