Letjen TNI Purn Yayat Sudrajat Sebut Hercules Takut Pulang Kampung ke Timtim: Minta Bantuan Saya

Yayat Sudrajat menyebut sosok Hercules yang kini kerap ditakuti dengan ormasnya, justru bernyali penakut ketika di kampung halamannya, Timtim.

Youtube Hersubeno Point // Ist
LETJEN TNI PURN YAYAT SUDRAJAT -- (kiri) Jenderal Kopassus Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat. Yayat Sudrajat menyebut sosok Hercules yang kini kerap ditakuti dengan ormasnya, justru bernyali penakut ketika di kampung halamannya, Timtim. 

BANGKAPOS.COM-- Ada kisah tak biasa yang diungkap Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat soal Hercules.

Ia membongkar bahwa Hercules takut pulang ke halamannya, Timtim.

Purn jenderal Kopassus itu bahkan menyebut Hercules bukan cinta Indonesia.

Diketahui buntut persoalan ini usai Hercules meributi Gatot Nurmantyo dan Sutiyoso.

Hal itu rupanya bikin Yayat Sudrajat ikut naik pitam.

Yayat Sudrajat menyebut sosok Hercules yang kini kerap ditakuti dengan ormasnya, justru bernyali penakut ketika di kampung halamannya, Timtim.

Pernyataan Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) itu hendak membela eks Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang sedang berpolemik dengan Hercules.

Seperti diketahui, polemik ini bermula dari Letjen TNI (Purn) Sutiyoso, eks Wadanjen Kopassus yang juga pernah menjabat Gubernur Jakarta (1997-2007) mendukung wacana revisi Undang-Undang Ormas yang digulirkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Sebagai basis argumen, Sutiyoso mengungkap pengalaman tidak menyenangkannya selam bersinggunggan dengan ormas, yang lebih mirip preman karena kerap memalak.

Pernyataan Sutiyoso ditanggapi keras Hercules. Ia bahkan menghina Sutiyoso dengan menyebutnya bau tanah.

Tak terima Sutiyoso dihina, Gatot angkat bicara. Dia tegas menyebut Hercules preman dan menyangsikan jasanya buat Indonesia.

Gatot merasa Hercules kelewatan karena menghina Sutiyoso.

Polemik berlanjut kala Hercules meminta maaf kepada Sutiyoso, namun menantang balik Gatot.

Dia tidak terima dibilang tak berjasa buat Indonesia.

Hercules mengungkit sejarah ketika dia menjadi Tenaga Bantuan Operasional (TBO) bersama Kopassus pada Operasi Seroja di Timtim era 1970-an.

Di sisi lain, Yayat mengungkap sosok Hercules saat di Timtim yang menurutnya penakut.

Semasa jejak pendapat 1999 yang akhirnya membuat Timtim lepas dari Indonesia, Yayat saat itu masih berpangkat Letnan Kolonel.

Ia diterjunkan ke Timtim dari Kopassus sebagai Dansatgas Intelijen Tribuana 8.

Yayat memiliki misi memastikan jajak pendapat atau referendum berjalan baik.

Pada satu momen, Yayat yang sedang berada di Dili, didatangi Hercules.

Membawa nama senior Yayat, yakni Zacky Anwar Makarim.

Sebagai gambaran, Yayat merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1982, sedangkan Zacky lulusan Akabri tahun 1971.

Hercules datang ke Yayat untuk minta dikawal pulang ke kampung halaman, di sebuah daerah di Timtim.

Ia tidak berani pulang sendirian karena situasi masih kacau saat itu.

"Intinya bahwa dia mau ke kampung halamannya dia tidak berani karena memang di sana pada saat itu di mana-mana chaos,  sehingga ya karena dia bawa nama Pak Zacky Anwar, ya saya siapkanlah ya dan aman gitu," kata Yayat bercerita di kanal Youtube Hersubeno Point, tayang, Minggu (4/5/2025).

Dengan jasa itu, seharusnya Hercules berterima kasih kepada TNI dan menghormati setiap pasukan serta purnawirawannya.

"Itulah ya si Hercules lah, dan semua orang tahulah kalau si Hercules itu memang preman gitu loh"

"Dan dia bisa hebat seperti itu, menurut dia ya, kalau saya enggak hebat gitu kan, tadi sudah disampaikan, dia balik ke kampungnya aja dia takut balik ke kampungnya."

"Dia takut pada saat jajak pendapat, saya ketemu dia, dia minta bantuan saya untuk 'Pak tolong saya mengawal saya,' dengan membawa nama Pak Zacky Anwar," paparnya.

Yayat begitu marahnya dengan Hercules sampai-sampai menyebut dadanya ingin meledak.

Seharusnya, kata Yayat, Hercules harus selalu ingat utang budinya kepada TNI yang membawanya ke Indonesia.

"Sebenarnya dada ini pengin meledak gitu loh He dengan omongan-omongan dia itu ya enggak tahu diri ya."

"Saya walaupun misalnya berseberangan dengan siapa gitu dengan senior saya gak akan mungkin saya mau bicara kemudian menghinakan senior saya," jelas Yayat.

Menurut Yayat, Hercules ke Indonesia bukan karena cinta Merah Putih, melainkan karena nyalinya takut tinggal di tanah kelahirannya.

"Mungkin dia enggak ngerti, enggak paham gitu apa sih etika budaya di Indonesia karena dia kan awalnya dari Timtim. Dan dia juga bukan karena cinta Indonesia dia lari dari sana takut dia," kata Yayat.

Sosok Yayat Sudrajat

Mengutip dari Wikipedia dan Tribun Sumsel Yayat Sudrajat adlah purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang dikenal sebagai sosok militer berpengalaman yang pernah menduduki sejumlah jabatan strategis.

Karier militernya mencapai puncak saat ia menjabat sebagai Sekretaris Menko Polhukam pada periode 2016–2017 sebelum akhirnya pensiun dan terjun ke dunia politik.

Pria kelahiran 1959 ini merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1982 dan memiliki latar belakang infanteri, khususnya di satuan elit Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Selama pengabdiannya di militer, Yayat dipercaya menempati berbagai posisi penting, termasuk Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI.

Nama Yayat juga sempat mencuat ketika ia menjabat sebagai Komandan Satgas Tribuana, yang membuatnya diadili di Pengadilan HAM Ad Hoc Jakarta Pusat pada 16 Juli 2002 terkait dugaan pelanggaran HAM di Timor Timur.

Meski telah pensiun dari dinas militer, Yayat tidak meninggalkan panggung publik. Ia aktif di dunia politik dan sejak 2017 menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Berkarya.

Riwayat Pendidikan

Akmil (1982)
Sesarcabif
Komando
Sus PARA Utama
Sus Gultor
Diklapa I
Selapa II
Seskoad
Sesko TNI
Lemhannas
Riwayat Jabatan

Komandan Satgas Tribuana VIII
Satintel Rem 164/Wira Dharma
Wadan Pusdikma Kodiklat TNI
Direktur Kontra Terorisme Deputi Bidang Kontra Intelejen BIN
Aspam Kasad (2014-2015)
Kabais TNI (2015-2016)
Sesmenko Polhukam (2016-2017)

(Bangkapos.com/Tribun Medan/Tribun Bogor/Tribun Sumsel)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved