Idealnya Pendidikan Harus Transformatif, Dewan Pendidikan Babel Ingatkan Nilai-nilai Karakter

Dunia pendidikan saat ini disibukkan dengan penerapan pendidikan berbasis teknologi.

Penulis: Gogo Prayoga | Editor: M Ismunadi
Bangkapos.com/Dokumentasi
Rektor Universitas Bangka Belitung, Prof. Ibrahim 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dunia pendidikan saat ini disibukkan dengan penerapan pendidikan berbasis teknologi.

Dalam perkembangannya, sistem pendidikan tersebut mulai bertransformasi menggantikan sistem pendidikan konvensional yang selama ini menjadi pondasi pengajaran bagi generasi boomers hingga Z. 

Meski begitu, masih menjadi pertanyaan kemudian kebijakan tersebut sudah tepat adanya, atau perlu catatan khusus dalam menilai apa-apa yang masih menjadi kekurangan.

Rektor Universitas Bangka Belitung, Professor Dr Ibrahim MSi menjelaskan perlu kolaborasi dalam mengamalkan nilai-nilai pendidikan di era saat ini. Dia tak menyangkal jika pendidikan harus transformatif dan berorientasi masa depan. Namun menurutnya transformasi itu harus berakar pada nilai.

“Itu yang menjadi tantangan mendasar pendidikan saat ini," kata Prof Ibrahim kepada Bangkapos.com, Selasa (26/11/2024). 

Penjalasan itu disampaikan Prof Ibrahim saat disinggung perkembangan dunia pendidikan Babel yang mengarah ke pendidikan berbasis digital.

Hal tersebut menyusul upaya sekolah mendapatkan predikat Sekolah Rujukan Google (SRG).

Sejauh ini, sudah ada satu sekolah menyandang predikat SRG yaitu SMAN 2 Tanjungpandan Belitung. Dan belum lama ini, tepatnya pada 30 September 2024, tiga sekolah di Pulau Bangka menjadi Kandidat SRG antara lain SDN 4 Koba, SDN 10 Lubuk, dan SMPN 3 Koba.

Prof Ibrahim mengatakan semua pelaku penyelenggaraan pendidikan harus meneropong kebutuhan masa depan, karena ke sana lah model pendidikan terwujud harus didorong.

Namun begitu, orientasi masa depan tanpa melihat penguatan nilai dan karakter akan destruktif bagi kekuatan dan ketangguhan peserta didik.

"Idealnya, kita harus transformatif dan transitif dengan baik. Menyentuh masa depan dengan digitalisasi, tapi tetap mengajarkan karakter yang kuat," ujarnya. 

Untuk itu kata Prof Ibrahim, perlu bagi pemangku kebijakan untuk menekankan pentingnya memanajemen peran guru, guna memberikan keseimbangan bagi mereka untuk melek teknologi sekaligus tanggap dalam mendidik siswa. 

"Guru-guru harus menjadi bagian dari peserta didik, meningkatkan kompetensi digital dan kekinian adalah keharusan. Namun guru juga harus menyentuh sisi karakter dengan kuat agar fondasi mereka kuat. Guru harus punya  waktu mendengar kisah-kisah mereka, lalu dengan telaten memberikan pemahaman," pukasnya. (Bangkapos.com/Gogo Prayoga)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved