Dedi Mulyadi Syok Bertemu Ayah 11 Anak Menganggur Tapi Tolak KB, Istri Sedang Hamil Anak ke 12

Hal yang lebih membuat Dedi Mulyadi heran adalah pria tersebut menolak saat ditawari untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB).

Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: fitriadi
YouTube Dedi Mulyadi
11 ANAK - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini bertemu dengan sepasang suami istri yang memiliki sebelas anak. Hal yang lebih membuat Dedi Mulyadi heran adalah pria tersebut menolak saat ditawari untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB). 

BANGKAPOS.COM-- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini bertemu dengan sepasang suami istri yang memiliki sebelas anak.

Ia terkejut saat mengetahui bahwa sang ayah sedang menganggur, sementara sang ibu tengah mengandung anak ke-12.

Hal yang lebih membuat Dedi Mulyadi heran adalah pria tersebut menolak saat ditawari untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB).

Baca juga: Kekayaan Erwan Setiawan, Wagub Jabar yang Ditawari Artis Main Film, Harta Dedi Mulyadi Lewat

Pertemuan itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial, memicu beragam reaksi publik.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @povcircle dan dikutip TribunJabar.id pada Selasa (6/5/2025), Dedi tampak berdialog dengan beberapa anak dan seorang remaja perempuan yang ternyata adalah anak sulung dari keluarga tersebut.

Kejadian itu berlangsung saat Dedi Mulyadi melakukan kunjungan ke masyarakat. Ia tak menyangka bahwa anak-anak yang sedang berjualan kue itu merupakan saudara kandung dari keluarga besar yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Saat remaja perempuan itu menyebut bahwa dirinya adalah anak pertama dari sebelas bersaudara, Dedi terlihat kaget dan spontan memegangi kepalanya.

“Sebelas anak? Bapaknya yang KB dong,” ujar Dedi dengan ekspresi keheranan.

Ia menyarankan agar sang ayah segera mengikuti program Keluarga Berencana (KB). 

Namun, anak perempuan itu mengungkap bahwa sang ibu saat ini tengah mengandung anak ke-12. 

Usia kandungan ibunya disebut sudah memasuki satu bulan.

Lebih memprihatinkan lagi, anak-anak dalam keluarga tersebut diketahui tidak semua mengenyam pendidikan formal. 

Beberapa di antaranya terpaksa ikut membantu ekonomi keluarga dengan berjualan kue.

Sementara itu, sang ibu yang sedang hamil tetap bekerja setiap hari membuat kue untuk dijual, sedangkan ayah mereka menganggur.

Kondisi ini membuat Dedi Mulyadi tidak hanya terkejut, tapi juga prihatin. 

Ia sempat merenung sejenak sebelum akhirnya membeli seluruh dagangan anak-anak tersebut sebagai bentuk dukungan.

Kasus tersebut menjadi sorotan karena berkaitan dengan kebijakan KB yang tengah digalakkan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat. 

Ia secara aktif menyuarakan bahwa warga miskin sebaiknya mengikuti program KB agar jumlah anak dalam keluarga tetap bisa diimbangi dengan kemampuan ekonomi.

Namun sebelumnya, Dedi sempat menjadi bahan perdebatan publik usai beredar kabar bahwa ia menganjurkan vasektomi bagi kepala keluarga miskin sebagai syarat mendapatkan bantuan sosial. 

Kabar itu muncul usai pidatonya dalam Rapat Koordinasi Gawe Rancage Pak Kades jeung Pak Lurah, di Bale Asri Pusdai, Kota Bandung, Senin (28/4/2025).

Menanggapi kabar tersebut, Dedi melakukan klarifikasi melalui media sosial dan menyebut bahwa ia tidak pernah menyebut vasektomi sebagai syarat mutlak penerima bantuan sosial. 

Ia hanya menyatakan bahwa kepesertaan KB menjadi pertimbangan penting dalam pemberian bantuan dari pemerintah provinsi.

“Ini loh pernyataan resmi saya tentang bantuan sosial Provinsi Jawa Barat dan kepesertaan KB. Semoga jadi pencerahan,” tulis Dedi dalam unggahan klarifikasinya.

Dedi ingin para suami diwajibkan program KB

Dalam pidatonya yang diklarifikasi tersebut, Dedi menjelaskan bahwa penerima bantuan sosial dari Pemprov Jabar seperti sambungan listrik baru, beasiswa, dan bantuan rumah tidak layak huni (rutilahu) wajib sudah ikut program KB.

“Ke depan, 150 ribu penerima jaringan listrik baru dari Pemprov Jabar, syaratnya harus ikut KB dulu,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa program KB tidak hanya berlaku bagi perempuan. 

Dedi ingin ke depan para suami juga diwajibkan mengikuti program KB, agar tidak hanya istri yang menanggung beban reproduksi.

“Laki-laki sebagai kepala keluarga punya tanggung jawab besar. Jangan perempuan saja yang dibebani urusan reproduksi,” tegas Dedi.

“KB itu bagian dari tanggung jawab dan cinta terhadap anak-anak kita. Kalau belum KB, kita minta KB dulu, baru bisa dapat bantuan,” lanjutnya.

Respons Warganet

Video pertemuan Dedi Mulyadi dengan keluarga 11 anak tersebut langsung menyita perhatian publik. 

Banyak warganet memberikan komentar simpatik dan dukungan, namun tak sedikit pula yang mengkritik keputusan keluarga tersebut yang terus memiliki anak di tengah kondisi serba kekurangan.

Berikut beberapa komentar warganet yang viral:

@mutitentrem12: “Lebih besar dosa mana, melakukan KB atau tidak bisa menyejahterakan anak?”

@putryarindaranihartono: “Bjir, gue yang empat aja udah hampir gila.”

@ellyroost_: “Astaghfirullah… Pertanggungjawaban di akhirat sebagai orang tua gimana ya.”

@ahmadkj_13: “Real B2 (Bapak Beban).”

@yogipriyanto97: “Keegoisan seorang kepala keluarga.”

(Bangkapos.com/Vigestha/Tribun Medan/Azis/Tribun Jabar/Hilda)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved