Diplomat Kemlu Tewas di Menteng

Beda Pendapat Dua Kriminolog UI Soal Tewasnya Diplomat Arya Daru: Bunuh Diri Atau Dibunuh?

Terkini dua kriminolog UI menyampaikan pendapat dan analisa yang berbeda terkait apakah Arya Daru tewas karena bunuh diri atau dibunuh

ig/ddaru_chee
INDEKOS DIPLOMAT KEMLU - Diplomat dan Staf di Kementerian Luar Negeri RI Arya Daru Pangayunan semasa hidup dan potret indekos almarhum di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. 

BANGKAPOS.COM -- Kematian diplomat muda Arya Daru masih menjadi misteri yang menyisakan banyak tanda tanya.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari aparat mengenai penyebab pasti kematian alumnus Hubungan Internasional UGM itu.

Publik pun terbelah. Sebagian menduga Arya menjadi korban pembunuhan, sementara yang lain menilai kemungkinan bunuh diri juga terbuka lebar.

Baca juga: Chat Terakhir Diplomat Arya Daru Sebelum Ditemukan Tewas, Jam 9 Malam Masih Belanja Baju di Mall

Di tengah spekulasi itu, dua kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) yakni Haniva Hasna dan Adrianus Meliala menyampaikan pendapat yang justru berseberangan.

Seperti apa analisa keduanya?

Haniva Hasna: “Ini Diduga Pembunuhan, Bukan Bunuh Diri”

Kriminolog UI, Haniva Hasna, menyampaikan analisa yang cukup tegas. Ia menduga kematian Arya Daru merupakan pembunuhan yang disamarkan seolah-olah korban mengakhiri hidupnya sendiri.

“Sangat memungkinkan bahwa ini adalah kasus pembunuhan, karena kita perlu melihat ya seberapa ketat dia melilitkan lakban ini, diawali dari mana dulu, apakah dari kening, dari leher, atau dagu,” ujar Haniva, dikutip dari Metro TV News, Kamis (10/7/2025).

Haniva menekankan bahwa penggunaan lakban bukan metode umum dalam kasus bunuh diri, karena prosesnya yang menyakitkan dan membutuhkan waktu.

Baca juga: Irjen Purn Anton Charliyan Kaitkan Tewasnya Arya Daru dengan Kasus Subang:Dalami Keterangan Istrinya

Ia menilai, umumnya pelaku bunuh diri cenderung memilih cara yang cepat dan minim rasa sakit.

“Sementara kalau lakban, dia harus menggunakan peralatan yang lebih lama dia kehilangan nyawanya dan membutuhkan keterampilan khusus.”

Menurut Haniva, ada dua kemungkinan yang bisa menjelaskan kejadian tersebut: lakban digunakan untuk membungkam korban agar tidak berteriak, atau korban sudah dibunuh terlebih dahulu dan kondisi di lokasi sengaja dibuat menyerupai bunuh diri.

“Kasus ini sangat kompleks. Kalau benar dibunuh, pelaku sudah mempersiapkan semuanya dengan rapi dan memperhitungkan banyak hal,” tegasnya.

Sementara bagimana pendapat Adrianus Meilala?

Adrianus Meliala: “Ini Bisa Saja Bunuh Diri yang Direncanakan dengan Obat dan Lakban”

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved