Berita Pangkalpinang

Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan Babel Gelar Workshop Peta Jalan Pembangunan Kependudukan Provinsi

Peta jalan kependudukan ini merupakan pedoman bagi pemerintah untuk menyusun strategi pembangunan. 

Bangkapos.com/Rifqi Nugroho
WORKSHOP PETA JALAN KEPENDUDUKAN.- Suasana dalam agenda workshop Peta Jalan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 2025-2029, dalam Grand Design Pembangunan Kependudukan, yang di gelar Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Babel, pada Jumat (23/5/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melaksanakan agenda workshop Peta Jalan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 2025-2029 dalam Grand Design Pembangunan Kependudukan, Jumat (23/5/2025).

Agenda yang dihadiri oleh perwakilan instansi daerah tingkat Kabupaten dan Kota di Babel itu dihadiri langsung oleh Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN Indonesia Budi Setiyono selaku keynote speech.

Pada pemaparannya, Budi Setiyono menyebutkan peta jalan kependudukan ini merupakan pedoman bagi pemerintah untuk menyusun strategi pembangunan. 

Menurutnya, jika selama ini strategi pembangunan kurang memperhatikan faktor kependudukan, saat ini pihaknya akan menjadikan kependudukan salah satu subjek penting dalam menyusun strategi pembangunan.

Ia berpendapat, peta jalan kependudukan ini juga bertujuan untuk mengintegrasikan kebijakan kependudukan dalam perencanaan pembangunan.

"Pembangunan berbasis kependudukan yang berkelanjutan, makanya perlu adanya peta jalan kependudukan, kerangka GDPK sehingga daerah dalam menyusun strategi pembangunan itu juga melihat pertumbuhan penduduk, sehingga pembangunan bisa tepat," ujarnya.

Dikatakan Budi, peta jalan kependudukan ini memiliki banyak indikator yang menjadi perhatian, mulai dari pengendalian kualitas penduduk, pembangunan keluarga, sebaran dan mobilitas penduduk, dan lainnya. Sehingga nantinya dalam pertumbuhannya masyarakat bisa lebih sejahtera dan pembangunan dapat terlaksana.

"Misalkan di suatu daerah angka kelahiran 26 ribu kemudian di daerah itu hanya ada satu puskemas, dalam kurun waktu beberapa tahun ini harus dipikirkan pembangunannya, butuh puskesmas, sekolah, jika penduduknya bertambah tapi fasilitasnya tidak bertambah, akan terjadi ketidak seimbangan antara pelayanan dengan penduduk, demikian juga kesejahteraan," tuturnya.

Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Babel, Fazar Supriadi Sentosa menerangkan, usai pelaksanaan workshop Peta Jalan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga pihaknya akan melakukan penyusunan aksi nyata di setiap daerah.

"Sehingga nantinya grand design itu memang benar-benar nyata, artinya hanya dibuat dan tidak dipakai. Ini kan penting dalam penyusunan program pembangunan, sehingga pembangunan yang dilakukan bisa sesuai dengan permasalahan kependudukan yang ada," terangnya.

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

Sumber: bangkapos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved