Profil Tokoh

Profil Biodata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG Eks Rektor UGM yang Masuk Google Trends Hari Ini

Dwikorita Karnawati diketahui menjabat sebagai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG), sejak November 2017.

kompas.com
Profil Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG yang Masuk Google Trends Hari Ini, Eks Rektor UGM 

BANGKAPOS.COM-- Inilah profil Dwikorita Karnawati yang, kepala Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang namanya masuk Google Trends, Minggu (24/11/2024) hari ini.

Baru-baru ini Dwikorita mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat periode libur Natal dan Tahun Baru 2025.

Imbauan itu disampaikan mengingat periode libur Nataru bersamaan dengan puncak musim hujan.

Menurut dia, potensi cuaca ekstrem di Indonesia selama periode Nataru dipicu sejumlah faktor peningkatan curah hujan.

"Fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir tahun 2024 hingga setidaknya April 2025," kata dia dalam keterangannya pada Minggu (24/11/2024). 

Selain itu, ungkap perempuan yang pernah menjadi Rektor UGM ini, terdapat pula dinamika atmosfer lain yang diprediksi pada periode Nataru tahun ini aktif bersamaan, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Cold Surge yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia.

"Situasi itu berpotensi menambah intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia," jelas Dwikorita.

Terlepas dari imbauannya, nama Dwikorita ternyata masuk dalam daftar pencarian trending di Google Trends hari ini. Lantas seperti apa sosoknya?

Profil Dwikorita Karnawati

Mengutip dari laman BMKG, Dwikorita Karnwati lahir di Yogyakarta 06 Juni 1964 silam.

Dwikorita Karnawati diketahui menjabat sebagai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG), sejak November 2017.

Dalam posisinya yang baru-baru ini sebagai Kepala Badan, dia aktif mendorong inovasi pada Teknologi Sistem Peringatan Dini dan Sistem Prakiraan Berbasis Dampak untuk Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, didukung oleh Big Data, Artificial Intelligent (AI), dan Internet of Things (IOT), yang juga terhubung ke Media Sosial, Mobile Aps dan You Tube.

Wanita yang akrab disap Rita itu menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1988.

Ia kemuudian melanjutkan pendidikannya di Leeds University, Inggris dan mendapatkan gelar Master of Engineering Geology pada tahun 1992. Setelah itu beliau mendapatkan gelar Ph.D of Earth Sciences dari Leeds University, Inggris pada tahun 1996.

Dwikorita memulai karier sebagai Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia  memiliki pengalaman profesional yang luas dengan latar belakang akademik sebagai Profesor Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana di UGM.

Dwikorita terbilang sangat aktif dalam mempromosikan dan mengembangkan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Nasional (MHEWS), dan sangat dihormati sebagai salah satu pemimpin ahli kunci dalam mengembangkan Keputusan Presiden untuk MHEWS Indonesia.

Dwikorit melanjutkn penelitian tentang Prediksi Bencana Hidrometeorologis dalam Program Post Doctoral di Tokyo University of Agriculture and Technology, Jepang tahun 1997.

Kemudian, menerima Penghargaan Profesor Leverhulme untuk lebih mengembangkan penelitiannya dalam Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Masyarakat, di The Institute for Advanced Studies, Bristol University, Inggris pada tahun 2003.

Pada bulan Oktober 2011, penelitiannya dalam Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Partisipasi Masyarakat dipilih sebagai salah satu penelitian terbaik kategori Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor oleh International Consortium on Landslides (ICL), yang mengarah pada penunjukan UGM sebagai Pusat Keunggulan Dunia untuk Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor.

Selain itu, beliau dianugerahi Program Penelitian Senior Fulbright untuk mengembangkan Integrasi Sensor Teknis dengan sensor Manusia untuk Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor, yang dilakukan di The Visualization Center-Homeland Security Post Graduate Program, di San Diego State University, California, AS pada 2011- 2012.

Wakil presiden ICL

Sejak 2015, Prof. Rita telah ditunjuk sebagai Wakil Presiden International Consortium on Landslides (ICL).

Dalam posisi seperti itu, dia secara aktif mempromosikan dan mengembangkan integrasi sensor teknis dan sensor manusia untuk sistem peringatan dini hidro-meteorologi, dimana salah satu produk inovatif timnya telah menjadi referensi internasional (ISO 22327) pada tahun 2018.

Pada tahun 2019 dia telah terpilih sebagai Ketua the Intergovernmental Coordination Group of Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG / IOTWMS).

Karena karyanya yang luar biasa, dia menerima serangkaian hibah penelitian dari Bank Dunia, serta dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan the British Council, yang kemudian sangat penting untuk mendukung proses pengembangan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya, khususnya yang terkait dengan bencana hidrometeorologi, gempa bumi dan tsunami di Indonesia, berkenaan dengan ketahanan hidup dan perlindungan lingkungan.

Selain itu, Prof. Rita telah secara konsisten bekerja pada pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia dan Program Pendidikan untuk Mitigasi Bencana sejak 1997.

Dwikorita juga sempat menjabat sebagai koordinator untuk the ASEAN University Network – South East Asia Engineering Education Development Program (AUN Seed Net) di bidang Mitigasi Bencana (yang meliputi bencana hidrometeorologis).

(Bangkapos.com)

 

Sumber: bangkapos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved