Inilah Sosok Siti Faizah Kepsek SMAN 6 Depok yang Dicopot Dedi Mulyadi, 33 Tahun jadi Abdi Negara

Siti Faizah adalah Kepsek MAN 6 Depok yang dicopot Dedi Mulyadi gegara nekat memberangkatkan muridnya untuk study tour.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Evan Saputra
Kolase Surya.co.id
KEPSEK SMAN 6 -- Potrey Siti Faizah, Kepala Sekolah SMAN 6 Depok yang dicopot oleh Gubernur Dedi Mulyadi karena polemik study tour. 

BANGKAPOS.COM -- Inilah sosok Kepala Sekolah SMAN 6 Depok yang dicopot Dedi Mulyadi, ia adalah Siti Faizah.

Siti Faizah adalah Kepsek MAN 6 Depok yang dicopot Dedi Mulyadi gegara nekat memberangkatkan muridnya untuk study tour.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi telah mengingatkan pihak sekolah agar tidak menyelenggarakan study tour.

Peringatan itu disampaikan setelah adanya keluhan dari sejumlah orangtua terkait biaya yang cukup besar.

"Saya meminta kepada kepala sekolah SMAN 6 Depok, enggak usah study tour-nya," kata Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (15/2/2025).

Dedi menjelaskan biaya perjalanan ke Bali bisa mencapai Rp 3,5 juta per siswa. Jika ditambah dengan uang saku dan keperluan lain, total biaya yang harus dikeluarkan orang tua bisa mencapai Rp 5,5 juta.

Namun perintah tersebut diabaikan, sebanyak 347 siswa kelas XI SMAN 6 Depok tetap melaksanakan kunjungan objek belajar (KOB) atau study tour ke Surabaya, Malang, dan Bali.

Perjalanan ini berlangsung selama delapan hari, sejak Senin (17/2/2025) hingga Senin (24/2/2025), dengan tujuan utama mengunjungi perguruan tinggi dan melakukan observasi budaya.

Sosok Siti Faizah

Siti Faizah adalah Kepsek SMAN 6 Depok yang dicopot Dedi Mulyadi dari jabatannya.

Siti Faizah dikenal sebagai sosok yang telah lama mengabdikan diri di dunia pendidikan.

Ia merupakan lulusan Magister Pendidikan dan telah menduduki posisi Kepala SMAN 6 Depok sejak pertengahan 2022. 

Sebelumnya, Siti Faizah juga pernah menjabat sebagai Kepala SMAN 2 Depok dan SMAN 10 Depok.

Berdasarkan data yang beredar, Siti Faizah diangkat menjadi PNS pada Januari 1992, yang berarti ia telah mengabdi sebagai abdi negara selama lebih dari 33 tahun.

Selain itu, Siti Faizah dikenal aktif di berbagai kegiatan pendidikan, terutama di SMAN 6 Depok.

Ia sering kali muncul di acara-acara seperti Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Tahun Ajaran 2024/2025 dan HEXA Campus Exhibition & Job Fair 2024.

Hal tersebut menunjukkan dedikasinya terhadap dunia pendidikan dan pengembangan kompetensi guru.

Siti Faizah Dicopot 

Pencopotan Kepsek SMAN 6 Depok, Siti Faizah, oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bermula dari rencana study tour.

Tencana tersebut ternyata mendapat penolakan dari Dedi Mulyadi

Dedi merasa keberatan dengan biaya yang terlalu besar, yang mencapai Rp 3,5 juta untuk perjalanan tersebut.

Jika ditambah dengan uang jajan, biaya yang harus dikeluarkan orang tua siswa bisa mencapai Rp 5,5 juta. 

Dedi pun menyarankan agar sekolah mencari alternatif kegiatan yang lebih terjangkau bagi orang tua siswa, seperti pelaksanaan study tour di dalam wilayah Depok.

Namun, meski sudah mendapat peringatan dan larangan dari Dedi, pihak SMAN 6 Depok tetap melanjutkan rencana keberangkatan 347 siswa untuk Kunjungan Objek Belajar (KOB) pada 16 Februari 2025.

Menurut Syahri Ramadhan, Humas SMAN 6 Depok, pihak sekolah telah menggelar rapat darurat pada 16 Februari untuk mendiskusikan situasi tersebut.

Pihak sekolah mengklaim bahwa mereka telah memperoleh persetujuan dari wali murid dan komite sekolah untuk tetap memberangkatkan siswa dalam kegiatan ini.

Syahri juga menambahkan bahwa pihak sekolah telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat dan mengirimkan surat klarifikasi terkait rencana perjalanan ini, yang sudah dirancang sejak akhir tahun lalu.

Pemilihan Surabaya dan Malang sebagai destinasi study tour juga dikatakan didasarkan pada survei minat siswa yang menginginkan untuk melanjutkan studi ke daerah-daerah tersebut.

Keputusan ini memicu berbagai reaksi di masyarakat, di mana banyak yang mempertanyakan apakah keputusan tersebut seharusnya diambil dengan mempertimbangkan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah provinsi.

Di sisi lain, meskipun ada kontroversi, pihak sekolah bersikeras bahwa kegiatan ini sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, serta mendapat persetujuan dari semua pihak terkait.

Sementara itu, keputusan Dedi Mulyadi untuk mencopot Siti Faizah menunjukkan komitmennya terhadap pengelolaan pemerintahan yang lebih baik di Jawa Barat, serta perhatian terhadap keluhan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan biaya pendidikan yang dirasa memberatkan orang tua.

Kasus ini pun semakin memperjelas tantangan yang dihadapi dunia pendidikan dalam menghadapi tuntutan masyarakat, terutama dalam hal transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran sekolah.

Dedi Mulyadi langsung mencopot Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 6 Depok tersebut di hari pertamanya menjabat sebagai Gubernur.

"Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya berpergian ke luar provinsi," ujar Dedi.

Dedi menjelaskan, hal tersebut akan menjadi hal yang pihaknya benahi.

Dia juga memerintahkan jajarannya untuk memeriksa apakah pihak SMAN 6 Depok melakukan pungutan terhadap siswa untuk study tour atau tidak.

"Hari ini juga sudah diperintahkan inspektur untuk memeriksa apakah sekolah itu ada pungutan-pungutan di luar ketentuan atau tidak," ucap Dedi.

"Ini kinerja saya pertama ingin membenahi manajemen di kependidikan di Provinsi Jawa Barat, karena kan isu PIP, pungutan, study tour, itu isu yang begitu meresahkan masyarakat di Jawa Barat," imbuh dia.

Alasan Komite Tetap Adakan Study Tour

Sebelumnya Dedi Mulyadi sempat melarang kegiatan study tour. Namun Komite SMAN 6 tetap melanjutkan kegiatan tersebut. 

Mereka protes dengan aturan yang dibuat oleh eks Anggota DPR RI itu. 

Komite SMAN 6 Depok ini mengatakan bahwa bakal melakukan study tour ke Bali dengan biaya Rp 3,5 juta. 

Dedi Mulyadi berpendapat bila ditambah uang jajan, maka siswa harus membawa uang sekitar Rp5,5 juta.

SMAN 6 Depok pun beralasan pergi study tour ke Bali untuk belajar PPKN.

Mereka beralasan, study tour bukan hanya sekadar jalan-jalan, tapi juga belajar PPKN.

Dedi Mulyadi lantas menyoroti alasan SMAN 6 Depok berkukuh menggelar study tour ke Bali.

Ia bereaksi atas semua alasan SMAN 6 Depok yang memaksa pergi study tour ke Bali.

"Kemudian study tour itu masuk dalam kurikulum sekolah yaitu pelajaran PPKN," ucap Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi pun memberi sindiran pada komite sekolah.

"Komite sekolah sangat peduli untuk mendapat pelajaran yang berharga dari pergi ke Bali, terutama di bidang PPKN. Keren banget," ujarnya.

Ia tak menyangka, komite sekolah justru menganggap nominal tersebut tak seberapa.

Padahal ia menyebut, sebagian orang tua ada yang protes dengan biaya keberangkatan.

"Yang lain orang tuanya protes karena kemahalan, ini protes karena dianggap biaya sekian itu tidak terlalu mahal."

"Ini tentu menunjukan kelas ekonomi di kelas tersebut sangat mapan orang tua siswanya," tutur Dedi, melansir tribun-jatim.com.

Ia menekankan bahwa belajar PPKN tak perlu sampai jauh pergi ke Bali.

"PPKN tidak mesti pergi ke Bali, bisa di lingkungan kita."

"Membantu orang tua membereskan rumah itu PPKN, berkunjung ke rumah tangga siapa tahu tidak punya beras itu juga PPKN."

"Study tentang lingkungan sejarah kebudayaan Depok itu luar biasa," katanya.

Dedi menyarankan bila komite ngotot ingin pergi ke Bali, tidak membawa nama sekolah.

"Apabila orang tuanya ingin anaknya piknik, tidak ada masalah itu hak setiap orang."

"Tetapi lebih baik selenggarakan oleh orang tua anak-anaknya didampingi ke Bali."

"Jangan bawa nama sekolah, cukup orang tuanya," papar Dedi.

Termasuk dengan guru yang ingin ikut harus pula membayar menggunakan uang pribadi.

"Gurunya boleh pergi dengan biaya sendiri."

"Kalau guru ke Bali kemudian mendapat transport dari orang tua apalagi ASN, ya itu tidak boleh menurut Undang-undang," tegas Dedi.

Sementara itu, Ketua Komite SMAN 6 Depok, Eko Pujianto mengatakan, study tour masuk dalam kurikulum pelajaran.

"Tolong jangan asal komentar, karena yang rugi reputasi sekolah ini. Saya berani ngomong seperti ini karena kami di komite bekerja ikhlas lillahi taala," kata Eko.

Apalagi, kata dia, pihak orang tua siswa juga melakukan subsidi bagi siswa yang kurang mampu.

Sebelumnya, Dedi sudah meminta pihak sekolah untuk membatalkan kegiatan study tour tersebut.

Dedi sendiri mengunggah pernyataannya di akun TikTok @dedimulyadiofficial, Sabtu (15/2/2025).

"Ada orang tua yang keberatan terhadap kegiatan study tour di SMAN 6 Depok (ke Bali) dengan biaya Rp3,5 juta," ujar Dedi.

"Kalau ditambah uang saku dan lain-lain bisa Rp4,5 - 5,5 juta," imbuhnya.

(Bangkapos.com/TribunTrends.com/TribunJatim.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved