Sosok Dessy Arfianto, Ketua Asprov PSSI Jadi Sorotan saat Drawing Liga 4 Bikin Erick Thohir Kecewa

Dalam proses pengundian jadwal, seorang pria yang mengenakan baju Timnas Indonesia terlihat melakukan tindakan yang mencurigakan.

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
Medsos Rame)
DRAWING LIGA 4 - Tangkap layar video saat drawing Liga 4 Indonesia. Pelaksanaan drawing kompetisi Liga 4 Indonesia mendadak menjadi ramai diperbincangkan. 

Ia terpilih dalam Kongres Biasa Asprov PSSI DI Yogyakarta yang digelar di Hotel Ros In, Sabtu (6/5/2023) lalu.

Ia memperoleh 17 suara mengungguli dua kandidat lainnya yakni Nurmandi dan Endro Sulastomo yang sama-sama mendapat lima suara, sedangkan calon lainnya yakni Sismantoro mundur dari bursa pemilihan. 

Dessy Arfianto didampingi oleh Daryanto Hadi yang juga terpilih sebagai Wakil Ketua Umum dengan perolehan 18 suara mengalahkan Sismantoro yang meraih delapan suara. 

"Saya mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang susah berpartisipasi dalam menyukseskan kongres ini, tidak ada lagi persaingan dan lawan. Kongres sudah selesai dan mari kita bersama membangun sepak bola Jogja," kata Dessy ketika itu, dilansir Harian Jogja.

Selain sebagai Ketua Asprov PSSI DI Yogyakarta, ternyata Dessy Arfianto juga memegang jabatan Deputi Sekjen PSSI sejak tahun 2020.

Selain itu, Dessy Arfianto juga pernah menjadi Match Commisioner liga 1 dan liga 1, Liga Indonesia sejak tahun 2010.

Dalam profil LinkedIn pribadinya, Dessy Arfianto mencantumkan pendidikan, yaitu Universitas Islam Indonesia (1993-2000).

Dessy Arfianto juga diketahui merupakan Presiden klub Mataram Utama Manggala FC.

Saat mencalonkan diri menjadi Ketum Asprov, Dessy memiliki visi untuk membawa prestasi dari Yogyakarta ke tingkat nasional.

Dalam hal ini, Dessy ingin membuat pesepakbola-pesepakbola asal DIY dapat membela Timnas Indonesia di masa depan.

"Visi itu kami ingin realisasikan melalui pengelolaan organisasi yang baik, kompetisi berjalan berkelanjutan, pengembangan bakat pemain usia dini, dan pengembangan bisnis. Selain itu tentu saja sinkronisasi kegiatan dengan PSSI pusat, pemerintah, kepolisian, KONI, Pemda, dan Askab/Askot," kata Dessy kepada Tribun Jogja belum lama ini.

Pengembangan pemain usia muda menjadi kata kunci bagi kepengurusan Asprov PSSI di setiap daerah.

Untuk itu Dessy menyebut, ini memerlukan pembinaan yang berjenjang dan berkelanjutan.

"Pembinaan pemain di daerah itu selalu dimulai dari akar rumput. Untuk meningkatkan kualitasnya makan memerlukan kompetisi. Dan kompetisi tidak harus inisiasinya dari Asprov saja, bisa bekerja sama dengan pihak-pihak tertentu. Misal banyak saat ini, ada Liga Top Skor, Liga Anak Nusantara dan lainnya. Kami juga akan mendorong pihak-pihak tertentu itu untuk bekerja sama dengan tujuan pembinaan pemain usia dini. Harapannya tentu bukan hanya orientasi bisnis saja, tapi pengembangan pemain usia mudanya juga jalan," beber dia.

Saat ini menurut Dessy, kuantitas pemain muda di DIY sangat banyak, hanya saja pemain-pemain yang terintegrasi dengan SSB atau akademi masih sedikit.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved