Cerita Kerabat La Noti yang Ditelan Ular Piton di Buton Selatan, Tubuh Utuh saat Perut Ular Dibelah
Tubuh kakek bernama La Noti (63), warga Kelurahan Majapahit, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan masih utuh seusai ditelan seekor ular piton.
BANGKAPOS.COM - Tubuh kakek bernama La Noti (63), warga Kelurahan Majapahit, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan tampak masih utuh seusai ditelan seekor ular piton sepanjang 8 meter pada Sabtu (5/7/2025) sore.
Berawal dari keponakannya yang cemas lantas mencari di kebun. Kakek Noti terakhir kali pamit kepada keponakannya untuk pergi ke kebun.
Namun, Kakek Noti itu tidak kunjung ditemukan. Hanya sepeda motor miliknya ditemukan dan terparkir di pinggir jalan.
Pada Sabtu (5/7/2025) sore, puluhan warga mencari Kakek Noti. Mereka menyisir kebun dari ujung ke ujung.
Semak-semak diperiksa. Kebun tetangga juga dijelajahi. Mereka khawatir korban sakit dan pingsan.
Dirman (44), kerabat korban, juga Babinsa Kelurahan Majapahit, menceritakan, setelah mencari di banyak lokasi, korban tidak kunjung ditemukan.
Hingga akhirnya, seorang warga berteriak karena hampir menginjak sesuatu. Saat didekati, warga menemukan seekor ular piton sepanjang 8 meter.
Perut ular buncit, tanda baru menelan mangsa. Mereka curiga dalam perut ular tersebut bukan hewan ternak.
"Lihat sekilas saya sudah curiga di dalam perut sepertinya bukan hewan ternak," kata Dirman dihubungi dari Kendari, Minggu (6/7/2025) pagi.
Beramai-ramai, warga menarik ular. Ular itu pun dibunuh dan mati. Seorang warga lalu membelah perut ular tersebut. Setelah kulit ular tersibak, sesosok jenazah tampak menghitam.
La Noti yang hilang ditemukan. Pakaiannya masih utuh. Jas hujan juga yang membungkus tubuhnya.
Menurut Dirman, La Noti hilang sejak Jumat (4/7/2025). Saat itu, korban diketahui menuju kebun sejak pagi hari.
Ia juga ingin memberi makan ternak ayamnya di kebun yang berjarak 1 kilometer dari kediamannya.
Seorang tetangganya yang akan mengadakan pesta pernikahan juga memesan dua ayam kepada La Noti.
Namun, ia tidak kunjung pulang. Keluarga yang mencari hanya menemukan sepeda motor korban terparkir di dekat kebun. Bahkan, hingga Sabtu (5/7/2025) pagi, korban tidak juga pulang.
Kejadian ini, tutur Dirman, membuat warga kaget. Selama ini, serangan ular hanya terjadi pada hewan ternak.
Belum pernah ada kejadian serangan ular yang membuat warga tewas. Oleh karena itu, ia berharap semua warga waspada. Terlebih lagi, di musim hujan seperti sekarang, ular aktif keluar mencari makan.
Kepala Bidang Kedaduratan dan Logistik BPBD Buton Selatan La Ode Risawal menyampaikan, La Noti sehari-hari berkebun. Namun, naas saat berkunjung ke kebunnya ia menjadi korban serangan ular hingga tewas.
Kasus serangan ular hinga tewas, ia melanjutkan, memang baru pertama terjadi di wilayah ini. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, ular piton sering kali muncul di kebun warga hingga permukiman.
"Beberapa bulan terakhir sudah ada sepuluh kali kemunculan ular di kebun atau perkampungan. Ada juga kasus ternak warga yang hilang atau dimakan,'' katanya.
Tiga tahun terakhir, kasus serangan ular di Sulawesi Tenggara terus meningkat. Pada 2023, seorang petani tewas dililit ular piton di Konawe Selatan.
Kemunculan ular di kawasan permukiman juga terus terjadi. Setahun setelah itu, seorang warga terluka dililit piton.
Beruntung warga yang lain menemukan dan menyelamatkan korban. Kasus serangan ular dan penemuan ular berukuran besar bermunculan.
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra La Ode Kaida mengungkapkan, serangan ular ke ternak hingga warga mengindikasikan sejumlah hal, mulai dari ruang gerak yang terganggu hingga mangsa yang kian berkurang. Sebab, ular, utamanya jenis piton, keluar dari sarang biasanya hanya untuk mencari makan.
Saat proses perburuan mencari makan, tambah Kaida, ular akan menyerang apa saja yang ditemukan. Dalam kasus kali ini, warga menjadi korban serangan hingga tewas.
"Lokasi itu di luar wilayah konservasi kami. Namun, kalau kejadian terus berulang, bisa saja mangsa alami ular mulai berkurang dan terjadinya pembukaan kawasan yang mengganggu ruang jelajah ular tersebut," katanya.
Terlebih lagi, beberapa bulan terakhir juga terjadi kematian babi hutan dalam satu waktu. Kondisi ini bisa menjadi pemicu kian berkurangnya mangsa alami ular di hutan. Tidak hanya itu, pergantian musim juga membuat ular keluar dari sarang dan mencari mangsa.
Oleh karena itu, ia berharap warga waspada dalam beraktivitas sehari-hari. Ia mengingatkan agar warga tidak berkebun atau masuk ke hutan seorang diri. Sebab, serangan ular sangat cepat dan membutuhkan pertolongan dalam waktu singkat.
Sebelumnya, La Noti dilaporkan hilang usai pergi ke kebun pada Jumat (4/7/2025) pagi dan tak kunjung kembali. Pihak keluarga yang khawatir langsung menghubungi aparat dan warga untuk melakukan pencarian.
"Kami menerima laporan dari masyarakat bahwa seorang warga telah hilang sejak kemarin pagi, keluar dari rumah mengatakan korban yang bersangkutan menuju areal kebun namun belum kembali," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Buton Selatan, La Ode Risawal, Minggu (6/7/2025).
Karena tak kunjung kembali, pihak keluarga dan warga setempat memulai pencarian secara mandiri.
Di tengah upaya itu, warga mendapati seekor ular piton dengan perut membesar di sekitar lahan pertanian atau sekitar 500 meter dari pemukiman.
Ular tersebut tampak tidak banyak bergerak dan perutnya menggembung besar, membuat warga curiga.
Curiga dengan kondisi tersebut, ular itu kemudian diamankan dan dibawa menuju Jalan Usaha Tani di dekat perkampungan.
Sekitar sembilan orang dewasa bersama-sama mengangkat reptil besar itu.
"Sementara kami menyusun langkah, tiba-tiba datang informasi bahwa korban telah ditemukan warga Kelurahan Majapahit," lanjut La Ode Risawal.
Sekitar sembilan orang dewasa kemudian bersama-sama mengangkat ular itu ke tepi jalan dekat permukiman. Ketika bagian perut ular diraba, warga menduga kuat ada tubuh manusia di dalamnya.
Seorang anggota keluarga korban yang hadir di lokasi pun menangis histeris dan tampak syok.
Setelah dibelah, warga menemukan tubuh La Noti dalam kondisi utuh namun telah tidak bernyawa.
Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dimakamkan secara layak. Kasus ini menambah panjang daftar kemunculan ular piton besar di Buton Selatan.
Di wilayah Buton Selatan sendiri, kemunculan ular piton besar bukanlah hal baru. Ini menjadi kali keempat ular berukuran sekitar 8 meter terlihat di sekitar area pemukiman dalam beberapa tahun terakhir.
Fenomena ini memicu kekhawatiran dan mendorong pihak berwenang untuk memperingatkan warga agar lebih waspada.
Jangan Pergi ke Kebun Sendiri
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Baubau BKSDA Sulawesi Tenggara, La Ode Kaida, mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas ke kebun atau hutan seorang diri.
Langkah ini sebagai bentuk antisipasi dari serangan satwa liar, terutama ular piton yang akhir-akhir ini sering muncul.
"Kalau mau ke kebun atau masuk hutan jangan sendiri dan waspada, harus dua orang atau lebih, jangan sendirian, minimal bawa teman kemudian bawa pengaman seperti parang," katanya, Senin (7/7/2025).
Ia juga menambahkan, pemilik ternak yang memelihara hewan di kebun disarankan membuat sistem perlindungan untuk mencegah masuknya satwa liar seperti ular piton.
"Perilaku satwa ini mencari makan, ini sifat alaminya, bergerak dari satu tempat ke tempat lain mencari makan dan menjadi daerah teritorialnya," jelasnya.
Menurut La Ode Kaida, kemunculan ular-ular ini bisa terjadi karena dua hal yakni musim kawin dan perubahan iklim dari musim hujan ke kemarau yang membuat habitat mereka bergeser.
Dalam waktu dekat, pihak BKSDA berencana memasang papan peringatan di area-area yang rawan untuk meningkatkan kesadaran warga.
"Terutama di Buton Selatan, (saat ini) kami masih menunggu arahan dari pimpinan juga," katanya. (Kompas.com)
Sosok Abdul Azis Bupati Koltim yang Ditangkap KPK, Eks Anggota Polri dan Ajudan Gubernur Sultra |
![]() |
---|
Breaking News: Siapa Bupati di Sulawesi Tenggara Terjaring OTT KPK? |
![]() |
---|
Kisah Menantu Bertaruh Nyawa Melahirkan Malah Dimaki Ibu Mertua, Tak Apa Mati Asal Cucu Selamat |
![]() |
---|
PILU! Ular Piton Sepanjang 8 Meter Telan Seorang Kakek di Buton Selatan Sulawesi Tenggara |
![]() |
---|
Kombes Richard Pakpahan Ngamuk Usai Pesan Indomie, Bantah Lempar Telur Kena Wajah :Cuma Kena Kepala! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.