Timnas Indonesia
Daftar Nama Kandidat yang Digadang Akan Gantikan Shin Tae-yong, Nomor 6 Mantan Pelatih MU
Lebih lanjut Erick memastikan Shin Tae Yong sudah mendapat pemberitahuan dari PSSI, melalui Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji, mengenai pemecata
Penulis: Agis Priyani | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM - Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) resmi memberhentikan Shin tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Kepastian itu diungkap Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/1).
"Tentu kita mengucapkan terima kasih kepada kinerja coach STY selama ini, hubungan saya sangat baik, dan kita lakukan yang terbaik untuk program-program yang dikehendaki," ujar Erick.
"Tetapi tentu dinamika dari Timnas ini, perlu menjadi perhatian khusus, oleh kami dalam evaluasi. Kita melihat perlunya ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang tentu disepakati oleh para pemain, komunikasi yang baik dan implementasi yang lebih baik," ujar Erick.
Lebih lanjut Erick memastikan Shin Tae Yong sudah mendapat pemberitahuan dari PSSI, melalui Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji, mengenai pemecatannya.
Dengan berhentinya Shin Tae-yong melatih Timnas Indonesia, terdapat beberapa nama yang digadang-gadang akan menggantikan pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Lantas siapa saja nama-nama yang masuk daftar calon pelatih Timnas Indonesia?
Daftar Nama Bakal Calon Pelatih Timnas Indonesia
1. Graham Arnold
Pelatih asal Australia ini baru saja dipecat setelah gagal membawa timnya menang melawan Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2026. Keunggulan Arnold terletak pada kemampuannya untuk langsung beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Asia, menjadikannya kandidat yang menarik untuk menggantikan STY.
Arnold pernah menjadi pemain Timnas Australia sebelum sekarang dipercaya menjadi pelatih sekaligus manajer. Arnold memulai karier seniornya di dunia sepakbola pada tahun 1980-1981 bersama Canterbury-Marrickville.
Arnold kemudian melanjutkan perjalanan kariernya di Sydney United pada 1981-1990. Arnold sempat membela Timnas Australia B pada 1985 dan berlanjut ke timnas senior pada 1985-1997.
Setelah melalui perjalanan kariernya di sepak bola sebagai pemain, Arnold ditunjuk menjadi asisten pelatih. Ia pertama kali menjadi asisten pelatih pada tahun 2000, untuk menahkodai tim nasional Australia.
Atas kepiawaiannya dalam merancang strategi, Arnold kemudian ditunjuk menjadi pelatih kepala tim nasional sepak bola putra senior Australia berjuluk Socceroos pada 2018 hingga saat ini.
Saat ini, Arnold masih memegang predikat mengelola pertandingan terbanyak kedua dari semua manajer A-League, yaitu sebanyak 211 pertandingan. Selain itu, ia telah mencapai kemenangan terbanyak kedua dalam sejarah kompetisi, yakni sebanyak 116 kemenangan.
Arnold juga tercatat sebagai salah satu dari tiga manajer yang telah memenangkan beberapa kejuaraan A-League. Ia pernah membawa Australia mencapai kampanye Piala Dunia tersukses mereka setelah memenangkan babak penyisihan grup untuk pertama kalinya. Berkat ini, Timnas Australia berhasil melenggang maju ke Piala Dunia FIFA 2022.
Arnold tentunya dibayar tinggi untuk menahkodai Timnas Australia. Ia diketahui memiliki gaji tahunan mencapai USD1,9 juta atau sekitar Rp30 miliar per tahun.
2. Park Hang-seo
Rekan senegara Shin Tae-yong ini mencatatkan prestasi gemilang saat melatih Timnas Vietnam. Menurut pengamat sepak bola Tommy Welly alias Bung Towel, gaya kepelatihan Park sangat cocok dengan karakter pemain Indonesia. Pengalamannya di Asia Tenggara membuatnya menjadi salah satu nama yang kerap disebut sebagai penerus STY.
Park Hang-seo memulai karier sepakbolanya sebagai pemain klub kampus di Universitas Hanyang. Ia kemudian memperkuat Korea First Bank, lalu lanjut membela tim Angkatan Darat Korea Selatan saat menjalani wajib militer pada 1981-1983.
Selepas menuntaskan wajib militer, ia sempat bermain untuk Lucky-Goldstar Hwangso. Di klub ini pula, Hang-seo memulai karier sebagai pelatih pada 1989.
Sempat menjadi caretaker untuk Anyang LG Cheetahs, Hang-seo lantas melatih Suwon Samsung Bluewings pada 1997-2000. Kemudian ia dipercaya menjadi asisten pelatih timnas Korea Selatan dan jadi wakil Guus Hiddink.
Momen inilah yang mengangkat karier Park Hang-seo. Bersama Hiddink, ia membawa timnas Korea Selatan melangkah ke semifinal Piala Dunia 2002, hingga akhirnya kalah dari Jerman.
Park Hang-seo kemudian sempat menangani Timnas U-23 Korsel untuk Asian Games 2002. Ia membawa Taeguk Warriors merebut medali perunggu, namun dipecat tak lama berselang.
Pelatih kelahiran, Sancheong, Gyeongnam itu melanjutkan karier kepelatihannya di Liga Korea. Ia melatih klub daerah asalnya, Gyeongnam FC selama dua musim, lalu Jeonnam Dragons di K-League dan membawa tim finis sebagai runner-up Piala Liga Korea pada 2008.
Bersama Vietnam, nama Park Hang-seo melambung. Meski di awal ia banyak diragukan, Park yang tegas rupanya bisa membangun hubungan yang apik dengan para pemain. Dari sana ia membawa Vietnam menjadi runner-up Piala Asia U-23 2018.
Selanjutnya, Vietnam juga dibawanya ke semifinal Asian Games dan untuk kali pertama finis di peringkat empat setelah 56 tahun.
Di akhir tahun 2018 itu, Vietnam juara Piala AFF usai mengalahkan Malaysia 3-2 secara agregat. Ini jadi titel Piala AFF pertama The Golden Stars dalam 10 tahun.
3. Akira Nishino
Mantan pelatih Timnas Jepang dan Thailand ini juga masuk dalam daftar rekomendasi Bung Towel. Filosofi permainan Nishino yang menyerang dinilai serupa dengan gaya permainan Indonesia.
Selain itu, pengalaman melatih di Asia menjadi nilai tambah untuknya.
Karier kepelatihan Akira Nishino dimulai pada tahun 1991 setelah pensiun sebagai pesepak bola dengan klub Jepang, Hitachi SC, menurut laman Transfermarkt.
Akira Nishino ditunjuk sebagai pelatih tim junior Jepang U20 hingga tahun 1992.
Dia melanjutkan kariernya sebagai pelatih di jenjang umur U23 pada 1994 hingga 1996 dan menjadi pelatih kepala tim senior Jepang selama satu tahun.
Setelah menangani timnas Samurai Biru -julukan Jepang-, Akira Nishino mulai berkiprah dengan klub Liga 1 Jepang (J1 Japan), Kashiwa Reysol, Gamba Osaka, Vissel Kobe, hingga Nagoya Grampus.
Paling lama menangani Gamba Osaka, memimpin 461 pertandingan dan menghasilkan enam trofi.
Satu trofi J1 hingga berhasil mengantarkan Gamba Osaka meraih trofi Liga Champions Asia.
Total selama 10 tahun Akira Nishino berjuang bersama Gamba Osaka, mulai dari 2002 hingga 2012.
Setelah itu, dia dipercaya menjadi Direktur Teknik Timnas Jepang pada tahun 2016 hingga 2018 sebelum menjadi pelatih pada tahun tersebut.
Akira Nishino memimpin Jepang di Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia.
4. Patrick Kluivert
Nama Patrick Kluivert mencuat sebagai salah satu kandidat terkuat. Mantan striker legendaris Belanda ini memiliki rekam jejak impresif sebagai pemain di klub-klub besar seperti AC Milan, Barcelona, dan PSV Eindhoven.
Dengan lisensi kepelatihan yang memadai, Kluivert dianggap mampu memberikan sentuhan taktik modern yang bisa mendongkrak performa Timnas Indonesia.
Patrick Kluivert dikenal sebagai salah satu pesepak bola top di era 1990-an hingga awal 2000-an.
Ia memulai karier gemilangnya di Ajax Amsterdam, membawa klub tersebut meraih berbagai gelar, termasuk Eredivisie, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Interkontinental.
Setelah itu, Kluivert bergabung dengan Barcelona dan mengantar klub raksasa Spanyol itu menjuarai La Liga. Ia juga mencicipi kesuksesan bersama PSV Eindhoven dengan menambah koleksi gelar Eredivisie.
Di level individu, Kluivert pernah menjadi top skor Euro 2000, mencetak lima gol dalam turnamen tersebut, serta meraih posisi kelima dalam perebutan trofi Ballon d’Or di tahun yang sama.
Meski kariernya sebagai pemain cemerlang, perjalanan Kluivert di dunia kepelatihan belum mencatatkan kesuksesan serupa.
Ia pernah menangani sejumlah klub dan tim nasional, termasuk menjadi pelatih FC Twente U-21, Adana Demirspor, asisten pelatih Timnas Belanda, dan pelatih kepala Timnas Curacao.
Trofi yang pernah diraihnya sebagai pelatih adalah Beloften Eredivisie 2011-2012 bersama FC Twente U-21. Sayangnya, kiprah Kluivert sebagai pelatih kepala masih minim pencapaian di level kompetisi besar.
5. Pieter Huistra
Pelatih asal Belanda yang saat ini menangani Borneo FC juga masuk dalam perbincangan. Coach Justin, seorang pengamat sepak bola, merekomendasikan Huistra sebagai kandidat ideal. Prestasinya membawa Borneo FC menjadi juara regular series Liga 1 2022/2023 membuktikan kemampuannya dalam membangun tim yang kompetitif.
Pieter Huistra bukanlah juru taktik kaleng-kaleng. Pelatih berpaspor Belanda itu memiliki sejumlah pengalaman hebat usai pernah melatih beberapa klub Liga Belanda seperti FC Groningen, De Graafschap hingga tim muda Ajax Amsterdam (U-21).
Bahkan, Pieter Huistra pernah menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI (2014-2015). Selain itu, Pieter Huistra juga pernah menjadi pelatih interim Timnas Indonesia pada 2015. Namun saat menjabat posisi tersebut, sepakbola Indonesia sedang terkena hukuman dari FIFA.
Sebelum menjadi pelatih Borneo FC, Pieter Huistra lebih dulu menangani klub asal Uzbekistan, Pakhtakor pada musim 2021-2022. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasehat mantan klub Witan Sulaeman yakni AS Trencin.
Menariknya, Pieter Huistra merupakan pelatih anyar Borneo FC yang menemukan bakat pemain Liverpool, Virgil van Dijk. Saat masih menjadi pelatih FC Groningen, ia menyarankan timnya untuk merekrut Van Dijk yang masih berusia 20 tahun.
6. Louis van Gaal
Pelatih kawakan asal Belanda ini dikenal sebagai salah satu nama besar di dunia sepak bola. Van Gaal memiliki rekam jejak luar biasa, membawa Ajax, Barcelona, dan Bayern Munchen meraih kesuksesan di berbagai kompetisi.
Meskipun peluangnya menjadi pelatih Timnas Indonesia tergolong kecil, banyak pihak menyebut bahwa PSSI juga mempertimbangkan posisi Direktur Teknik untuk Van Gaal.
Sejumlah klub besar pernah ia algojoi. seperti Ajax, Barcelona, dan Bayern Munchen. Ketiga klub tersebut banjir prestasi di bawah rezim Van Gaal, baik di liga domestik maupun zona Eropa.
Yang banyak diingat oleh pecinta sepak bola, adalah ia yang juga pernah meninggalkan jejak cukup membanggakan di Old Trafford.
Ia memberikan satu trofi FA Cup kala membesut Manchester United.
Tidak hanya itu, dalam kancah internasional, bersama Belanda, ia hampir saja menyabet gelar juara dunia pada Piala Dunia 2014. Sayangnya, ia hanya bisa sampai di posisi ketiga saat itu.
Secara histori, dia memang berada di masa jayanya saat era 2000-an hingga 2014.
(Bangkapos.com/KompasTV/Tribunnews.com)
Profil Kevin Diks Pemain Timnas Indonesia Tampil Solid Saat Monchengladbach Bantai Nurnberg |
![]() |
---|
Pemain Timnas Indonesia Nathan Tjoe-A-On Resmi Gabung Klub Denmark Lyngby Boldklub |
![]() |
---|
Profil Brandon Scheunemann Bek Timnas Indonesia U23, Apa Hubungannya dengan Claudia Scheunemann? |
![]() |
---|
Kondisi Ole Romeny Usai Kakinya Diinjak oleh Pemain Arema FC di Piala Presiden 2025 |
![]() |
---|
Ranking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Bulan Juli Resmi Dirilis, Naik ke 118 Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.