Berita Viral

Kombes Richard Direktur Samapta Polda Sulteng Dicopot Seusai Lempar Telur ke Pelayan Warkop

Direktur Samapta Polda Sulteng, Kombes Richard, dicopot usai terlibat insiden dengan pegawai warkop.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: fitriadi
Tribun Gorontalo
KOMBES RICHARD DIGANTI - Kombes Pol Richard B Pakpahan, Direktur Samapta Polda Sulteng disorot usai diduga lempar telur ke pegawai warkop, kini ia telah dicopot dari jabatannya. 

BANGKAPOS.COM -- Direktur Samapta Polda Sulteng, Kombes Richard dicopot dari jabatannya seusai terlibat insiden dengan pelayan warkop di Kota Palu.

Kombes Richard melempar telur panas ke wajah pegawai warkop Roemah Balkot berinisial CV.

Tak hanya itu, Kombes Richard juga disebut-sebut melakukan pemukulan terhadap pegawai warkop tersebut.

Baca juga: Sosok Kombes Richard, Direktur di Polda Sulteng Bantah Lempar Telur ke Pegawai Warkop: Miskomunikasi

Peristiwa yang terjadi pada Sabtu, (14/6/2025) itu memicu kemarahan warga dan menimbulkan kegemparan di media sosial.

Kini Kombes Richard telah dicopot dari jabatannya sebagai Direktur Samapta Polda Sulteng.

Informasi tersebut berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/1442/VI/KEP/2025 tertanggal 24 Juni 2025.

Dalam telegram tersebut, Kombes Pol Richard B Pakpahan dimutasi menjadi perwira menengah (Pamen) di Polda Sulteng

Sementara itu, posisi Dirsamapta kini diisi oleh Kombes Pol Mikael P Sitanggang, yang sebelumnya menjabat Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Maluku Utara.

Kronologi Kejadian

Direktur Samapta Polda Sulteng itu diduga melempar telur setengah matang ke mata pegawai.

Menurut pengakuan CV, Kombes R memesan mi kuah dengan dua butir telur yang dicampur langsung ke dalam mangkuk. 

Namun, telur yang disajikan ternyata tidak sesuai dengan harapan sang pelanggan.

"Telurnya dimasak setengah matang, dan mungkin tidak sesuai dengan selera beliau. Tapi saya tidak menyangka reaksinya akan seperti itu," ujar CV.

CV menuturkan bahwa Kombes R langsung bereaksi dengan cara yang agresif.

Bukan hanya melontarkan protes, sang perwira diduga melemparkan telur panas tersebut ke wajah CV hingga mengenai area mata. 

Tak berhenti di situ, CV juga mengaku mendapat pukulan dari oknum polisi tersebut.

"Saya dilempari telur pesanannya yang setengah matang dan masih panas ke wajah saya dan mengenai mata," ujar CV kepada awak media. 

"Lalu saya dipukul di depan pelanggan lain."

Insiden tersebut tentu saja menimbulkan kepanikan dan kecemasan di antara para pengunjung warkop yang tengah menikmati waktu santai mereka.

Insiden ini membuat Kombes Richard masuk daftar hitam pelanggan warkop

Sebagai bentuk solidaritas terhadap karyawan dan sikap penolakan terhadap kekerasan, manajemen Roemah Balkot langsung mengambil tindakan tegas. 

Kombes R kini masuk daftar hitam pelanggan dan dilarang kembali ke tempat tersebut.

"Kami tidak mentoleransi tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, apalagi terhadap karyawan kami yang hanya menjalankan tugas," ujar salah satu perwakilan manajemen warkop.

Kombes Richard Membantah 

Mengutip Tribun Gorontalo, Kombes Richard membantah sejumlah tudingan yang mengarah padanya.

Menurutnya, kala itu dirinya menegur karyawan Warkop karena terlambat mengantarkan pesanan mie bercampur telur.

“Pesanan awal anak saya minta indo mie telur, kebetulan lagi demam suka makan Indo mie telur,"

"Namun pelayan Balkot hanya mienya yang diantar, jadi kami minta 10 menit telurnya diantarkan ke kami," ungkap Richard.

"Tapi sampai mie nya sudah mengembang telurnya tidak diantar-antar, maka saya masuk ke ruangan dapur meminta telur yang kami sudah pesan itu, bukan masuk memukul."

"Kalau saya memukul pasti sudah ramai dan viral, karena pengunjung pasti videokan,” tambahnya.

Richard juga tidak menyangkal adanya pelemparan telur ke kepala karyawan.

Namun ia mengaku sudah meminta maaf kepada pihak bersangkutan.

“Jadi saya tidak melemparkan telur itu ke wajah karyawan balkot itu tapi hanya ke kepalanya. Dan saya sudah minta maaf. Itu hanya miskomunikasi,” bebernya.

Kombes Richard juga dikabarkan telah mendatangi keluarga Clive.

Hal ini dibenarkan langsung oleh kakek Clive, Budi Dharmadi.

“Beliau sudah datang ke rumah minta maaf dan mereka sudah saling memaafkan dan damai," papar Budi.

Warga Kota Palu, termasuk pelanggan tetap warkop, menyuarakan keprihatinan mereka terhadap insiden ini. 

Banyak yang menyayangkan tindakan sang perwira yang dianggap tidak mencerminkan etika seorang aparat penegak hukum.

"Kejadian ini menyedihkan. Seharusnya seorang Kombes bisa memberi contoh baik, bukan malah bertindak kasar hanya karena makanan tidak sesuai pesanan," ujar Arif, seorang pelanggan yang berada di lokasi saat kejadian.

(Bangkapos.com/Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved