Sosok Aguan Bos PIK 2 asal Palembang yang Dikaitkan dengan Pagar Laut, 'Ngapain Ngurus Beginian'

Sugianto Kusuma alias Aguan adalah bos (Pantai Indah Kapuk) PIK 2 dan Agung Sedayu Group asal atau lahir di Palembang.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Istimewa
Sosok Aguan Bos PIK 2 asal Palembang yang Dikaitkan dengan Pagar Laut, 'Ngapain Ngurus Beginian' - Aguan, konglomerat pendiri Agung Sedayu Group saat meninjau Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim). 

Kinerja yang baik membuatnya naik jabatan menjadi pengurus administrasi perusahaan.

Namun, titik balik kehidupan Aguan terjadi saat berkenalan dengan pemborong bahan bangunan. 

Perkawanannya itu membuat Aguan belajar tentang bisnis properti dan bangunan.

Dari situ Aguan yang masih berusia 20 tahun berani membangun bisnis sendiri pada 1971.

Kala itu Aguan nekat mendirikan perusahaan kontraktor yang menjadi cikal bakal Agung Sedayu Group.

Proyek pertamanya adalah pembangunan rumah toko (ruko) di kawasan Mangga Besar, Jakarta.

Keyakinan Aguan untuk terjun ke sektor properti semakin mantap karena perputarannya yang cepat.

Sekalipun harga unit properti tergolong mahal, tapi nilainya akan terus naik. Yang paling penting, dalam jual beli properti, tidak berlaku sistem utang layaknya ekspor impor.

Berawal dari jual beli ruko, perusahaan yang Aguan rintis sejak tahun 1971 mengalami kemajuan pesat menjadi jawara properti domestik.

Sesuai dengan nama Agung Sedayu yang mengandung makna megah, memesona, penuh keindahan dan kedamaian.

Bisnis properti Aguan dikenal sebagai properti inovatif dengan ekosistem lengkap yang menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkualitas. Mulai dari kota mandiri, superblok, low-rise and high-rise apartment, perkantoran, hingga hotel dan resor.

Saat memulai bisnis, Aguan cukup beruntung karena iklim politik dan ekonomi Orde Baru sangat bagus.

Alhasil, bisnisnya pun berkembang pesat. Hanya dalam kurun 10 tahun, berbagai proyek konstruksi pun dikerjakannya setelah menggarap proyek pertama, yakni Harco Mangga Dua. 

Keberhasilan itu kemudian menjadi portofolionya untuk mengembangkan sayap.

Menurut Leo Suryadinata dalam Prominent Indonesian Chinese Biographical Sketches (2015:108), saat berupaya menggarap properti lain dia berkenalan dengan Tommy Winata (TW).

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved