Berita Viral

Siswa di Karawang Demo SNBP, Dedi Mulyadi Turun Tangan Beri Upah Petugas, Kepsek Ikut Minta-minta

Kepala SMAN 4 Karawang didemo siswanya karena dianggap lalai sehingga para siswa gagal ikut SNBP untuk masuk PTN.

Editor: fitriadi
YouTube KDM 1 - TribunJabar.ID
KEPSEK DIDEMO SISWA - (kanan) Dedi Mulyadi mengungkap bahwa Masjid Al Jabbar dibangun menggunakan utang dalam video di kanal YouTubenya, Senin (27/1/2025). (tengah) Kepala SMAN 4 Karawang yang didemo siswanya karena gagal ikut Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) saat ditemui Demul, Kamis (6/2/2025). (kiri) Ratusan siswa dan orang tua SMA Negeri Kabupaten Karawang, Jawa Barat menggelar unjuk rasa di halaman sekolah, Rabu (5/2/2025). 

Kepada Dedi Mulyadi, Dida Siti Saadah mengaku sebelumnya ia merupakan guru bahasa Inggris.

"Saya guru Bahasa Inggris di SMA Klari Kosambi," kata dia.

Dida juga merupakan ASN angkatan tahun 1994.

"Kuliah di IKIP Bandung, SMP 2 Bandung," ujarnya lagi.

Namun Dida Siti Saadah kini sudah tinggal di Karawang dengan suaminya yang juga bekerja di Karawang.

"Sekarang tinggal di Karawang dengan suami, suami kerja di Karawang," ungkapnya.

Dedi Mulyadi Tanya Kerja ASN

Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi mengungkap fenomena pengelolaan data siswa untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Dari dua sekolah yang dikunjunginya yakni SMAN 4 Karawang dan SMAN 7 Cirebon, pengerjaan dari pengelolaan data tersebut dilakukan seorang guru honorer.

Dedi mengungkapkan, guru honorer itu gajinya kecil sedangkan tuntutan kehidupannya berat. Untuk itu ia mempertanyakan beberapa hal.

“Satu, kalau tenaga administrasinya ke mana di sekolah tersebut,” ucapnya dalam akun Instagram @dedimulyadi71, Sabtu (8/2/2025).

Kedua, Dedi juga mempertanyakan keberadaan guru yang membidangi dan bertanggung jawab terhadap siswa tersebut atau wali kelas.

“Yang ketiga, kenapa saya temukan di berbagai tempat selalu tenaga honorer yang paling aktif ASN-nya ke mana? UPT nya ke mana?” ungkap dia.

Fenomena ini menjadi bahan evaluasi. Termasuk petugas yang seharusnya melakukan pendampingan di sekolah.

“Kenapa baru ribut setelah demo siswa. Kenapa tidak ditanya sebelumnya, setiap perkembangan pengelolaan datanya harusnya dilihat perkembangannya, tidak ditinggalkan dan tidak dimonitor,” tutur dia.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved