Berita Viral
Sosok Nicholas Johan Kilikily, Mantan Tangan Kanan Hercules Kini Pilih Tobat Setelah Divonis Mati
Nicholas Johan Kilikily adalah mantan preman Tanah Abang. Ia merupakan teman seperjuangan Hercules kala masih menjadi preman di Tanah Abang.
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: fitriadi
BANGKAPOS.COM -- Inilah sosok Nicholas Johan Kilikily, mantan tangan kanan Hercules.
Selama menjadi preman di wilayah Tanah Abang, Nicho Kilikily setia mendampingi bosnya yang bernama lengkap Hercules Rosario de Marshall.
Namun kini Nicholas Johan Kilikily memilih untuk tobat usai dirinya divonis mati.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan hidup yang diberikan, Nicho menegaskan ia ingin menjadi sosok yang bermanfaat untuk banyak orang.
Sosok Nicholas Johan Kilikily
Nicholas Johan Kilikily adalah mantan preman Tanah Abang.
Ia merupakan teman seperjuangan Hercules kala masih menjadi preman di Tanah Abang.
Nicho selalu mendampingi sang bos kemana pun dia pergi.
Tak heran jika Nicho dianggap sebagai 'tangan kanan' dari sosok pria bernama lengkap Rosario de Marshall tersebut.
Baca juga: Kisah Hercules Pernah Takut Pulang ke Timor Timur, Minta Dikawal Letjen TNI Purn Yayat Sudrajat
Baca juga: Hotman Paris Santai Lihat Razman Nasution Kini Dekat dengan Hercules: Salam ke Dia, Itu Bestie Saya
Nicho pun mengaku dididik oleh Hercules sebagai preman di sana.
Ia mengaku ikut dengan Hercules sejak tahun 1990-an.
"Jujur aja saya ini produk aslinya Bang Hercules di Tanah Abang, jadi dari Bang Hercules dapat jatah Rp 500 perak, saya udah nongkrong di sana," kata Nico dikutip di Youtube Nusantara TV, Kamis (8/5/2025).
Nicho menceritakan sekelumit kehidupannya bersama Hercules di sana.
Kaka Hercules, demikian dia dipanggil oleh Nicho, memegang sendiri kendali perjudian bola-bola setan.
"Kaka Hercules sendiri pegang bola-bola setan di bongkaran, judi. Jadi kita ada di seputaran itu," katanya.
Tak jarang, praktik perjudian yang mereka jaga diendus oleh aparat gabungan hingga bentrokan pun tak terelakkan.
"Seringkali kan ada operasi gabungan, operasi gabungan itu melibatkan garnisun, polisi, Pol PP semua gabungan."
"Jadi, dia datang ramai-ramai, tiba-tiba razia senjata tajam atau senjata api," ceritanya.
Nicho yang kerap terlibat bentrokan dengan aparat membuat dirinya disegani oleh teman-temannya di sana.
Sebab, ia selalu di garda terdepan melawan aparat acapkali terjadi bentrokan.
"Kadang-kadang temen-temen juga salah kalau melihat-lihat saya. Mereka kan biasa bilang saya berani, sebetulnya bukan berani."
"Saya itu pingin mati, tapi enggak jadi mati. Karena saya tidak mendapatkan kasih saya orang tua, jadi saat perang saya selalu di depan. Enggak mikir banyak, tetap maju."
"Ternyata enggak mati di tangan polisi, enggak mati di tangan preman, ya hidup sampai sekarang. Jadi, kita harus hidup bermanfaat buat orang-orang (sekarang)," ujarnya.
Divonis Mati
Nico menegaskan bahwa tidak semua organisasi masyarakat (ormas) merupakan preman.
"Seperti Bang Hercules dibilang preman, saya sendiri mantan preman juga."
"Saya tahu persis beliau, sudah mualaf, berangkatkan orang umroh, kalau preman mana mau berangkatkan orang umroh, tiga kali berturut-turut," tuturnya.
Sehingga menurut dia, Hercules sudah tidak lagi menjadi preman.
"Hercules mantan preman cocoknya, saya mantan preman juga," kata dia.
Sudah meninggalkan dunia hitam, Nico mengaku alasannya saat itu yakni karena vonis mati yang disampaikan oleh dokter kepadanya.
"Saya harus insaf, cukup lama jadi preman. Karena sakit, masuk rumah sakit divonis mati, tapi masih diberikan kesempatan hidup kedua, makanya di situ saya berhenti," ungkap Nico lagi.
Kurang Kasih Sayang
Nicho mengatakan penyebab dirinya terjerumus ke dalam jurang kejahatan kala itu karena kurangnya kasih sayang dari orang tuanya.
Ia mengaku berasal dari keluarga broken home.
"Saya berasal dari keluarga broken home, jadi bukan karena saya mau jadi preman. Bapak saya seorang lawyer, jadi kami ini karena kurang kasih sayang ortu akhirnya terjun ke dalam pergaulan bebas. Akhirnya gabung lah saya di Tanah Abang dengan Hercules," ceritanya.
Nicho merasa mendapatkan perhatian lebih dari kelompok preman di sana.
Ia melihat solidaritas antar anggota tinggi sekali bahwa mereka senasib sepenanggungan.
"Preman justru kalau dia sudah dekat dengan seseorang, jangankan bicara orang, nyawa pun dia bisa pertaruhkan tanpa harus dikasih uang."
"Dia bisa pertaruhkan nyawa dia, karena dia punya loyalitas itu luar biasa. Setia kawan," katanya.
Nicho mengaku telah insaf dengan masa lalunya yang kelam.
Titik balik hidupnya kala itu ketika ia divonis oleh dokter tak bisa selamat.
"Karena sakit aja, masuk rumah sakit divonis dokter mati tapi masih diberikan kesempatan. Dikasih kesempatan kedua. makanya saya insaf," ujarnya.
Menurutnya, munculnya preman yang merebak karena permasalahan 'perut'.
Rasa lapar yang menggigit-gigit perut membuat mereka berani terhadap siapa saja.
"Jadi, preman-preman ini yang di jalanan kalau ditanya, biasa panggil saya kakak Niko. 'Kakak, kalau orang lapar itu kakak, dia bisa nekat dari tentara sama polisi'. Itu yang bikin mereka berani," pungkasnya.
(Bangkapos.com/TribunnewsBogor.com/TribunJakarta.com)
Sosok Edi Dijuluki Penemu Sound Horeg, Ternyata Seorang DJ, Gayanya Viral Diparodikan Warganet |
![]() |
---|
Viral Lansia Ditemukan Tergeletak di Pinggir Jalan, Anak Ngaku Ogah Rawat Ibunya |
![]() |
---|
Awal Mula Rozi Lajang Pengangguran Tega Membunuh Siswi SD di OKI Sumsel: Aku Kepingin Bebini |
![]() |
---|
Rekam Jejak Elsye Hartuti, Camat di Sumsel Terjaring OTT Bersama 20 Kades, Jebolan STPDN |
![]() |
---|
VIRAL YouTuber Om Mobi Dipalak Tukang Parkir di BKB Palembang Saat Syuting, Jukir Langsung Ditangkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.