Berita Viral

Peternak Curhat Tekor Sapi Pesanan Prabowo Tiba-tiba Menggelepar, Keduluan Mati Sebelum Lunas

Sapi kurban seharga Rp125 juta itu tiba-tiba menggelepar dan akhirnya mati di kandangnya di Desa Kebun Sari, Polewali Mandar.

|
Editor: fitriadi
Kompas.com/Junaedi
SAPI PESANAN PRABOWO - Sapi berjenis Simental pesanan Presiden Prabowo Subianto untuk dikurbankan pada hari raya Idul Adha 1446 H ditemukan menggelepar dalam kandangnya di Desa Kebun Sari, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Kamis (16/5/2025). Sapi seharga Rp 125 juta itu akhirnya mati sebelum lunas dibayar pihak Istana. 

BANGKAPOS.COM - Dedi Irawan, peternak sapi dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tidak menyangka sapi kurban untuk Presiden RI Prabowo Subianto, mati mendadak.

Sapi jantan dengan bobot lebih dari 1 ton itu dibeli atas nama Prabowo untuk dikurbankan pada hari raya Idul Adha nanti.

Hewan kurban seharga Rp125 juta itu tiba-tiba menggelepar dan akhirnya mati di kandangnya di Desa Kebun Sari, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar pada Kamis (15/5/2025) pagi.

Padahal, Dedi telah menandatangani surat perjanjian jual beli resmi dengan pihak Istana di Mamuju, sehari sebelumnya.

Dedi mengaku sedih dan tak menyangka sapi berjenis Simental itu mati secara tiba-tiba.

Terlebih, beberapa jam sebelum kejadian, ia baru saja memandikan dan memberi pakan sapi tersebut sendiri.

Beruntung, penyembelihan dilakukan saat sapi masih bernyawa, sehingga dagingnya masih bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya untuk kurban.

Dedi Irawan mengungkapkan bahwa sapi masih sempat dimandikan dan diberi makan pada Kamis pagi sebelum akhirnya menunjukkan gejala lemas secara tiba-tiba sekitar pukul 09.00 WITA.

“Saya masih sempat memandikan tadi pagi dan kelihatannya sehat bugar, hanya saja beberapa jam kemudian tiba-tiba jatuh ambruk dan menggelepar di tempat. Karena khawatir mati saya terpaksa menyembelih di kandangnya,” tutur Dedi.

Sapi itu rencananya disumbangkan Prabowo untuk masyarakat Sulawesi Barat.

Sapi tersebut akan dikirim ke Mamuju, ibu kota Provinsi Sulbar, untuk disembelih dan dibagikan kepada masyarakat saat Idul Adha.

Mati Karena Diduga Keracunan

Dedi pun curhat soal penyebab kematian sapi yang diberi nama Turbo tersebut.

Dedi menduga sapi itu keracunan, karena pakan yang diberikan sama dengan sapi-sapi lain.

Menurutnya, pakan yang diberikan kepada Turbo sama dengan pakan sapi lain di kandang. Namun, hanya Turbo yang mendadak mati.

Ia menuturkan, sapi jantan dengan bobot lebih dari 1 ton itu sudah beberapa waktu dipersiapkan sebagai hewan kurban perwakilan dari Sulawesi Barat.

Bahkan, Dedi sempat mengikuti video konferensi bersama pihak Istana dan enam peternak lain, yang juga sapinya dibeli untuk kebutuhan kurban Presiden.

Dedi juga mengaku dirinya berencana mengembangkan usaha penggemukan sapi setelah ada penunjukan resmi dari Sekretariat Negara untuk membeli ternaknya.

Namun, kata dia, rencana tersebut kandas karena pembayaran dari pihak Istana tidak dapat dilanjutkan akibat kematian sapi sebelum hari kurban.

Impian Dedi Irawan, seorang peternak sapi dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat, untuk menambah modal usaha pupus sudah.

Dinas Peternakan Kabupaten Polewali Mandar saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan resmi dari tim dokter hewan untuk mengetahui penyebab pasti kematian sapi tersebut.

Pihak Dinas Peternakan Kabupaten Polewali Mandar belum dapat memastikan apakah kematian sapi disebabkan oleh penyakit mendadak atau keracunan, sebagaimana dugaan sementara.

Pemeriksaan laboratorium oleh tim dokter hewan masih berlangsung untuk mengidentifikasi penyebab kematian lebih lanjut.

Prabowo Pesan 4 Sapi Untuk Kurban Idul Adha

Prabowo memesan empat ekor sapi dari peternakan di Polewali Mandar untuk dikurbankan dalam hari raya Idul Adha tahun ini.

Adapun empat sapi tersebut memiliki harga yang bervariasi.

Sapi terberat dan termahal yaitu Turbo yang kini batal dibeli Prabowo karena mati. Sapi tersebut memiliki berat 1,1 ton dan berumur 5,5 tahun.

Turbo dihargai oleh pemiliknya yaitu Dedi Irawan seharga Rp123 juta.

Sementara, tiga sapi lainnya berada di kisaran harga Rp95 juta sesuai dengan berat masing-masing.

Sapi kedua bernama Rambo dengan jenis Simental dan memiliki berat 854 kg dan berumur empat tahun.

Sapi tersebut dimiliki oleh peternak di Polewali Mandar bernama Supranyoto.

Selanjutnya, ada sapi bernama Ciko yang berjenis Limosin dan memiliki berat 834 kg. Pemilik dari sapi tersebut adalah peternak bernama Ahmad.

Sementara sapi berasal dari Desa Campurjo bernama Gembul umur 5 tahun, jenis Simental dengan bobot 874 Kg milik peternak bernama Purwanto.

Sehingga jika ditotal, maka sekretariat presiden menyiapkan Rp408 juta untuk membeli keempat ekor sapi kurban tersebut.

Nantinya sapi kurban ini akan dikurbankan di sejumlah daerah di Sulawesi Barat.

"Harga empat sapi ini bervariasi berdasarkan bobotnya termahal itu kisaran. Rp123 juta, kalau yang tiga itu kisaran Rp 95 juta," ungkap Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Polman Samio kepada wartawan.

Dai mengungkapkan, empat sapi ini merupakan hasil survei lapangan setelah menerima arahan dari sekretariat presiden.

Empat sapi itu kata Samio akan dibayar langsung oleh utusan sekretariat presiden bertemu dengan peternaknya.

Samio menyebut kisaran harga sapi tersebut belum deal, namun dia memastikan patokan harganya Rp 123 juta dan Rp 95 juta

"Besok kita kunjungi sapi itu, kita juga mau melakukan pemeriksaan, nantinya akan ditinjau sekretariat presiden," katanya lagi.

Menurutnya empat sapi dari Kecamatan Wonomulyo terpilih sebagai hewan kurban presiden telah memenuhi syarat untuk diusulkan.

Belum lagi sapi tersebut merupakan hasil perawatan dari para peternak yang cukup terkenal di Wonomulyo.

Samio berharap empat sapi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi warga saat kurban nanti Idul Adha 1446 hijriah.

Untuk diketahui, Idul Adha tahun ini, Prabowo akan menyembelih tujuh hewan kurban di Sulbar.

Empat sapi berasal dari peternak asal Polewali Mandar dan tiga sapi berasal dari Mamuju, Pasangkayu dan Majene.

Rencananya, sapi kurban presiden ini akan didistribusikan ke setiap kabupaten di daerah ini untuk disembelih.

(TribunSumsel.com/Laily Fajrianty) (Tribunnews/Kompas.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved